NovelToon NovelToon
Dewa Pujangga

Dewa Pujangga

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Balas Dendam / Matabatin
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: hafit oye

Warning bijak membaca!!!

Rangga adalah seorang pemuda yang gemar membuat syair, hingga pada suatu malam dia bermimpi dikejar oleh seseorang kakek misterius yang mengaku sebagai titisan pendekar syair berdarah, sejak itu semua syair yang tercantum menjadi sebuah mantra sakti. dilarang keras untuk mempelajari atau menghafalkan syair yang ada di novel ini, karena semua hanya imaginasi author saja

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hafit oye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nafsu Bejat Dan Kesombongan

Kabut yang suram menyelimuti kawasan pegunungan dan bukit bukit di sore hari, mengaburkan segala pandangan. Permukaan yang sedari tadi putih dan bersih kini ternodai oleh garis garis gelap yang merupakan tanda keausan yang disebabkan oleh kelembapan udara yang berlebihan.

Gunung Halimun, gunung yang terletak diantara kabupaten Bogor dan kabupaten Sukabumi serta kabupaten Lebak, dengan ketinggian 1929 mdpl, gunung yang sudah diketahui ada 1 perguruan yang bernama Kunai Sakti yang diketuai oleh Baladewa, mereka sore ini merencanakan keberangkatannya ke Gunung Arjuna yang berada di timur pulau Jawa, tepatnya di kabupaten Malang dan Pasuruan yang akan menemui kakak seperguruannya yang bernama eyang Cantilan.

Mereka akan berangkat malam ini juga dengan sekitar 10 orang yang akan ikut serta, sedangkan yang lainnya berjaga jaga di perguruan. Setelah mengecek semua persiapan dan dirasa hanya tinggal dibawa saja, Baladewa mengumpulkan kembali para bawahannya sekaligus murid Baladewa.

" Kita harus bisa menuntaskan dulu pemuda itu, dia akan menjadi kendala bagi kita untuk rencana menculik gadis yang bernama Wilona anak dari Ferdinand sesuai arahan dari kaki tangan Federico. " Suaranya itu menggema diantara dinding batu sebagai markas besar mereka.

" Lalu apa kakak seperguruan akan bisa membantu kita menaklukkan pemuda itu ketua? " Tanya Badri salah satu murid Baladewa.

" Hahaha, dia itu lebih sakti dariku, setiap pertarungan tidak ada yang bisa mengalahkannya. Jadi pantaslah kita bekerja sama dengan kakak seperguruan ku, sementara kalian tahu, istri si Ferdinand itu sampai sekarang belum ada satu pun orang yang bisa menemukannya. " Baladewa berkata dengan sombongnya.

" Tapi bagaimana dengan pemuda itu, apa dia bisa mengetahui keberadaan orang tua gadis itu ketua? " Badri bertanya kembali.

" Mana dia tahu keberadaan orang tua gadis itu, bodoh! Lagi pula kalau mengetahuinya, dia tidak mungkin bisa menembus ajian Atma linglung yang diterapkan kakak seperguruan ku, karena tidak ada yang bisa melihat apa apa disana kecuali hutan belantara. " Baladewa terus berbicara tetap dengan nada sombong.

Padahal Baladewa tidak mengetahui jika Rangga sudah mengetahui dimana orang tua Wilona disembunyikan, jelas pun dengan penyempurnaan ilmunya itu, dia mungkin bisa mengalahkan dirinya bahkan yang disebut eyang Cantilan itu.

Tepat pukul 7 malam mereka berangkat dengan menggunakan dua mobil secara beriringan untuk menuju ke gunung Arjuno. Mengendarai mobil dengan pelan menuruni gunung, menembus gelap dan jalanan aspal yang meliuk liuk, sesampainya masuk tol, kedua mobil itu pun mulai berjalan dengan kecepatan 100km/jam. Karena untuk menempuh perjalanan ke Kabupaten Malang menggunakan jalur full tol.

Sementara itu keesokan harinya Rangga dan Wilona tengah bersiap siap untuk berangkat, sebelum subuh mereka sudah bangun dan mempersiapkan segala sesuatunya.

" Hati hati ya, mamah disini selalu mendoakan kalian. Diberi kemudahan untuk menjalani niat baik ini. " Shopia menatap dengan haru, walau ada perasaan yang sedikit berat, tapi bagaimana pun Rangga yang sekarang dilihatnya sudah tumbuh menjadi laki laki yang kuat. Hanya saja perasaan orang tua tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.

" Iya mah, doakan Rangga juga Wilona ya, mamah jaga diri baik baik, nanti akan ada orang orang papahnya Wilona yang menjaga mamah disini. Walau memang disini sudah ada satpam, supaya lebih aman saja. " Ucap Rangga.

