NovelToon NovelToon
Berawal Dari Terpaksa.

Berawal Dari Terpaksa.

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:39.2k
Nilai: 4.4
Nama Author: selvi serman

Berawal dari permintaan sahabatnya untuk berpura-pura menjadi dirinya dan menemui pria yang akan di jodohkan kepada sahabatnya, Liviana Aurora terpaksa harus menikah dengan pria yang akan di jodohkan dengan sahabatnya itu. bukan karena pria itu tak tahu jika ia ternyata bukan calon istrinya yang asli, justru karena ia mengetahuinya sampai pria itu mengancam akan memenjarakan dirinya dengan tuduhan penipuan.

Jika di pikir-pikir Livia begitu biasa ia di sapa, bisa menepis tudingan tersebut namun rasa traumanya dengan jeruji besi mampu membuat otak cerdas Livia tak berfungsi dengan baik, hingga terpaksa ia menerima pria yang jelas-jelas tidak mencintainya dan begitu pun sebaliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mundur dengan terhormat.

Di kamar, di sinilah Abimana dan Livia berada sekarang.

Abimana nampak mengeryit kala sang istri tiba-tiba mengalungkan tangan pada lehernya. Livia yang nyaris tak pernah bersikap manja seperti ini membuat Abimana bisa menebak jika saat ini istrinya itu pasti menginginkan sesuatu.

"Mas..." berseru dengan nada berirama.

"Hm???." menatap manik mata teduh Livia.

"Boleh nggak aku berkunjung ke rumah ayah dan ibu???."

"Nggak boleh." jawaban padat, singkat dan jelas yang terucap dari mulut Abimana sontak membuat Livia menarik diri.

"Kenapa nggak boleh sih mas, mereka kan orang tuaku. gimana kalau nantinya anak kita perempuan, terus suaminya melarangnya berkunjung ke rumah kita, kamu pasti tidak akan terima kan???." saking kesalnya, Livia sampai memberikan kultum pada Abimana.

Dengan bibir merengut kesal, Livia naik ke atas tempat tidur, memunggungi Abimana yang masih setia memandang ke arahnya.

"Katanya cinta, berkunjung ke rumah ayah dan ibu saja nggak dibolehkan." bergumam kesal dengan nada lirih.

Bukannya marah, Abimana justru mengulum senyum melihat tingkah istrinya yang terlihat lucu ketika sedang merajuk seperti ini.

"Untuk dua Minggu ke depan mas lagi sibuk-sibuknya di kantor jadi sebaiknya kita berkunjung ke rumah ayah dan ibu setelah mas nggak terlalu sibuk."

Mendengar itu sontak saja Livia menoleh pada Abimana, bukan lagi karena mendapat izin berkunjung ke rumah orang tuanya melainkan karena Abimana yang menyebut dirinya dengan sebutan mas, bukan lagi saya seperti sebelumnya.

Barusan mas Abi menyebut dirinya dengan sebutan mas??? Aku nggak lagi mimpi kan???."

Livia Seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya hingga tercetus ide di benaknya untuk mencubit tangannya sendiri, untuk memastikan apa ini mimpi atau bukan.

"Argh..." rasa sakit bekas cubitan nya sendiri meyakinkan Livia bahwa ia tidak sedang bermimpi, semua ini nyata.

"Nggak masalah kan kita berkunjung ke rumah ayah dan ibu setelah mas nggak terlalu sibuk dikantor???."

Pertanyaan abimana sekaligus menarik kesadaran Livia. tanpa sepatah katapun, Livia turun dari tempat tidur, menghambur ke pelukan sang suami.

"Kali ini yang ingin memeluk ayahnya, dedek bayi atau ibunya???." pertanyaan menggoda di lontarkan Abimana. pasalnya sebelum ini Livia selalu saja beralasan jika itu adalah keinginan bayi didalam perutnya.

"Dua-duanya." jawaban Livia berhasil menciptakan senyum tipis di bibir Abimana.

 Abimana tidak pernah menyangka kedatangannya malam itu yang bertujuan menyampaikan penolakan pada gadis yang akan dijodohkan dengannya justru membuatnya berubah haluan dan pada akhirnya berusaha mencari celah agar bisa menikahi gadis bernama Liviana Aurora. Hanya Abimana seorang yang tahu jika sejak awal ia telah mengetahui sosok Zenaila yang asli, gadis yang dijodohkan dengannya. Abimana bukanlah orang yang bodoh sehingga tidak mencari tahu tentang sosok Zenaila yang asli sebelum bersedia untuk bertemu malam itu. Namun kehadiran sosok Zenaila palsu sungguh mengejutkan sekaligus mampu mempesona seorang Abimana dengan sikapnya yang sedikit barbar.

