"MAU MAIN PETAK UMPET NGGAK!!?"
"Dia bukan adikmu, Zoya. Dia itu Khhhkkk!!!"
Zoya merasa adiknya yang bernama Mia menjadi seperti orang lain, keanehan dan kejanggalan sering terjadi. Adiknya seperti memiliki dua kepribadian tanpa dirinya tau.
SEHARUSNYA Mia ikut mati terbunuh saat seluruh keluarga nya di bantai, tapi entah bagaimana caranya dia bisa selamat dan malah hidup dengan keluarga Zoya.
Kejadian aneh sering Zoya alami, sampai dia curiga dan merasa bahwa tubuh adiknya bukan adik nya saja yang mengendalikan. Lalu siapa yang mengendalikan MIA?? Rahasia atau misteri apa yang tidak Zoya ketahui??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 24. AKAN terjadi HAL besar.
Mia sudah jalan pulang ke rumah nya, sepanjang jalan di gang dia hanya diam tak seperti biasanya yang selalu ramah pada tiap orang yang berpapasan dengan nya, dia hanya diam saja. Sampai orang - orang yang menyapa nya saja heran dengan perubahan sikap Mia.
Saat sudah masuk kedalam gerbang rumah nya, Mia melihat Zoya yang lagi - lagi menebar garam di sekeliling rumah, Mia yang melihat itupun mendekati Zoya..
"Kak Yaya.." Panggil Mia sampai Zoya terkejut.
"Kaget gue, kirain siapa. Kenapa lu dek, kok lemes?" Tanya Zoya.
"Aku pusing kak." Ujar Mia, dan tiba - tiba saja tubuh nya menjadi begitu lemah bahkan nyaris jatuh pingsan.
Zoya pun dengan panik menangkap tubuh Mia dan memapah nya masuk kedalam, meski sesama perempuan tapi Zoya yang terbilang agak tomboy itu memiliki kekuatan fisik yang lumayan kuat. Mia di rebahkan di sofa ruang tamu dan Zoya langsung mengambil air untuk Mia.
"Minum, dek." Ujar Zoya, tap tiba - tiba saja Mia malah merintih.
"Hhh.. dingin kak, dingin banget kak." Ujar Mia tiba - tiba, dia menggigil.
"Astagfirullah, kok bisa tiba - tiba badan kamu panas banget, dek? Ya allah, gimana nih." Zoya panik karena Mia tiba - tiba mengalami panas tinggi padahal tubuh nya sebelum nya terasa normal.
"Kita ke puskesmas, yah? yuk kakak gendong." Ujar Zoya dan Mia dengan patuh naik ke punggung Zoya.
Zoya dengan panik menggendong Mia ke puskesmas yang terdekat dari rumah nya dan dokter langsung menangani nya, beruntung puskesmas sedang tidak banyak pasien hari itu. Tubuh Mia semakin menggigil tapi Mia juga berkeringat dingin, Zoya yang melihat nya sampai khawatir.
"Adik saya kenapa, dok?" Tanya Zoya.
"Bentar ya, saya periksa dulu." Ujar dokter nya.
Dan tiba - tiba mia yang semula nya hanya menggigil kini tiba - tiba mengalami kejang, seluruh tubuh nya kejang dan pupil matanya sudah ke atas semua.
"Dok, adik saya kejang!" Zoya panik melihat nya, pun dengan dokter yang memeriksa, karena kondisi Mia begitu cepat memburuk.
"Mia! Mia denger kak Yaya! Denger kakak, dek. Kamu jangan tidur, okay." Ujar Zoya yang panik.
Infus sudah di pasangkan dan dokter juga sudah menyuntikkan obat pada Mia agar Mia tidak lagi kejang, tapi Mia masih kejang dengan wajah yang semakin memucat dan membiru. Zoya yang tidak tega melihat nya akhir nya dia memeluk Mia.
"Dek, tenang dek.. hiks.. hiks.." Zoya sampai menangis melihat adik nya mengalami kejang.
Dan ajaib nya.. Mia yang semula nya kejang dengan begitu parah, tiba - tiba mulai mereda dan tubuh nya mulai melemas.. Mungkinkah berkat pelukan Zoya? entahlah.. itu terjadi begitu cepat dan begitu singkat. Zoya masih memeluk Mia meskipun Mia sudah tidak kejang lagi, Zoya masih belum melepaskan Mia.
"Mbak, adik nya lebih baik di rawat di rumah sakit saja, saya buatkan surat rujukan ya, dan ambulans akan antar kesana." Ujar Dokter dan Zoya pun mengangguk tanpa berkata apa - apa.
'Kamu kenapa, dek..' Batin Zoya.
Setelah beberapa saat lamanya, Zoya akhir nya sudah melepaskan pelukan nya dari Mia dan akhirnya Mia di bawa ke rumah sakit menggunakan ambulans. Mia di rawat di ruamh sakit yang sama dengan ibunya hanya saja Mia berada di ruangan yang terpisah.
"Mia di rawat, yah.. dia kejang tadi." Zoya menghubungi ayah nya yang kemungkinan sekarang sudah pulang ke rumah.
