Can I Dream Of Something Beautiful? (STRAIGHT STORY)

Can I Dream Of Something Beautiful? (STRAIGHT STORY)

Kegelapan Dunia

"Aww, vaginaku sakit, walaupun ini bukan pertama kalinya tapi tetap aja, dia terlalu kasar," ucap Sandra bangkit dari ranjangnya seraya menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sandra masuk ke kamar mandi dengan menanggalkan satu persatu pakaian dinasnya. Lalu mulai membersihkan diri dengan air hangat, kali ini ia tidak cukup kuat untuk mandi menggunakan air dingin seperti biasanya.

Setelah Sandra keluar kamar mandi dengan bathrobe nya, Sandra melihat lelaki itu sudah terbangun dari tidur nya dan berusaha memeluknya, dengan sigap ia mendorong laki-laki itu.

"Kenapa sih? Aku kan masih mau manja-manja sama kamu," ucapnya masih mencoba memeluk Sandra.

"Gak, waktu kita udah habis, Aku masih ada jadwal lain lagi," ucap Sandra seraya mengambil satu pasang baju di dalam tasnya dan melihat lelaki itu mengabaikannya masuk ke kamar mandi.

"Gila aja deh, badan udah remuk, masih aja mau nambah," ucap Sandra sambil memberikan barang-barang miliknya yang tergeletak di lantai.

Ketika ia asik membereskan barangnya di lantai , satu amplop tebal dilempar di depannya.

"Makasih ya buat malam ini, jangan lupa besok kita main lagi," ucap lelaki itu.

Sandra menghiraukan ucapan terima kasih itu dan segera pergi keluar dan pulang ke rumah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sesampainya di rumah.

"Jangan lupa ada cucian numpuk di dapur" ucap seorang wanita tua berambut panjang itu. Ya, dia Mama Sandra

"Eh, mana duitnya? Jangan ditilep!" Wanita itu menjambak rambut Sandra.

"Aww, sebentar ma, aku mau ganti baju dulu," ucap Sandra menjerit sambil memberikan amplop tebal yang tadi ia dapatkan.

"Lagian sih, diajak ngomong malah diem," ucap Mama melenggang pergi.

Sandra pun pergi ke kamarnya berganti dengan daster lusuh miliknya, lalu pergi ke dapur untuk membersihkan cucian piring yang sudah numpuk. Ketika sedang mencuci piring, ada piring yang tiba-tiba diletakkan disusul dengan gelas.

"Cuciin yang ini juga ya, gimana rasanya hidup sebagai pelac*r?" ucap perempuan yang paling gak suka Sandra hidup tenang.

Sandra hanya bisa diam tak membalas, karena bagaimana juga itu adiknya. Karena perkataan tadi, Sandra pun menjadi tidak fokus, dan tidak sengaja memecahkan piring yang hendak dicucinya. Mendengar suara itu Ibu nya bergegas ke dapur untuk memarahinya.

"Udah tau piring mahal, masih aja dipecahkan, udah berapa banyak piring sama gelas yang kamu pecahin, hah?" Mama masuk ke dapur membawa sapu lidi yang siap mendarat di tubuh Sandra.

"Ampun ma, aku gak sengaja. Tolong jangan pukul aku." Sandra yang sudah terbiasa dipukul, tapi tetap masih merasakan sakit ketika dipukul, tubuhnya masih belum beradaptasi padahal seharusnya ia sudah mati rasa.

Ketika Mamanya sedang asik memukulinya, Papanya Sandra datang dengan suara ketusnya.

"Udah ma, gak usah dipukul, nanti stamina nya habis. Nanti malam gak bisa ngelayanin yang lain lagi," ucap ayahnya sambil menghiraukan kondisi tubuh Sandra yang banyak lukanya.

Mendengar hal itu, mamanya berhenti memukul, tapi masih belum berhenti mengoceh.

"Udah tau suka ngehancurin barang-barang, masih aja gak belajar dari kesalahan, awas kalau nanti malam gak dapat banyak, kamu tanggung sendiri akibatnya, udah cepet sana ambil cucian yang udah kering." Mamanya pergi masih sambil mengutuk Sandra.

Walaupun Sandra masih merasakan sakit ketika dipukul, tapi tetap saja dia tidak bisa menangis, rasanya percuma saja jika harus menangisi hal yang sudah biasa terjadi. Dia mengabaikan rasa sakit dan pergi ke jemuran untuk mengambil beberapa cucian.

Setelah mengambil beberapa cucian, ia pergi ke ruang tamu untuk segera melipatnya, karena jika ia hanya bersantai akan menimbulkan bencana.

Sore menjelang malam, ia menyiapkan makan malam. Entah rasanya aneh, jika ia tidak melaksanakan semua pekerjaan rumah, seperti sudah menjadi rutinitas hariannya.

"Jangan bikin masalah, udah kalau disuruh ngapain aja nanti, nurut aja, kamu nanti sekalian aja minta makan lumayan orang berduit," ucap Papa.

Sandra mengabaikan ucapan papanya, dan bergegas ke kamar untuk bersiap siap pergi. Ia segera mencari pakaian terbaik dan memakai riasan terbaik juga.

Tin tin

Suara itu memanggil Sandra untuk keluar kamar, dan menghampiri asal suara tersebut.

"Hai sayang, nanti kita makan dulu yuk," ajak lelaki tersebut.

Sandra tidak menjawab, ia hanya mengangguk kecil.

Setibanya di restoran, mereka langsung masuk dan makan bersama, lelaki tersebut langsung memesan menu andalan di sana. Selesai makan mereka bergegas ke tempat biasanya mereka bertemu.

"Malam ini mau sambil main atau langsung?" tanya lelaki itu seraya menanggalkan pakaiannya satu persatu.

"Main dulu aja," jawab Sandra yang sudah pasrah.

Tangan lelaki itu mulai memasuki pakaian dalam Sandra, dan memainkan klitorisnya, hingga keluar cairan putih dari vagina miliknya, setelah itu mereka pun melanjutkan aktivitas seperti biasanya, ketika puncak kenikmatan, lama mereka bermain, Sandra sudah merasa kelelahan dan meminta untuk beristirahat sejenak, dan malam tersebut terasa panjang bagi Sandra.

Terpopuler

Comments

IamEsthe

IamEsthe

Maaf koreksi untuk dialog tag nya ya. Syarat menulis dialog tag yg benar itu diawali tanda petik dua (") dengan huruf kapital di awal kalimat dan diakhiri dg tanda koma (,), titik (.), seru (!), tanya (?) sebelum ditutup dengan tanda petik dua (").

Misal.
"Aw, rasanya nyeri sekali. Walaupun ini bukan yang pertama kali, tetap saja rasanya sakit. Dia terlalu kasar di atas ranjang," ucap Sandra bla bla bla.

2025-01-14

1

binavebi

binavebi

oke aku udah mampir kak, semngat kak buat cerita nya 🔥✨/Determined/

2024-12-26

1

Devv

Devv

mampir kakk

2025-01-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!