NovelToon NovelToon
Suami Lumpuh Ternyata Sultan

Suami Lumpuh Ternyata Sultan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Percintaan Konglomerat / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Terpaksa Menikahi Suami Cacat / Pelakor jahat
Popularitas:344.4k
Nilai: 4.5
Nama Author: Ristha Aristha

Mentari dijodohkan oleh ayahnya dengan pria lumpuh. ia terpaksa menerimanya karena ekonomi keluarga dan bakti dia kepada orangtuanya.
apa yang terjadi setelah mentari menikah?
apa akan tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya?
apakah mentari bahagia? atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ristha Aristha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melihat Rumah Baru

...Rumah Mentari...

Mentari dan kedua orangtuanya kaget saat mengetahui ada Narti dan Gendis berada di rumah barunya Mentari.

"Kalian, mau ngapain datang kemari?" tanya Narti, gegas menghampiri mereka bertiga.

"Palingan Mentari mau datang melamar sebagai pembantu dirumah ini, Bu. Karena sekarangkan Mentari harus kerja extra keras untuk menghidupi suaminya yang lumpuh itu!" ucap Gendis menghina ya.

Perkataan mereka membuat darah Mentari mendidih, jika bertemu manusi julid ini. Bagaimana tidak emosi, jika bertemu mereka yang ia dapat pasti adalah sebuah penghinaan. Mungkin mulut mereka gatal jika sehari saja tidak menghina orang lain.

"Benar apa yang di katakan Gendis? Kalian datang kemari untuk melamar jadi pembantu?" cecar Narti dengan sisi bibir atasnya sedikit naik.

"Tapi pemilik rumah ini belum datang, coba kamu melamar kerja sama yang lain. Atau kamu mau jadi pembantu di rumah saja. Nanti Bulek akan bayar tujuh ratus ribu perbulan, itung-itung membantu kamu agar bisa menafkahi suamimu sang lumpuh", sambung Narti dengan congkak.

"Jaga ucapanmu, Narti! Kata-katamu sudah sangat keterlaluan!" Bagas membentak adiknya .

Mereka sudah sangat keterlaluan. Mereka mengira ia akan bekerja sebagai pembantu dirumahnya sendiri.

Mentari datang kesana mengajak kedua orangtuanya untuk melihat rumah yang di telah di hadiahkan oleh suaminya.

Dita menyuruh Mentari datang kerumah itu, untuk mengecek apakah pekerjaan disana berjalan dengan lancar. Karena rumah itu sudah mulai diisi dengan berbagai furniture dan beberapa elektronik.

Rumah mewah yang di berikan oleh suaminya itu, bersebelahan dengan rumah Buleknya yang tukang nyinyir itu.

Akan tetapi Mentari tidak menyangka akan bertemu dengan Narti dan Gendis. Entah kenapa keduanya bisa datang, atau mereka hanya ingin tahu siapa pemilik rumah ini. Mentari sudah hafal dengan sifat saudara dari ayahnya itu, yang selalu kepo dengan urusan orang lain.

"Kamu gak perlu bentak-bentak aku, Mas! Apa yang aku katakan memang benar, kamu hanya mengantarkan mentari untuk datang kemari untuk bekerja. Gak perlu ditutupi lagi, kami semua sudah tahu jika mahar yang di terima Mentari itu hanya milik kakaknya pak Beni. Karena orangtua suaminya Mentari bekerja sebagai pembantu di sana". Cicit Narti.

"Hanya karena ingin mendapatkan pujian, keluarga suamimu rela mengemis pada Kakaknya Pak Beni untuk meminjamkan uang dan mobil. Karena semua yang ia berikan, nanti akan di minta lagi kan?" timpal Gendis.

"Apa yang kamu katakan, Gendis? Apakah kebencian sudah menguasai hatimu? sehingga kalian selalu berfikiran buruk pada orang lain. Aku tidak pernah meminta kepada kalian untuk percaya, karena jika kalian mengetahui fakta sebenarnya pun, tidak akan pernah mempercayainya!" Mentari merasa jengah.

Narti dan Gendis saling pandang.

"Halah! Kamu bicara apa, fakta apa yang kamu maksud? Sampai kapanpun, kami tidak akan mempercayai seserahan yang di berikan oleh suamimu itu. Sebegitu nya pengen terlihat kaya sampai melakukan kebohongan. Semua warga desa ini juga tahu, kalau seserahan yang kamu terima itu tipu-tipu!" Narti masih terus menyudutkan Mentari sebagai pembohong.

"Terserah Bulek, mau bicara apa. Yah, Bu, ayo kita masuk melihat rumah ini". Ajak Mentari.

Laras mengangguk dan mengikuti apa yang dikatakan oleh Putrinya. Ia juga tidak mau berdebat dengan Narti yang membuat kepala jadi pusing dan juga membuang-buang waktu saja.

Mentari langsung menggandeng tangan kedua orangtuanya. Bagas yang tadinya ingin bicara, mengurungkan niatnya. Ia juga tidak mau meladeni omongannya Narti.

"Diajak ngomong malah melengos, sombong sekali! orang miskin ini mau kemana kalian, jangan asal masuk rumah orang!" teriak Narti yang kepanasan karena di acuhkan.

"mau lihat rumah baru yang diberikan oleh suamiku!" sahut Mentari.

Narti dan Gendis langsung tertawa dengan keras, saat Mentari bilang jika rumah mewah itu adalah hadiah dari suaminya.