" Kira kira disana akan berapa lama? " Tanya Shopia.

" Paling lama lima hari mah, mungkin juga akan lebih cepat jika bisa mengalahkan mereka dan membawa mamahnya Wilona pulang. Kalau begitu Rangga pamit ya."

" Hati hati Rangga, Wilona yaa.. "

" Iya mah. " Jawab Rangga dan Wilona hampir bersamaan.

Keduanya pun lalu menaiki mobil, saat hendak berjalan mereka sempat melambaikan tangan kepada Shopia. Setelah itu mobil pun melaju pelan meninggalkan shopia yang masih menatap kepergian mereka. Setelah mobil tidak terlihat Shopia lalu kembali masuk kerumah.

Malang.

Suasana dingin dan sejuk menyelimuti kota yang punya julukan kota Apel itu, setelah selepas keluar tol, rombongan Baladewa mengarah ke jalanan aspal yang menanjak. Setelah memasuki loket wisata air terjun kakek bodo, saat bertemu persimpangan mobil berhenti disana, karena sudah menuju area pendakian dimana nanti akan mengambil arah ke kiri ke puncak Arjuno - Wesiurang.

Sedangkan ketempat Eyang Cantilan masih perlu waktu setengah jam berjalan kaki. Tak banyak yang mengetahui akan keberadaan eyang Cantilan ditempat itu, selain memang semua sudah di pagar ilmu ghaib jalur ketempat itu nyaris tidak terlihat jalanan setapak sekalipun. Hanya Baladewa dan rombongan yang mengetahui jalanan itu.

" Kamu sangat menggairahkan sekali. " Ucap eyang Cantilan setelah menggauli Berliana dari jam 2 pagi sampai menjelang siang pagi jam 7 pagi, Berliana yang memposisikan dirinya tengkurap terkulai lemas, karena meladeni nafsu syahwat dari eyang Cantilan.

Eyang Cantilan pun bangkit, lalu mengenakan kembali pakaiannya, lalu pergi begitu saja meninggalkan Berliana yang masih terkulai lemas ditempat tidur dengan berbahan kayu jati itu.

Saat dia keluar, dari kejauhan beberapa orang sedang menuju kerumahnya, eyang Cantilan tentunya sudah tahu kalau yang menuju ketempatnya itu adalah rombongan Baladewa, karena tidak ada yang mengetahui selain mereka. Selain itu dia sudah mempunyai firasat akan kedatangan mereka ketempatnya.

" Kang, apa kabar? " Setelah berada dihadapan eyang Cantilan, dia lalu mengulurkan tangan mengajak bersalaman.

" Hehehe, baik baik, seperti ada yang perlu yang sangat penting? " Eyang Cantilan menyeringai, menatap kearah rombongan yang datang.

" Betul kang, tapi nanti saja ceritanya, didalam saja kang. " Ucap Baladewa, menunjukkan sikap ajrih, bagaimana pun eyang Cantilan kakak seperguruannya, tentunya perilahal ilmu 2 tahap dibawahnya.

Eyang Cantilan terlihat mengangguk anggukan kepalanya, setelah itu fia masuk kedalam rumah diikuti hanya oleh Baladewa sedangkan yang lain menunggu diluar.

" Bagaimana kabar perguruan mu, Baladewa? " Setelahnya mereka duduk diruang tamu yang berukuran kecil namun cukup nyaman dengan suasana penuh pernah pernik dari bahan kayu jati.

" Justru itu aku kemari kang, perguruan lagi kurang baik, dengan munculnya seorang pemuda yang mengganggu misi kita semua. Gadis yang orang tuanya disekap selama 8 bulan belum berhasil dibawa oleh kami kang. " Ucap Baladewa. Nada ucapannya terdengar berat. Tak lama seorang pria bongkok muncul dari belakang rumah membawa beberapa makanan dan 2 cangkir kopi.

" Hahaha, jadi kalian kesini untuk meminta bantuan untuk hal sepele itu? Apa murid muridmu tak mampu mengalahkan anak baru kemarin sore baladewa? " Eyang Cantilan tergelak karena merasa sangat lucu dengan Baladewa, yang menganggap pemuda yang disebutnya itu hanya persoalan sepele.

" Ilmunya cukup lumayan kang, dia punya syair mematikan yang membuat murid muridku semua tak berkutik, gerakannya pun cukup cepat "

" Syair mematikan? " Eyang Cantilan sedikit terperangah mendengar tentang pemuda itu, dia tau legenda tentang pendekar syair berdarah,

" Apa dia termasuk keturunan pendekar syair berdarah itu? " Eyang Cantilan berucap kembali.

