sudah lima tahun menjalani biduk rumah tangga tapi tak cukup bagi Ayumi meluluhkan hati suaminya Dirga yang telah terpaut dengan kekasihnya.
"semoga kamu bahagia dengan pilihan mu mas, sekarang aku mundur dan membiarkan mu bersatu dengan kekasih mu yang begitu kamu agung-agungkan".
"terimakasih selama lima tahun lebih ini telah sabar membersamai ku walau namaku tak pernah ada di hatimu".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"lain kali jika tidak berniat untuk membuka butik jangan pernah terlambat. Kami bisa mencari butik lain yang lebih disiplin waktu nya". Ucap pria itu dengan tatapan tajamnya.
Ayumi mengerutkan keningnya, padahal dia sudah tepat waktu sedari tadi tapi mereka saja yang datang terlambat. Dia hanya menjemput anak nya sebentar sebab sudah waktunya pulang sekolah.
"ekhem... Maaf tuan, perjanjian kita disini jam setengah sembilan. Sedari tadi saya menunggu keluarga anda untuk datang kesini tapi hampir jam sepuluh kalian belum datang juga. Saya hanya menjemput anak saya pulang sekolah karena saya tidak ingin mengecewakan nya yang sedari tadi menunggu. Jadi tolong jangan menyalahkan saya atas keterlambatan ini karena disini kalianlah yang bersalah. Jika memang anda dan keluarga anda tidak ingin memakai butik kami silahkan anda cari tempat lain". Terang Ayumi kesal, dia tidak peduli jika ada orang tua pria itu disini. Sebab dia tidak merasa bersalah sedikit pun.
Pria itu menatap nyalang pada Ayumi, baru kali ini ada yang menentang ucapan nya dan dia tidak suka dengan hal itu.
sedangkan orang tua dan juga saudara nya tersenyum melihat perdebatan mereka, Andita menatap suaminya dan menganggukkan kepalanya. Entah apa yang mereka katakan dalam bahasa isyarat itu hanya mereka yang tahu.
"baiklah, saya juga tidak butuh butik yang jauh dari kata baik ini. Sungguh saya sangat kecewa atas pelayan anda". ketus pria itu yang tidak ingin disalahkan.
Ayumi bahkan menghela nafa berkali-kali menghadapi pria di hadapan nya kini, entah dari mana pria itu bersalah kenapa sangat menguras emosinya.
"silahkan, pintu disebelah sana. Saya juga memiliki pekerjaan yang lain. Silahkan keluar dari sini". Balas Ayumi menatap manik mata pria itu yang juga sedang menatapnya tajam.
Ayumi melipat kedua tangannya ke dada nya, dia memaki pria itu dalam hati. apalagi sikapnya yang begitu arogan dan sombong serta tidak ingin disalahkan.
"ayo ma kita pergi dari sini, aku tidak mau memakai butik ini untuk acara keluarga kita". Ajaknya yang sudah berjalan duluan tapi dia kembali menoleh Seba keluarga nya tidak beranjak sedikit pun dari tempat nya.
Adik perempuan dari pria itu sampai menghela nafas dengan kepala menggeleng, kakak nya selalu saja seperti itu, tidak pernah ingin mengalah.
"kenapa kalian masih disitu, lihatlah betapa angkuh nya wanita itu". ujarnya menatap keluarga nya.
"kakak ini aneh, jelas-jelas kita yang salah disini. Semua ini karena gara-gara kakak yang lebih mementingkan wanita tidak jelas itu. Terus kenapa kakak yang harus marah. Dasar aneh, cepat kembali kesini lagi dan duduk yang tenang tidak usah banyak bicara". Akhirnya adik dari pria itu angkat bicara juga melihat kelakukan makanya yang terlihat bodoh.
"benar apa yang dikatakan adik mu itu Andre, semua ini karena kamu. Jadi duduk saja tidak usah banyak protes". Bela Andita membuat Andre menggeram marah.
Ayumi hanya jadi penonton, dia tidak tahu harus berkomentar apa. Melihat pria yang bernama Andre itu saja membuatnya sudah kesal dengan tingkah nya.
"duduklah Andre papa sama mama ingin memakai butik ini. Tidak usah banyak protes". Ujar Brahma mendelik kearah anak nya itu.