"Yaya di rumah sakit tempat mama di rawat juga, Mia udah tenang tapi dia belum sadar. Iya, yah.. Waalaikumsalam." Ujar Zoya.
Zoya kembali melihat Mia yang masih belum sadar, dia lalu menggenggam tangan adik nya itu. Zoya jadi teringat dengan hal yang sama yang terjadi pada Mia saat Mia berusia delapan tahun dulu, Mia sempat mengalami kejang yang serupa bahkan sampai Mia menggigit lidah nya sendiri sampai berdarah.
Dokter bilang Mia divonis mengalami epilepsi, hanya saja Mia tergolong yang beruntung karena tidak begitu parah jadi tidak sering mengalami kejang. Tapi tetap saja apilepsi itu berbahaya dan mengancam nyawa bagi penderitanya.
Tak lama ayah Zoya sampai dan melilhat kondisi Mia yang masih belum sadar, ayahnya tampak begitu sedih melihat Mia yang terlihat begitu pucat.
"Udah sore, nak.. kamu ke kampus aja, biar ayah yang jagain Mia sekalian ayah nengok mama." Ujar ayah Zoya.
"Ayah nggak apa - apa sendirian?" Tanya Zoya.
"Nggak apa - apa, kamu kuliah aja." Ujar ayah nya dan Zoya pun mengangguk.
"Kalo Mia udah sadar, kabarin Yaya ya, Yah?" Ujar Zoya dan ayah nya mengangguk.
Zoya pun akhir nya pergi dari rumah sakit, Zoya lebih dulu pulang ke rumah nya untuk berganti pakaian. Setelah Zoya kembali ke rumah nya entah mengapa dia merasa hawa di rumah nya sangat hening, hening nya aneh.. Zoya sampai merasa merinding.
Bahkan sepanjang dia berganti pakaian dan bersiap di dalam kamar nya pun ia merasa seperti ada yang memperhatikan nya..
"Dret!!"
Zoya tersentak kaget saat dia melihat kursi meja belajarnya bergerak dengan sendirinya.
"Keluar dari sini, ndok!" Tiba - tiba Zoya mendengar bisikan dari nenek pendamping nya.
Mendengar nenek penjaga nya bersuara, tanpa pikir panjang lagi Zoya langsung mengambil tas nya dan langsung berlari turun kebawah. Tapi Zoya kembali di kejutkan karena dia mendengar ada suara langkah kaki yang ikut lari seolah mengejar nya, dengan sekuat tenaga Zoya berlari dan keluar dari rumah nya dengan terengah - engah.
"Bukan nya kemaren - kemaren udah nggak ganggu lagi, kok dia ada lagi? Astagfirullah, tadi siapa yang ngejar gue coba.." Gumam Zoya, dengan nafas yang terengah - engah dan merasa merinding.
"Zoy!" Panggil Gani, Zoya kaget Gani datang ke rumah nya.
"Gani? Kok lu di sini??" Tanya Zoya.
"Ayah nyuruh gue kesini jemput lu, lu nggak kenapa - kenapa kan?" Tanya Gani dan Zoya langsung spontan menggeleng.
Zoya lalu keluar dari pagar rumah nya dan pergi dengan Gani menggunakan motor Gani, Mereka tidak langsung datang ke kempus tapi mereka mampir ke sebuah kedai minuman lebih dulu. Gani kaget melihat Zoya yang langsung menghabiskan es teh yang di pesan nya, entah haus entah apa..
"Lu haus, Zoy?" Tanya Gani, dan Zoya mengangguk.
"Jadi.. Mia nggak bisa di ruqyah dulu yah?" Tanya Gani.
"Gue takut dia kejang lagi, Ni. Gue panik banget tadi waktu Mia kejang. Ayah juga lagi jagain dia di rumah sakit, jadi sepertinya Ruqyah nya ntar dulu." Ujar Zoya, dan lanjut menyedot es teh nya lagi.
"Lu tau, ayah nyuruh gue jemput lu karena ayah punya firasat nggak bagus tentang elu. Ayah bilang akan terjadi hal besar dalam waktu dekat dan nyuruh lu untuk lebih ati - ati." Ujar Gani, Zoya yang mendengar itu pun terkejut.
"Hal besar??" Tanya Zoya dan Gani mengangguk.
"Tadi nenek penjaga gue juga nyuruh gue keluar dari rumah, gue jadinya langsung keluar dari rumah buru - buru. Dan.. ada yang ngejar gue, gue bisa denger suara nya dia leri ngejar di belakang gue. Apa kejadian besar nya akan terjadi hari ini?" Tanya Zoya.
"Gue juga kurang tau, yang jelas.. akan terjadi kejadian besar kata ayah." Ujar Gani, mendengar Dani yang sangat serius.. Zoya pun menjadi was - was..
"Ya Allah, tolong lindungi kami semua.." Gumam Zoya.
BERSAMBUNG..
apa kah ....?
lanjut Thor
semoga aja ayahnya Zoya mau jujur dan cerita yg sebenarnya
semoga dgn di kunci nya kamar Mia, nggak ada lagi gangguan dari makhluk2 astral
semoga di tahun 2025 semakin sukses karya2 nya Thor.