Mengkisahkan seorang wanita yang menikah dengan seorang laki-laki buta karena perjodohan, ia harus menjalani hidup berumah tangga dengan laki-laki buta yang tempramen dan menyebalkan bagi nya.
penilaian laki-laki itu tentang diri nya yang di anggap hanya menginginkan harta nya, membuat ia berkomitmen membuktikan kalau ia gadis baik-baik.
Akan kah ia bisa menaklukan hati laki-laki itu?. Yuk Simak cerita nya. semoga suka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 29
Di kamar.
Naira berbaring Membelakangi Bagas. Bagas yang mengira Naira masih memikirkan Elang pun tak perduli pada nya, Ia pun sama membelakangi Naira.
"Aku marah pada nya, apa dia tak mengerti?, kenapa dia tidak berusaha membujuk ku?." Gumam Naira.
"Uh astaga Naira, segitu nya kau mengharapkan laki-laki itu mengkhawatirkan mu, dia bahkan mengabaikan mu, mungkin dia senang kau tidak bicara dengan nya."Gerutu Naira di dalam hati nya.
Naira kini memikirkan kenapa kini ia begitu menginginkan Bagas melihat diri nya, melihat ketulusan nya dan sayang nya pada Bagas. sementara laki-laki tidak menampak sedikit pun rasa ketertarikan sama sekali pada nya.
•••
Keesokan hari nya.
Bahas terbangun dan Naira sudah tidak ada di sebelah nya, ia pun duduk dan melihat Naira keluar dari kamar mandi, ia masih sama seolah tidak melihat Naira.
Naira keluar dari kamar mandi dan tampak murung, tidak seperti biasa nya, Naira yang penuh semangat dan senyum.
Bagas lalu ke kamar mandi untuk bersiap ke kantor, Saat ia keluar kamar mandi, ia melihat Naira sudah rapi dan tampak cantik pagi ini. Bagas melihat dari pantulan cermin Naira yang tengah berdandan.
"Mas, Baju mu sudah aku siapkan di atas tempat tidur." Ucap Naira.
Bagas tak menyahuti nya, Dan membuka lemari untuk mengambil pakaian nya.
"Masih saja keras kepala, terserah saja kalau tidak mau pakai." Ucap Naira dan berjalan keluar dari kamar meninggalkan Bagas dengan kesal.
Bagas dengan kesal, melempar kan pakaian yang baru saja ia pegang ke lantai dengan geram.
Pak Anwar dan Bu Citra telah pamit pulang kemarin malam setelah acara, karena tak ingin terlalu menganggu privasi anak dan menantu nya. terlebih melihat hubungan Bagas dan Naira yang sudah ada kemajuan membuat mereka sudah lebih tenang.
Meja makan pun kembali tidak ada orang, hanya ada Bagas dan Naira yang duduk saling berhadapan tapi tidak saling bicara, Naira benar-benar kesal pada Bagas, ia memilih untuk mendiami Bagas, agar ia tak berkata-kata yang menyakitkan dan membuat hubungan dia dan Bagas semakin buruk.
"Selamat pagi Nona, Bos." Sapa Sekertaris Ken.
Naira mengacuhkan nya, Ia juga kesal pada Sekertaris Ken, karena seminggu ini tidak mengabari nya sama sekali saat berada di luar kota.
"Nona, anda mau berangkat bersama Tuan Bagas?." Tanya Sekertaris Ken saat Kedua nya akan berangkat.
"Tidak perlu, terima kasih." Ucap Naira datar dan berjalan masuk ke dalam mobil nya.
Naira duduk di dalam mobil, menatap Bagas yang juga masuk ke dalam mobil tanpa menghiraukan nya, ia pun memutar kunci menyala kan mobil nya, lalu menjalan kan mobil nya lebih dulu meninggalkan rumah.
"Menurut mu Dia marah pada ku?." Tanya Bagas.
"Seperti nya dengan saya juga Tuan."Jawab Sekertaris Ken.
Bagas tersenyum tak mengerti.
"Apa semua wanita seperti itu, marah pada 1 orang dan bisa menular kemana-mana." Ujar Bagas, menyandarkan tubuh nya di sandaran kursi.
Ken tak menjawab Bagas, ia menjalankan mobil nya menuju ke kantor.
Naira menuju ke toko nya sembari memijit-mijit kepala nya dengan sebelah tangan nya, ia bingung harus bagaimana. Ia sudah berusaha memberikan yang terbaik pada Bagas dan mengira Bagas masih sama saja acuh pada nya, tanpa ia sadari kalau Bagas kini telah menerima nya sebagai Teman baru di hidup nya.
bukan pak Cipto