Dengan terpaksa Andre kembali duduk, bahkan dia menghentakkan pantatnya cukup keras seperti bocah yang sedang ngambek saja.
"maaf kan anak saya yah nona Ayumi, memang kelakukan nya seperti itu. Jadi tidak perlu dimasukkan kedalam hati". Andita merasa tidak enak dengan yang terjadi barusan.
"tidak apa-apa nyonya Andita, begitulah pria yang belum dewasa kelakuannya seperti anak-anak". Balas Ayumi dengan menatap sinis pada Andre, sedangkan yang ditatap mengepalkan tangannya tidak terima.
Setelah perdebatan tadi akhirnya Ayumi turun tangan sendiri untuk mengukur tubuh mereka, agar nantinya pas dipake di badan mereka.
Andre terdiam ketika Ayumi mendekat kearah nya, bau wangi segar dan menenangkan mencuat masuk dalam hidungnya, pria itu menghirup dalam-dalam wangi Ayumi yang membuatnya candu.
"perbaiki dalam mengukur tubuh saya, karena saya tidak menyukai kesalahan walau sedikitpun itu". Ujar Andre yang menatap Ayumi. Tapi wanita itu tidak menghiraukan ucapan Andre dan dia tetap lanjutkan pekerjaan nya hingga selesai.
Setelahnya Andita memperlihat desain yang sudah dia gambar sendiri pada Ayumi dan mulai menjelaskannya membuat wanita itu mengangguk mengerti.
"terimakasih atas bantuannya nona Ayumi semoga kita bisa langganan yah". ucap Andita pada Ayumi.
"sama-sama Nyonya Andita, semoga anda dan keluarga menyukai hasil dari butik kami". Jawab Ayumi.
Setelah berbasa-basi sebentar akhirnya mereka berpamitan pulang tanpa ada drama lagi, Ayumi bisa bernafas lega kembali ketika pekerjaan yang memakan waktu itu selesai juga.
Wanita itu kembali berjalan keluar dan menuju ke ruangannya, ternyata Dania sudah tertidur pulas karena capek bermain.
"Dania nya sudah dari tadi tidur Dinda ?". Tanyanya melihat anak nya yang tidur disofa.
"barusan Bu, mungkin sekitar lima menit yang lalu. Setelah dia makan siang". Jawab Dinda yang diangguki oleh Ayumi setelahnya Dinda keluar dari ruangan itu menyisakan Ayumi dan juga anak nya.
***
Sekita jam tiga sore akhirnya Dania bangun mengucek matanya, hal yang pertama yang di lihat adalah Ayumi yang sedang fokus melihat tablet didepan nya.
"mama..". panggil Dania dengan serak dan manja.
Ayumi menoleh dengan senyum mengembang di bibirnya melihat anaknya yang begitu menggemaskan ketika bangun.
"eh anak cantik mama sudah bangun ternyata". Godanya menghampiri Dania yang masih duduk termenung mengumpulkan nyawanya.
"Dania kira ini sudah dirumah". ucapnya yang baru sadar menatap sekeliling.
"ini masih di butik mama sayang, soalnya tadi Dania tidur pulas banget jadi mama nggak tega bangunin Dania deh". Jawab Ayumi menoleh pipi anaknya.
"Dania lapar ma, sama minum susu coklat juga".
"baiklah, mama bereskan dulu yah pekerjaan mama setelah itu kita singgah makan di restoran kesukaan Dania. Oke "..
"okedeh". Antusias Dania menutup mulutnya dengan terkekeh kecil.
Ibu dan anak itu keluar dari butik dan melajukan mobilnya menuju restoran dimana disana ada makanan kesukaan anak nya. Dengan senang Dania terus berceloteh dalam mobil tentang sekolahnya tadi dan Ayumi menanggapi dengan kekaguman.
"yeiiii kita sampai". Teriak Dania langsung keluar dari mobil.
"pelan-pelan sayang nanti jatuh loh". ujar Ayumi kemudian menggandeng tangan anak nya masuk kedalam.
Wanita itu memesan dua nasi goreng seafood serta burger dan juga air mineral tak lupa susu coklat yang menemani Dania.
Setelah makanan mereka datang, Dania langsung melahap nya dengan bahagia sesekali anak itu menggoyang kan kepalanya jika makanan yang sedang dimakannya sungguh sangat enak.
"wow... Apa kami boleh bergabung ?".
Bersambung...