Sandra, gadis yang hidup sengsara di keluarga kaya Hartawan. Sejak kecil, ia diperlakukan kejam oleh orang tuanya, yang sering memukul, menyalahkannya, dan bahkan menjualnya kepada pria-pria tua demi uang agar memenuhi ambisi keuangan orang tuanya. Tanpa Sandra ketahui, ia bukan anak kandung keluarga Hartawan, melainkan hasil pertukaran bayi dengan bayi laki-laki mereka
Langit, yang dibesarkan dalam keluarga sederhana, bertemu Sandra tanpa mengetahui hubungan darah mereka. Ketika ia menyelidiki alasan perlakuan buruk keluarga Hartawan terhadap Sandra, ia menemukan kenyataan pahit tentang identitasnya. Kini, Langit harus memilih antara mengungkapkan kebenaran atau tetap bersama Sandra untuk melindunginya. Sementara Sandra, cinta pertamanya ternyata terikat oleh takdir yang rumit bersamanya.
#foreducation
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Littlesister, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Kembali
Di tengah lamunannya, tentang masa lalunya, ia kembali teringat alasan mengapa semua penghuni membencinya. Rasa bersalah selalu menghantuinya. Sandra memandangi luka pukul di bagian betis kaki kirinya, air mata yang masih terus membasahi pipinya, walaupun dirinya sudah tidak dipukul lagi, entah air mata tersebut tak kunjung berhenti membasahi pipinya.
Namun, Sandra bukanlah sosok yang suka meratapi nasib. Ia bangkit dari duduknya. Membersihkan pakaiannya, yang terkena debu saat terjatuh ke lantai tadi. Saat ia sedang menepuk-nepuk roknya, ia bertatapan dengan sosok yang ia kenal. Ya, dia adalah Langit.
Ternyata kejadian tadi dilihat oleh Langit. Rasanya malu sekali, ketika keadaan buruk Sandra ternyata disaksikan oleh orang yang dikenalnya. Rasanya ingin menghilang dari bumi.
Sandra pun segera masuk ke dalam rumah untuk menghubungi Mas Kevin. Berpura-pura tidak melihat Langit.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Sandra? Tadi sepertinya aku melihat Sandra, aku tidak mungkin salah, tapi melihat keadaannya, sepertinya ada yang tidak berjalan dengan baik dihidupnya" batin Langit.
"Duit semalam? Kevin? Sebenarnya apa yang terjadi dengan Sandra? Apakah yang seperti aku pikirkan? Entah lah, aku tidak mau ikut campur dengan urusan orang lain" Langit masuk ke dalam kamarnya, ia baru saja pindah kos ke salah satu rumah di perumahan ini.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Halo mas, aku mau ngomongin soal semalam" ucap Sandra.
Sandra segera menelepon biang kerok atas kemarahan yang menimpanya tadi. Mas Kevin, pelanggannya.
"Hai sayang, kenapa? Apa yang mau kamu omongin?" tanya lelaki itu.
"Mas, kamu semalam kurang ya ngasih uangnya?" Sandra balik bertanya.
"Oh iya sayang, maaf ya kemarin mas belum gajian, tapi untungnya hari ini udah gajian, nanti aku transfer ya kekurangan uangnya" Lelaki itu mengkonfirmasi jika memang uang yang diberikannya kurang.
"Kamu tuh ya mas, aku udah terlanjur dimarahin mama tau" protes Sandra.
"Maaf ya sayang, kebetulan mas kemarin belum punya uang, tapi mas sudah terlanjur gak tahan, jadi mas kasih setengahnya dulu, maafin mas ya, kamu jangan marah, nanti habis ini langsung mas transfer kok" rayu Mas Kevin.
"Yaudah, cepetan ya mas, aku tunggu, soalnya tadi aku udah dimarahin mama" ucap Sandra.
"Oke sayang. Oh ya, malam ini Mas gak jadi ke sana. Istri mas lagi ngajakin makan malam di luar, lusa kamu bisa gak?" tanya Mas Kevin.
"Bisa sih, tapi aku gak bisa lama. Karena lusa, jadwal aku lumayan padat" jawab Sandra.
"Oke sayang, sampai jumpa lusa ya" tutup Mas Kevin.
Untunglah malam ini batal, Sandra bisa beristirahat sejenak dari kegiatan dunia malamnya. Malam ini, ia ingin langsung beristirahat saja. Karena akhir-akhir ini ia sangat kurang istirahat karena jadwalnya selalu penuh.
Ting! Notifikasi dari m-bangking miliknya menandakan ada uang masuk.
Ia segera membuka layar ponselnya dan membaca pesan yang masuk:
..."Transfer masuk sebesar Rp1.500.000,00 dari Kevin Raharjo. Saldo Anda telah bertambah."...