Abimana kembali tersenyum kala teringat akan tubuh gemetar Livia kala menyentuh da_da bidangnya malam itu. Mulutnya melontarkan kalimat dengan berani, seakan menyentuh tubuh pria merupakan hal yang biasa baginya, namun tanpa disadari oleh Livia saat itu pandangan Abimana menangkap jelas tangan dan kakinya yang gemetar.

*

"Tega kamu Thalia...tega kamu memupus harapan mama untuk bisa menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Tante Ira(ibunya Abimana)."

Ibu semakin kesal saat Thalia tetap pada pendiriannya untuk berhenti mengejar cinta Abimana yang sudah jelas-jelas tidak lagi untuknya.

Kedua bola mata mata indah milik Thalia sudah berkaca-kaca. "Apa tidak ada cara lain bagi thalia untuk berterima kasih pada mama, selain merusak kebahagiaan rumah tangga Abi dan istrinya???."

"Sudah cukup Thalia membuat Abi terluka karena kepergian Thalia waktu itu, Thalia nggak mau lagi melukainya, mah. Karena merusak kebahagiaan rumah tangganya pasti akan sangat melukai perasaan Abi." beberapa kali menyaksikan bagaimana Abimana menatap istrinya, Thalia sudah bisa menyelami sebesar apa cinta pria itu terhadap istrinya. Tatapan penuh cinta dan kasih sayang yang dulunya ada untuk dirinya, kini telah berpindah pada orang lain.

"Apa hanya sebatas ini kemampuanmu sehingga dengan mudahnya putus asa seperti ini???."

"Ini bukan masalah putus asa mah, tapi ini tentang perasaan. Kini cinta Abi bukan lagi untuk Thalia tetapi untuk istrinya dan tidak menutup kemungkinan Abi akan murka Jika sampai tahu jika Thalia berniat merusak rumah tangganya."

Bukannya ingin menakut-nakuti ibu, tapi Thalia hanya mengutarakan kemungkinan besar yang akan terjadi jika tetap nekat.

"Thalia berjanji akan melakukan apapun yang mama Minta asalkan bukan merusak rumah tangga Abi dan istrinya, mah." sepertinya Thalia sudah bulat dengan keputusannya. Wanita itu pun berlalu meninggalkan kamar ibunya, kembali ke kamarnya.

Foto dirinya dan Abimana yang masih terpajang di atas nakas menyambut kedatangan Thalia dikamarnya.

Thalia mendekati benda tersebut, meraihnya. Menatap wajah tampan, pria yang dulu begitu mencintainya dengan tulus.

"Maafkan kesalahanku Abi. mungkin semua ini sudah takdir, kamu terlahir bukan untukku. Semoga kamu selalu bahagia dengan wanita pilihanmu." air mata jatuh membasahi wajah cantik Thalia. Ia mencoba tegar dan akan berusaha menghapus nama Abimana dari lubuk hatinya. menurut Thalia, ikhlas akan lebih baik ketimbang harus menjadi wanita tercela yang tega merusak rumah tangga wanita lain.

Di tengah kesedihan Thalia dengan segala nasib dan takdir hidupnya, di dalam kamarnya ibu justru sedang memikirkan rencana demi mewujudkan keinginannya.

1
Rini
🥰🥰
picii
lanjut thorr
Dinarra
lucu namanya abil (abi livia)🤭
sasatar77 tarsa
Kecewa
sasatar77 tarsa
Buruk
Sofia Rim
Kecewa
Sofia Rim
Buruk
ros
Luar biasa
Dewi Sariyanti
Di tunggu kisah Rasya dan thalia kak
Ida Miswanti
bukan ide yg buruk bila berubah target ke Adik Abi,,,Si Rasya🤭
Putri Chaniago
kasihan Rasya, secepatnya balasan utk ibu angkat Thalia
sagi🏹
kunantikan kaka othor..
sagi🏹
demi ambisi mama angkat thalia sampai rela buwat hal keji
Rini
kasihan
Mrs.Riozelino Fernandez
di tunggu kk Thor...
Dinarra
ditunggu kaka author🤗
Dinarra
crazy up ga sih kakak author😁
sagi🏹
lanjooooottttt kak othor
Bunda Sri
bagus tidak membosankan , lanjutkan Thor
sagi🏹
lanjut kak up banyak .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!