Seorang gadis bernama Zalina Galdisty yang baru berusia 19 tahun harus rela menikah dengan seorang pria yang berumur 38 tahun bernama Brahmantio Nugroho untuk menggantikan sang mamah yang bernama Zoana Clarisa(38tahun) yang kabur dihari pernikahannya dengan Brahmantio.
Brahmantio yang merasa dikhianati oleh sang kekasih pun akhirnya melampiaskan semua amarahnya kepada anak dari Zoana yang kini telah resmi menjadi istri sahnya.
Akankah kesabaran dan ketabahan Zalina mampu meluluhkan hati Brahmantio dan membuat Brahmantio menerima dan mencintai Zalina?ataukah tetap menaruh dendam pada Zoana dan mrmbalaskan dendamnya lewat Zalina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.10
"Air nya sudah siap Mas"
"Hhmm"
Tio pun segera melesat kekamar mandi tanpa menghiraukan keberadaan istri kecilnya itu disana.Sementara Zalina sendiri masih nampak sibuk mempersiapkan baju ganti untuk suaminya.
Setelah menyiapkan semuanya Zalina pun keluar dari kamar Tio dan turun kembali kebawah.Namun bukan ke arah ruang tamu dimana koper dan tas yang dia bawa tadi dari rumah sang nenek tersimpan.
Melainkan ke arah dapur untuk menyiapkan makan malam untuk sang suami dan juga dirinya tentunya.
30 menit berlalu Tio pun keluar dari kamar mandi dan sudah tidak melihat adanya Zalina disana.Kesal dirasa lagi oleh Tio saat tidak menemukan gadis cantik nan imut itu didalam kamarnya.
Meski kesal Tio tetap memakai baju yang sudah disediakan oleh Zalina yang tersimpan rapih di atas ranjang king size nya.
Dengan menahan kesal didada Tio segera keluar dan turun kelantai bawah guna mencari sesosok wanita yang sudah membuat hari nya kurang baik.
Tio menelisik keseluruh penjuru kamar yang digunakan oleh Zalina namun nampaknya gadis muda itu tidak ada disana.
Namun samar samar indra pendengar Tio menangkap suara tawa renyah seseorang dari arah dapur.
Dengan langkah cepat Tio bergegas menuju ke arah dapur untuk menemui gadis yang selalu membuatnya kesal dan bersiap menumpahkan kekesalan nya pada Zalina.
Namun langkah nya seketika terhenti,Tio tercengang saat netranya menangkap tubuh mungil itu tengah sibuk menyiapkan makan malam dimeja makan.
Tangan lentik dan kecil mungilnya begitu terampil menyiapkan dan menyajikan makanan yang sudah dia masak diatas meja makan,seakan itu adalah hal yang sudah biasa dilakukan nya.
Dengan senyum manis yang menghiasi wajah cantiknya Zalina nampak santai meski cipratan minyak mengenai baju dan juga tangan mulus nya.
"Non Alin sudah biar Bibi aja yang lanjutin,nanti Tuan marah"
"Nggak akan Bi,inikan alasan nya membawa aku kemari?Bibi lupa dengan apa yang dikatanya kemarin? 'Ingat dia bukan nyonya rumah,jadi dia wajib melakukan pekerjaan rumah' begitukan katanya kemarin?itu artinya aku juga berkewajiban melakukan pekerjaan rumah"
"Si Non bisa ajah"
Keduanya pun kembali terkekeh saat Zalina menirukan cara bicara Tio kemarin saat dirinya baru tiba dirumah besar itu.
"Eeheemmm"
Sebuah suara deheman dari Tio membuat kedua wanita beda generasi itu mengerem suara tawa mereka.
Dengan perasaan gugup dan juga takut Zalina dan Bi Nani menoleh ke arah suara secara bersamaan dan sontak saja keduanya nampak kaget saat melihat Tio sudah berdiri tidak jauh dari mereka.
"Mas Tio"
"Tu_Tuan"
Lirih keduanya.Zalina pun segera menghampiri Tio untuk mengajak nya duduk dimeja yang sudah tersedia beberapa macam menu masakan yang dibuat oleh Zalina dan memulai makan malam nya.
"Mas sudah selesai mandinya?ayo kita makan,makanan nya sudah siap"Zalina pun tanpa sadar menarik tangan Tio dan menuntun pria frezzer itu ke arah meja makan.
"Duduklah biar aku siapkan makanan nya"lanjut Zalina yang mencoba mengalihkan perhatian Tio.
Berharap pria dewasa itu melupakan apa yang dia dengar barusan.Tentang gibahan nya bersama dengan art nya.
Dengan cekatan Zalina menyiapkan semua yang akan disantap oleh Tio,tidak lupa juga menyiapkan satu gelas air putih.
Setelah semua selesai Zalina pun kembali menyiapkan satu porsi untuk dirinya lalu beranjak dari sana untuk makan bersama dengan Bi Nani dan Mang Narto si satpam rumah besar itu.
"Selamat menikmati makan malam nya Mas,saya permisi"ucap Zalina dengan menenteng satu piring menu makan malam dan satu gelas air putih ditangan nya.
"Mau kemana kamu?"tanya Tio menatap tak suka pada Zalina yang akan pergi meninggalkan nya.
"Saya mau makan malam Mas"
"Makan?dimana?Kenapa pergi?"
"Saya akan makan dibelakang Mas bersama dengan Bi Nani dan Pak Narto,kenapa?ada yang salah?"
"Sejak kapan seorang istri meninggalkan suaminya makan untuk makan dengan art?sejak kapan,hah?"bentak Tio yang membuat Zalina tersentak.
"Salah lagi?maunya ini orang apa sih?kemarin marah lihat aku makan disini,sekarang marah juga aku mau kebelakang.Sabar Alin Sabar"gumam Zalina dalam hati.
"Bukan nya Mas ya yang nggak mau kalau makan satu meja dengan saya?"
"Duduk atau nggak usah makan sekalian"jawab Tio lagi yang tidak ingin ada bantahan lagi dari Zalina.
...****************...