Emanuel Abraham Lincoln seorang pria dewasa yang berumur 28 tahun merupakan CEO Dari perusahaan Besar yang bernama E,A Company
Emmanuel Merupakan suami dari seorang wanita cantik yang bernama Rossa, mereka sudah lama menikah dan di karuniai seorang
putra Yang Kini Berusia 2 tahun, putra mereka Di beri nama Kenzie Junior Abraham Lincoln.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Malam
"Di mana Silvia, Mi?" tanya Emmanuel ketika mendapati Nyonya Lenny yang sedang duduk bersama Tuan Charles di ruang keluarga.
"Ada di lantai atas. Lagi nidurin Kenzie," jawab Nyonya Lenny.
"Kamu datang-datang langsung menanyakan keberadaan Silvia. Secinta itu kamu sama gadis itu?" tanya Tuan Charles menatap sang putra dengan tatapan yang sangat intens.
Emmanuel pun langsung mengangguk tanpa ragu. "Aku memang mencintainya, Pi," jawabnya.
"Baguslah kalau begitu. Papi sangat mendukungmu berhubungan dengan Silvia. Papi bisa melihat Silvia begitu menyayangi Kenzie seperti anak kandungnya sendiri. Berbeda dengan mantan istrimu itu yang tega menelantarkan Kenzie hanya karena laki-laki lain," ujar Tuan Charles yang membuat Emmanuel langsung tersenyum.
"Lupakan saja wanita itu, Pi. Aku ingin berfokus pada Silvia saat ini," ucap Emmanuel.
Tuan Charles dan Nyonya Lenny pun langsung tertawa saat mendengarnya.
_________________________
Emmanuel membuka pintu kamar Kenzie. Bersamaan dengan itu pandangan Emmanuel langsung tertuju pada Silvia yang sedang duduk melamun di tepi kasur. Kenzie? Anak itu sudah tertidur dengan pulas. Tanpa banyak berfikir, pria itu segera mendekati Silvia.
"Kenapa kau melamun? Apa yang kau pikirkan?" tanya Emmanuel yang membuat Silvia terkejut. Dengan segera Naura menghapus air matanya yang sempat keluar membasahi pipinya.
"Kau menangis?!" pekik Emmanuel yang langsung terkejut ketika menyadari Silvia menangis.
"Aku tidak menangis," jawab Silvia seraya memalingkan wajahnya ke sisi lain.
"Jangan berbohong. Kedua matamu sampai memerah!" sungut Emmanuel sembari mengangkat dagu Silvia sehingga tatapan mereka langsung bertemu.
"Kenapa kau menangis?" tanya Emmanuel khawatir seraya menatap wajah Silvia dengan tatapan intens.
"A--Aku tidak apa-apa," jawab Silvia tak ingin mengungkit alasan mengapa ia bisa menangis. "Aku hanya rindu pada ibuku yang ada di desa, Tuan. Tuan tidak perlu khawatir," ujar Silvia.
Emmanuel yang mendengar itu lantas bernafas dengan sangat lega. "Kau membuatku khawatir, Sayang," lirih Emmanuel yang langsung menarik Silvia ke dalam pelukannya. "Jika kau bersedih katakanlah padaku. Aku tidak ingin kau larut dalam kesedihan terlalu lama."
Silvia pun hanya terdiam tanpa membalas pelukan Emmanuel.
_________________________
"Kita mau ke mana, Tuan?" tanya Silvia yang heran ketika Emmanuel menariknya keluar dari kamar Kenzie.
"Aku ingin mengajakmu makan malam di luar," jawab Emmanuel yang terus melangkah menuruni tangga sembari menggenggam erat tangan Silvia.
"Tapi Kenzie ...."
"Kenzie sedang tidur, Sayang. Jangan pikirkan anak itu. Jika dia terbangun maka ada Mami yang akan segera menenangkannya," ujar Emmanuel yang membuat Silvia hanya bisa pasrah.
__________________________
Di sebuah Caffe bintang lima.
"Ayo masuk," titah Emmanuel seraya menarik tangan Silvia untuk masuk ke dalam Caffe tersebut.
Silvia menatap sekeliling ruangan itu dengan heran. "Kenapa sunyi sekali?" tanya Silvia merasa heran karena di caffe tersebut tidak ada mengunjung sama sekali selain mereka berdua.
"Aku sengaja menyewa caffe ini khusus untuk kita berdua malam ini," jawab Emmanuel yang membuat mata Silvia langsung melotot.
"Ya ampun, Tuan. Sekedar makan malam saja Tuan sampai rela menyewa Caffe ini! Pasti biayanya sangat mahal!" sungut Silvia.
"Menyewa caffe dalam satu malam tidak akan membuat uangku habis, Sayang," ujar Emmanuel. Emmanuel pun menarik salah satu bangku yang ada di sana lalu mempersilahkan Silvia untuk duduk.
"Terimakasih, Tuan," ucap Silvia segera duduk.
"Kamu ingin makan apa?" tanya Emmanuel sembari duduk di hadapan Silvia. Pria itu memberikan buku menu pada i yang langsung dibaca oleh Silvia.
'Ya ampun ... semua harga makanan yang ada di sini sangat-sangat mahal. Aku sampai bingung harus memilih makanan apa,' gumam Silvia dalam hatinya merasa sangat terkejut ketika membaca isi buku menu yang harganya lumayan menguras dompet.
"Kamu mau makan apa, Sayang?" tanya Emmanuel kembali yang membuat Silvia tersentak.
"Ini saja," jawab Silvia yang pada akhirnya memilih makanan yang lebih murah.
Emmanuel pun langsung bertepuk tangan tiga kali. Sedetik kemudian salah satu pelayan langsung datang menghampiri mereka.
"Saya ingin makanan ini dan ini," ujar Emmanuel sembari menunjukan pilihan menunya pada sang pelayan tersebut.
Pelayan itu pun mengangguk paham dan segera pergi dari sana untuk menyiapkan pesanan Emmanuel.