Grizella yang sangat menantikan ulang tahun ke 6 nya di hari itu, malah menjadi hari dimana adik yang sangat ia sayangi meninggal dunia, menjadikan papa dan mama Grizella tidak lagi menyayanginya, bahkan mereka membenci Grizella, hanya karna satu kesalah pahaman yang tidak ia perbuat.
Sampai dimana Grizella yang sedang di hukum oleh keluarganya dengan di tinggalkan di gubuk kecil yang ada di tengah hutan.
Disana, Grizella bertemu dengan Clarissa, yang akan mengubah semua kepribadian buruk Grizella saat ini.
Tetapi, Clarissa yang sudah membangun kepribadian Grizella menjadi lebih kuat dan sudah banyak berjasa padanya, malah pergi meninggalkan Grizella untuk selamanya.
Clarissa meninggalkan banyak kenangan, jasa, dan organisasi mafia yang sudah ia bangun.
Karna Clarissa sang pemimpin sudah tidak lagi memimpin organisasi itu, Grizella lah yang menjadi orang kepercayaan Clarissa untuk menggantikannya, menjadi the next Queen.
ikuti kelanjutan ceritanya yukk (つ≧▽≦)つ
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deby Dindarika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22 Calogero Family
Lucia Calogero, ia memeluk Grizella yang sudah di anggap seperti anaknya sendiri.
Sudah kurang lebih satu setengah bulan Lucia tidak bertemu Grizella, membuatnya begitu rindu dengan anak gadisnya itu.
"Gimana kabar Mommy?" Grizella menanyakan kabar Lucia, mengingat dirinya yang sudah 1½ bulan tidak bertemu Mommy nya itu.
Lucia melepaskan pelukannya pada Grizella, menghapus air mata yang beberapa saat lalu berjatuhan karna begitu rindu dengan anak gadisnya.
"Mommy sehat sayang," ucap Lucia mengelus lembut rambut Grizella sembari sesekali menyeka air mata yang kembali menetes.
"Kok Mommy nangis sih, Chloe kan udah disini," ucap Grizella, menghapus air mata Lucia.
"Tau tuh, Mommy mu itu bawel banget, dari kemarin-kemarin ngerengek pengen ketemu Chloe," celetuk Alexander yang baru saja pulang dari kantor.
Memang benar, Lucia dari satu Minggu kebelakang meminta Alexander untuk menemui Grizella, namun tidak Alexander turuti, mengingat pesan Grizella yang mengatakan jika mereka sebaiknya jangan menemui Grizella saat di Indonesia.
Dan akhirnya, Lucia sendiri lah yang meminta Grizella untuk ke itali, sungguh ... Ia merindukan anak perempuan satu-satunya itu.
Lucia sudah mengenal Grizella dari Grizella berusia 8 tahun, saat pertama kali Clarissa membawa Grizella ke Mansion itu, saat itu juga Lucia sudah menganggap Grizella sebagai anaknya sendiri.
Lucia yang melihat Grizella 17 tahun itu sangat mirip dengan Clarissa pun membuatnya begitu menyayangi Grizella.
Sifat Grizella, kepribadiannya, warna kesukaan nya, gayanya, sikapnya, benar-benar sama dengan Clarissa.
"Ya iyalah, Mommy udah lama ga ketemu Chloe, Daddy juga ga mau nganterin Mommy, banyak banget alasannya," ucap Lucia menggerutu.
Alexander menggelengkan kepalanya, saat kembali mendengar ocehan sang istri.
Alexander berjalan menuju Lucia, di ciumnya kening Lucia dengan mesra, hal itu selalu ia lakukan ketika Lucia sudah menyelesaikan ocehannya.
"Maafin aku ya, sayang," ucap Alexander menangkup pipi Lucia, agar istri tercinta nya itu tidak melanjutkan ocehannya dan berujung ngambek seperti anak kecil.
"Iya deh iya,"
"Ehem ...."
Grizella berdehem, untuk menyadarkan sepasang suami istri di depannya ini jika disana ada dirinya.
"Eh, masuk yuk sayang ...," ajak Lucia sedikit mendorong Alexander yang masih ada di hadapannya.
Alexander kembali menggelengkan kepala melihat tingkah laku istrinya itu.
Lucia, Grizella dan Alexander berada di ruang keluarga, mereka mengobrol dan bercanda di ruangan itu, sampai tiga pria tampan bergabung di ruangan itu.
"ABANG!"
Grizella berdiri dari duduknya, berlari berhamburan memeluk Xavier, Diego dan Larenzo.
"Kalian kangen aku engga?" tanya Grizella menatap ketiga abangnya itu satu persatu.
"Kangen dong Chloe ...." ucap Diego mengunyel pipi Grizella.
"Lama banget ga pulang kesini," Larenzo memanas-manasi Grizella, membuat Grizella memanyunkan bibirnya lucu.
"Ingat pulang juga kamu ya," gemas Xavier menangkup pipi Grizella, tersenyum lembut menatap netra indah Grizella.
Alexander dan Lucia tersenyum, melihat semua anak-anaknya begitu akur dan saling sayang.