" Entahlah, aku rasa mustahil karena ilmu itu nyaris tenggelam. Tapi kalau melihat gerakannya itu cukup lihai dan cepat. Bahkan terakhir saat beradu kekuatan dengannya, aku sempat terjungkal olehnya. " Setelah mendengar perkataan Baladewa perlahan mata eyang Cantilan menutup rapat. Tak lama kemudian membuka kembali matanya.

" Hhhmm, dia hanya anak muda yang suka membuat syair, tapi aku tidak bisa mengetahui siapa dibelakang pemuda itu, seperti ada yang menutupi dengan kekuatan yang sangat dahsyat. " Ucap eyang Cantilan.

" Apa pemuda itu akan berhasil menemukan persembunyian disini kang? " Baladewa sedikit merasa gentar. Jika memang dibelakangnya itu adalah leluhur pendekar syair berdarah.

" Hahaha, tidak ada satu pun orang yang bisa menembus ketempat ini! walau pun sesakti apa pun dia! " Ucap Eyang Cantilan bernada keras dan sombong. Dia tidak mengetahui jika pemuda yang dimaksud sedang dalam perjalan menuju tempatnya, semua sengaja di tutup oleh seorang kakek misterius yang menurunkan ilmunya pada Rangga.

" Jadi apa kakang bisa turun gunung untuk membantu kami? " Ada raut cemas yang tergambar sekarang dari wajah Baladewa.

" Iya, aku jadi penasaran dengan pemuda itu, sehebat apa dia, hingga seorang Baladewa sampai meminta bantuanku. " Eyang Cantilan berujar dengan mengelus beberapa helai jenggotnya yang mulai memutih.

" Untuk semalam ini mungkin aku dan rombonganku akan menginap disini, besok pagi kita akan turun gunung. " Ucap Baladewa seperti yakin semuanya akan berjalan lancar.

" Iya, iya, hhmm apa kamu memerlukan kehangatan wanita baladewa? " Ucap Eyang Cantilan, dia berniat memberikan tubuh Berliana untuk sekedar mengusir rasa cemas yang tengah dirasakan oleh Baladewa.

" Maksud kakang? "

" Hehehe, didalam kamarku ada seorang wanita, siapa tahu bisa membuatmu sedikit melupakan permasalahan tentang pemuda itu, buat sekedar memberi energi baru. " Eyang Cantilan tertawa kecil, tubuhnya bergerak gerak seiring dia tertawa.

" Apa dia cantik kang. "

" Menggairahkan. "

" Kalau begitu aku ijin masuk ke kamarmu kang? " Eyang Cantilan menyunggingkan senyum seraya mengangguk pelan.

Baladewa pun bangkit lalu melangkah menuju kamar eyang Cantilan, begitu sudah didepan pintu kamar. Baladewa melihat seorang wanita setengah telanjang, terkulai dengan keadaan terlentang. Tentu saja melihat pemandangan seperti itu, nafsu Baladewa pun bangkit. Lalu perlahan masuk dan menaiki tempat tidur.

1
M. Harris saputra
wah keren 👍👍💪💪
M. Harris saputra
wah keren /Good//Good//Good/
Adrian Pangestu
lanjut thor
hafit oye: siap, pelan pelan saja, ada project soalnya
total 1 replies
hafit oye
oke oke
M. Harris saputra
keren lanjut 👍👍👍
Harris putra
luarr biasa
. M. Harris saputra
mungkinkah tdor?
hafit oye: yeaa😊
total 1 replies
Dian Anugrah
mungkinkah Thor?
hafit oye: bisa bisa
total 1 replies
Ati Rohati
mantap kang 👍👍👍
. M. Harris saputra
sory ya aku ikutan bikin novel👍👍👍
. M. Harris saputra: oke sip🙏👍👍👍
hafit oye: lanjut
total 2 replies
. M. Harris saputra
keren thor👍👍👍
hafit oye: yes, thnks u
total 1 replies
Adrian Pangestu
semangat thor lanjut
Ati Rohati
aku aja gk dibls
hafit oye: siappp
Ahmad Fauzi: baiklah
total 3 replies
Ati Rohati
mantap🙏👍👍👍
Ellan Marco
semangat thor up nyaa
Ati Rohati
mantap🙏👍👍👍
Dian Anugrah
sepertinya akan ada prahara
hafit oye: bisa jadi
total 1 replies
Basri Yadri
Lanjut
hafit oye: siapp
total 1 replies
Ellan Marco
Bahaya ini😄
hafit oye: nggak bahaya Tah?
total 1 replies
Ati Rohati
wih mantap👍👍👍💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!