Ia memastikan detail transaksi tersebut di aplikasi m-banking:
Pengirim: Kevin Raharjo
Nominal: Rp1.500.000,00
Keterangan: Transfer
"Akhirnya masuk juga, jadi aku bisa tidur dengan nyenyak" ucap Sandra setelah melihat notifikasi itu, lalu ia segera pergi menuju ke kamar mandi utama untuk mencuci pakaian.
Malamnya, setelah selesai mengerjakan semua tugas rumah, ia segera membersihkan wajahnya kemudian tidur, malam ini adalah malam yang istimewa karena ia tidak perlu merelakan tubuhnya kelelahan hanya untuk laki-laki hidung belang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Paginya, Sandra segera pergi ke pasar untuk membeli bahan masakan seraya mengambil uang dari atm terdekat dari pasar, jika hari ini ia tidak mengambil uang tersebut maka habislah riwayatnya. Namun, sesampainya di atm. Ia bertemu dengan Langit. Ia berharap Langit melupakan kejadian kemarin.
"Loh, kita ketemu lagi nih" sapa Sandra
"Hai, mau ngambil uang juga?" sapa balik Langit.
"Iya nih, mumpung inget" balas Sandra
"Mau duluan gak?" tanya Langit.
"Boleh deh, makasih ya" Sandra maju ke depan mesin atm, dan segera menarik uangnya.
Langit menatap dalam ke arah Sandra, wajah cerianya sangat berbeda dengan kemarin. Rasanya Sandra sangat pintar menutupin kesedihannya. Langit semakin penasaran dan ingin mengenal dekat dengan Sandra.
"Hai, udah nih. Kok ngelamun sih?" Sandra menyadarkan lamunan Langit.
"Oh udah ya, btw nanti makan bareng Yuk, kebetulan di sini ada mie ayam yang terkenal enak loh, kamu tunggu di luar dulu ya, nanti aku kasih tau tempatnya" Langit mulai menemukan cara mendekati Sandra.
"Boleh deh, aku tunggu di luar ya" Sandra mengiyakan ajakan Langit, ia pun. segera menunggu Langit di luar atm.
Baru kali ini Sandra, mengiyakan ajakan dari orang yang baru dikenalnya. Bahkan ia sampai lupa dengan tugasnya memasak sarapan. Entah apa yang akan ia dapatkan nanti saat tiba di rumahnya.
"Nah, di sini tempatnya. Katanya sih enak, Yuk cobain" ajak Langit.
Sandra mengangguk kecil mengiyakan ajakan Langit.
"Pak, mie ayamnya dua ya, sama es jeruknya dua" pinta Langit ke pedangan mie ayam itu.
"Kamu suka mie ayam gak?" Langit mencoba membuka obrolan.
"Suka, cuma aku jarang makan" jawab Sandra singkat.
"Aku biasanya buat sendiri di rumah, karena biasanya orang rumah gak suka beli" lanjut Sandra.
"Oh ya? Wah, jago masak kamu ya? Boleh dong sesekali aku cobain mie ayam buatanmu" Langit antusias dengan obrolannya dengan Sandra ia semakin tertarik.
"Boleh, kapan-kapan aku buatkan ya khusus untuk kamu. Sebenarnya aku gak jago masak, cuma karena paksaan, aku jadi bisa. Kamu bisa masak?" sambung Sandra.
"Aku bisa, masak air, hahaha" Langit mencoba bercanda seraya melanjutkan aktivitas makannya.
"Hahaha, iya itu termasuk skill bertahan hidup sih, soalnya kalo gak bisa masak air berarti gak bisa masak mie juga, gawat kalau kamu gak bisa, nanti pas darurat karena kelaparan terus lagi gak ada uang, bisa hilang nyawamu" timpal Sandra seraya menyuap satu sendok mie ke dalam mulutnya.
Langit terkagum mendengar tawa Sandra, benar-benar berbeda 180° dengan yang kemarin, ia memandangi wajah Sandra yang masih tertawa. Biasanya jika Langit berusaha bercanda, candaannya akan selalu dibilang garing karena memang Langit tidak memiliki bakat melawak. Tetapi kali ini, ada yang mengerti dengan candaannya yang garing itu, bahkan ia merasa bangga bahwa candaannya bisa membuat orang lain bahagia.
Dibalik tawa Sandra, ia teringat bahwa seharusnya ia segera pulang untuk memasak sarapan. Sepertinya ia akan dimarahin habis-habisan oleh mamanya.
"Langit maaf ya, aku harus segera pulang. Nanti mie nya aku yang bayar kok, aku pulang dulu ya" ucap Sandra seraya membayar makanan mereka dan segera pergi menjauh dari pasar.
"Eh, gak usah. Aku aja yang bayar" guman Langit kebingungan.
"Kenapa dia buru-buru ya? Gagal deh mau dekat sama dia" sesal Langit.
...Gawat, habislah aku...