"Udah nanti dulu kangen-kangenan nya, kalian pasti lapar, makan dulu yuk," ajak Lucia yang tahu jika mereka pasti sudah lapar, mengingat jam yang sudah menunjukkan waktunya makan siang.
Lucia sengaja menyuruh mereka pulang saat jam makan siang, karna Grizella juga akan ikut makan siang bersama mereka.
"Wahh banyak makanan kesukaan Chloe." Grizella antusias saat melihat banyak makanan kesukaannya di meja makan itu
"Iya dong sayang, hari ini kan Chloe pulang, jadi Mommy banyak masakin makanan kesukaan Chloe," ucap Lucia sembari mengambil makanan untuk Chloe.
"Si paling anak tersayang," celetuk Larenzo menyindir Grizella.
"Biarin, wllee ...," balas Grizella menimpali Larenzo.
"Nyenyenyenye ...," Larenzo meledek Grizella, membuat adiknya itu sebentar lagi mungkin akan ngamuk.
"Sudah-sudah, lagi di meja makan," tegur Alexander memisahkan perdebatan antara Grizella dan Larenzo yang bisa saja akan terus berlanjut jika tidak ada yang menghentikan mereka.
"Lagian, Chloe maupun kalian bertiga itu semuanya kesayangan Mommy dan Daddy, kalian harus tau itu," ucap Lucia membenarkan celetukan Larenzo yang menurutnya tidak benar, sembari memberikan makanan kepada mereka satu persatu.
Setelah mendapat teguran dan mendengar ucapan dari Mommy dan Daddy mereka, mereka menganggukkan kepala. tidak lagi mengeluarkan suara.
Di meja makan, tidak ada lagi obrolan maupun celetukan disana, hanya ada dentingan sendok yang terdengar diantara mereka.
Sementara itu, Maxim dan Claudia juga Syakira sedang berada di pesta perayaan ulang tahun perusahaan rekan Maxim, Maxim dan keluarga di undang untuk ikut memeriahkan acara ulang tahun perusahaan itu.
"Tuan Maxim, siapa gadis cantik yang bersama kalian ini?" ucap Tuan Gio, CEO dari Giordy Company, lalu menjabat tangan Maxim.
"Tuan Gio, perkenalkan, ini anak bungsu saya, Syakira." Maxim memperkenalkan Syakira, Syakira yang mendengar itu hanya tersenyum kaku, sudah mengenali siapa pria yang berbincang dengan Maxim itu.
"Kita kesana yuk Ma," ajak Syakira pada Claudia untuk melihat band yang sedang tampil di acara itu.
Gio sedikit tersenyum miring saat melihat Syakira yang menghindar darinya, lalu kembali melanjutkan obrolannya bersama Maxim.
'Dia disini juga,' gerutu Syakira didalam hati.
Saat Syakira berada di taman yang ada di tempat itu, Syakira tersentak kaget saat ada seseorang yang menarik tangannya menuju taman belakang disana.
Ternyata itu Gio, CEO dari Giordy Company yang tadi berbincang dengan Maxim.
"Shut ... Kamu cantik sekali sayang," ucap Gio meletakkan telunjuknya ke bibir Syakira agar ia tidak berisik, lalu membelai wajah Syakira.
"Malam ini janji ke apart kan?"
Syakira mengalungkan tangannya di leher Gio, sembari menggodanya.
"Jadi dong sayang," ucap Syakira sensual.
"Syakira, dimana kamu nak," teriak Claudia yang sepertinya mencari Syakira yang tidak ada disana.
Syakira yang mendengar teriakan itu pun segera ingin pergi dari tempatnya saat ini yang bersama Gio.
Namun sebelum itu, langkahnya terhenti kala Gio menahan tangannya.
"Setelah ini, aku ke apart okey?" ucap Syakira yang janji akan ke apartemen Gio, tapi Gio harus melepaskannya sekarang, agar Syakira tidak ketahuan, karna tempatnya saat ini tidak jauh dari tempat suara Claudia tadi.
"Iya Ma, aku disini."
"Kita pulang yuk, Mama ngantuk," ajak Claudia yang sudah malas berada di acara itu.
"Baiklah."
Maxim, Claudia dan Syakira pun pulang lebih dulu, di antar oleh supir.
Raut wajah Claudia tidak seperti biasanya, ia seperti sedang merasa kesal.
"Kenapa Ma?" tanya Maxim yang berada di samping Claudia.
"Pokoknya besok Papa harus beliin Mama kalung yang unlimited itu!" ucap Claudia dengan nada kesalnya, meminta kalung yang katanya unlimited itu.
"Memangnya kenapa, Kok Mama keliatan kesel," kali ini Syakira yang bertanya, karna melihat raut wajah Claudia dan nada bicaranya yang terlihat sedang menahan kesal.
"Masa tadi Mama dikatain miskin cuman karna gapunya kalung unlimited yang mereka pake," jawab Claudia menggebu-gebu, mengeluarkan semua kekesalannya.
"Yaudah, nanti Papa beliin."
"Tapi kalung itu tinggal satu lagi pa, pokoknya Papa harus dapetin kalung itu!" rengek Claudia meminta kalung yang harganya mencapai satu miliar lebih.
"Iyaa, Papa usahain."
"Pokoknya harus dapet loh ya!"
"Iya-iya."