"Mimpi kamu, mana mungkin ini rumahmu!" kekeh Gendis.

"Kamu ingatkan mahar yang di berikan oleh suamiku, salah satunya rumah. Ini adalah rumahnya!" ucap Mentari.

Mentari sengaja berkata seperti itu, agar dua manusia di hadapannya itu hatinya semakin kepanasan.

Jantung Gendis semakin berdebar. Ia bertanya dalam hatinya, ucapan Mentari apakah benar? Namum, ia tak ingin mempercayainya begitu saja.

"Tidak mungkin, omong kosong apa ini! Sudahlah, Dis. Kamu tidak usah percaya sama dia", ucap Narti.

"Haha... Kamu iri, kan?" ucap Mentari menaikkan sebelah alisnya.

Lucu juga, memperhatikan ibu dan anak itu semakin iri dan dengki terhadapnya.

"Hahaha... Aku iri sama kamu? tidak mungkinlah, Mentari!" ujar Gendis, meskipun sudah terlihat jelas dari raut wajahnya yang menunjukkan keresahan dihatinya.

Amanda tersenyum saja, membuat ibu dan anak itu semakin tambah kesal.

"Dalam waktu dekat kita segera menempati rumah ini. Ayah dan ibu harus melihat kedalam dan memilih kamar sendiri untuk di tempati nantinya." Ujar mentari yang meminta Ayah dan ibunya untuk memilih kamar.

Mentari sengaja berbicara dengan suara yang cukup keras. Sehingga membuat Narti dan Gendis tidak ingin beranjak dari tempat mereka berdiri saat ini.

"Ini pasti hanya omong kosong! Dis, ayo kita pulang!" ajak Narti.

"Iya Bu, mereka pasti sengaja memanas-manasi kita. Aku tidak akan percaya dengan ucapan Mentari". Ujar Mentari.

"Sama, ibu juga tidak percaya. Sudah jelas mereka akan jadi babu di rumah itu. kalau tidur itu jangan terlalu miring, mimpi kalian itu terlalu tinggi. Berharap jadi majikan? Cuihhh... muka kalian itu mukanya orang susah, jadi kalian tidak pantas jadi orang kaya!" pekik Narti yang sudah tidak bisa mengendalikan sikapnya.

Mulutnya begitu ringan ketika mengatakan hal buruk kepada saudara kandungnya.

"Astaghfirullah Narti, kenapa mulutnya sangat kejam sekali, jika menghina keluarga kita?", Bagas mengelus dada.

Entah sampai kapan saudaranya itu berubah menjadi lebih baik.

"Iya Yah, adikmu itu sudah sangat keterlaluan. Rasanya memang kita harus berpura-pura tuli saat mendengar ucapannya, karena perkataannya itu nyelekit di hati!" ucap Laras.

"Biarkan saja Yah, Bu. Bulek Narti itu dirinya sedang kepanasan, dirinya merasa iri, dan San Denial!" ucap Mentari terkekeh.

"Apa itu artinya, Nduk?" tanya Laras.

"Artinya itu menyangkal atau menolak fakta yang sudah terpampang nyata di depan mata", jawab Mentari.

"Oh...", ucap keduanya.

...****************...

Mentari mengambil foto dirinya dengan ponselnya di ruang tamu yang luas di rumah barunya. Disain dan interior rumahnya terlihat estetik.

Karena beberapa bulan yang lalu Dita sudah menyewa jasa disain interior.

Tak lupa Mentari memposting fotonya di sosial media miliknya. Ia tahu jika perbuatannya itu akan mengundang banyak komentar, baik itu komentar bahagia atau mencibirnya.

Mentari tak mau ambil pusing. Sesekali ia harus memperlihatkan kebahagiaan di sosial media. Agar orang-orang yang menghinanya berhenti menghujat.

Walaupun saat ini Dita belum mengungkap identitasnya dan putranya yang seorang konglomerat. Dita akan mengungkap semuanya dan putranya sebagai pewaris tunggal di acara resepsi pernikahan Mentari dan putranya nanti.

...****************...

1
anita
gendis ini somplah kyaknya
Les Tary
bawaannya curiga aja tuh Gendhis sm mentari
Reni Anjarwani
doubel up thor
Dimas Satria Wahyu Nugroho
pede banget si Gendhis,,,,emangnya Dirga mau?
Kasih Bonda
next thor semangat
Sri Minggat
bagus cetitany menarik
SAE wife~🥰🥰
lah sakit jiwa si gendis
Nani Rodiah
Dah sm Bella aja Mas Reza
Mamahnya Sultan
kayak nya Reza jodoh nya bella deh
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Sunaryati
Lanjuut
Kasih Bonda
next thor semangat
Khairunnisa Hassan
lanjut thor semangat
Jodi Novianti
Luar biasa
Jodi Novianti
Lumayan
LuckyOne
pak bagas jadi seorang kakak tapi tidak tegas sama adik2nya malah mengorbankan keluarganya sendiri, bukannya baik hati tapi malah buta hati
Isabela Devi
ada aja ibu Narti.
lanjut thor
LuckyOne
gendis bnr2 mulai sadar??? ruarrrr bhiasaa bagus lah itu..
ines bukan rasa cinta itu..
Sondry Kaday
Kecewa
Isabela Devi
suaminya jg ga tegas sih jd Bu Narti jd semena mena terhadap suami
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!