Karina tak pernah menyangka liburan mewahnya di kapal pesiar akan mengubah hidupnya selamanya. Malam yang diawali dengan angin laut yang menenangkan berubah menjadi malam penuh gairah bersama seorang pria misterius bernama Demian.
pertemuan pertemuan tidak sengaja membuatnya semakin tenggelam dalam gelombang gairah yang tidak bisa padam.
Namun, semuanya berubah menjadi rumit ketika pria itu terus mengejarnya padahal pria itu tahu bawa dirinya telah menikah.
Lebih mengejutkan lagi Demian adalah seorang mafia yang berkedok sebagai pengusaha sukses.
Kehidupan Karina semakin jungkir balik saat
Demian terus mengejar Karina, dan pria itu tahu rahasia besar dibalik pernikahan Karina dan Malvin yang selama ini di sembunyikan dari banyak orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umnai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12
Karina terbangun dengan tubuh lemas, pandanganya masih kabur, aroma khas rumahsakit menyeruak dalam indra penciumannya, ia bisa merasakan selang infus menusuk pergelangan nya, dan bunyi pelan alat monitor detak jantung mengisi ruang yang dingin itu.
"Karina kau sudah bangun?" tanya Siera menghampiri Karina.
"aku akan memanggil dokter.,.
"tidak perlu, aku baik baik saja" ucap Karina dengan lemah.
"memalukan sekaki dokter yang biasa galak kini terbaring lemah" cibir Siera mengusap tangan Karina.
"Siera boleh aku memelukmu?" pinta Karina dengan mata berkaca kaca.
Fakta bahwa tidak ada yang perduli akan makanan kesukaan dan alergi kacangnya semakin membuat hatinya remuk.
"oh sayangku, ada apa Karina?" tanya Siera memeluk Karina, ia bingung dengan apa yang terjadi pada Karina saat ini.
Karina menangis memeluk Siera.
"tak apa menangislah Karina, luapkan semuanya, jangan ditahan lagi" ucap Siera semakin membuat Karina semakin tersedu.
"Siera mengapa tidak ada yang perduli padaku hiks.,." tangis Karina.
"Karina maksudmu apa??, aku perduli padamu" ucap Siera mengusap punggung karina.
"semua orang membenciku, mamah, Katia, mereka membenciku" lanjutnya semakin membuat Siera bingung.
"hei ada apa?, ceritakan semua padaku Karina agar aku mengerti dengan apa yang kau alami saat ini" ucap Siera dengan lembut dan perhatian, ia tidak tega melihat sahabatnya menangis seorang diri.
"aku bertemu Karisa sahabat Katia" ucap Karina berusaha mengendalikan diri untuk bisa bercerita pada Siera
"lalu,.
Karina menarik nafas sebelum memulai ceritanya sambil meluapkan segala emosi yang terkumpul pada hatinya.
Siera membekap mulutnya tidak percaya dengan apa yang Karina ceritakan tentang pertemuan sahabatnya dengan Karisa.
"ya tuhan.,." Siera segera memeluk Karina.
"Dan aku baru menyadarinya sekarang, perbedaan mamah memperlakukanku, bahkan makanaan yang ia hidangkan semua adalah makanan favorit Katia, bukankah itu menunjukan bahwa mamah selama ini tidak perduli dan memperhatikanku?
"Malvinpun begitu, dia tidak tahu selama ini aku alergi kacang, tidak ada yang benar benar perduli dan memerhatikanku" tangisnya menutup wajahnya.
"aku memang dulu pernah menyukai Malvin namun hanya sebatas suka, saat aku menemukan cinta pertamaku, mamah memintaku untuk menikah dengan Malvin setelah Katia pergi, dengan alasan Angel membutuhkan figur seorang ibu, Aku terima Siera, aku selama ini berusaha mencintai Malvin, meskipun itu sangat menyakitkan"
"aku berusaha, aku menerima segalanya, termasuk saat dia memandangku sebagai Katia saat kami berhubungan, tapi setelah malam ini, aku rasanya ingin menyerah, aku merasa semua pengorbananku sia sia"
"mengapa mamah memintaku menikah dengan Malvin setelah Katia pergi, apa dia tidak memikirkan perasaanku saat itu? apa dia tidak tahu bahwa aku memiliki keasih saat itu? Aku menuruti keinginannya, apa itu tidak cukup membuatnya berhenti membenciku lagi? Ternyata tidak?! apa mamah sengaja membuatkan cake kacang untuk membunuhku Siera??
"sstt Karina kau tidak boleh berpikiran seperti itu"
"aku lelah Siera" bisik Karina dengan rasa sesak di dada.
"karina jika pernikahanmu dengan Malvin tidak membuatmu bahagia kau boleh pergi, kau berhak bahagia Karina" ucap Siera menggenggam tangan Karinan, sahabatnya itu masih terus menangis.
Dering ponsel miliknya berbunyi membuat Karina dan Siera saling tatap. Siera segera mengambil ponsel Karina.
"kakakmu" ucap Siera
"dia tahu aku berada disini?" tanya Karina memincingkan mata.
siera mengangguk sambil memperlihatkan cengiran nya.
"maaf, aku sungguh panik, aku tidak tahu siapa yang harus aku hubungi untuk menenangkanku, Alex saat ini sedang di jepang, aku tidak mau mengganghunya" ucap Siera.
"jadi aku menghubungi kakakmu, tenanglah kakakmu yang tampan itu bisa mengendalikan emosinya, jadi angkatlah" ucap siera.
Karina berdecak kesal.
"hai kak.,.
"hai princess sudah sembuh?
"sudah, aku baik baik saja, jangan terlalu mencemaskanku" ucap Karina dengan lembut.
"syukurlah, mendengar suaramu sudah membuat rasa cemas kakak hilang seketika"
"terimakasih kak sudah perduli padaku" ucap Karina berusaha mempertahankan suaranya agar tetap terdengar tenang.
"tentu kakak perduli, kau adiku dan aku sangat mencintaimu princess"
"terimakasih" ucap Karina dengan senyum mengembang.
"baiklah see you sebentar lagi kita akan bertemu.
"ya aku harap kakak pulang saat libur tahun baru"
"tidak perlu menunggu, sebentar lagi kakak akan menemuimu.
"saat ini kakak dimana?" tanya Karina was was sambil menatap tajam Siera.
"airport.,.,.