Gara-gara salah masuk ke dalam kamarnya, pria yang berstatus sebagai kakak iparnya itu kini menjadi suami Ara. Hanya dalam satu malam status Ara berubah menjadi istri kedua dari seorang Dewa Arbeto. Menjadi istri kedua dari pria yang sangat membencinya, hanya karena Ara orang miskin yang tak jelas asal usulnya.
Dapatkah Ara bertahan menjadi istri kedua yang tidak diinginkan? Lalu bagaimana jika kakak angkatnya itu tahu jika ia adalah istri kedua dari suaminya.
Dan apa sebenarnya yang terjadi di masa lalu Dewa, sampai membuat pria itu membenci orang miskin. Sebuah kebencian yang tenyata ada kaitannya dengan cinta pertama Dewa.
Semua jawabannya akan kalian temukan di kisah Ara dan Dewa, yuk baca🤭
Jangan lupa follow akun dibawah ini
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
"Terima kasih..."
Ara berkata setelah menerima minuman dari pria tampan yang belum ia ketahui namanya.
Ryu sendiri hanya membalas dengan senyuman sembari menatap gadis itu dengan penuh minat. Gadis yang sudah ia beri stempel sebagai calon kekasihnya yang ke tiga puluh.
"Tadi kau belum menjawab pertanyaanku cantik," ucap Ryu dengan memuji.
Karena memang gadis itu sangat cantik dan manis meskipun tubuhnya tidak tinggi dan tidak ramping seperti kebanyakan wanita cantik pada umumnya. Tapi justru itu yang membuat gadis tersebut terlihat berbeda dari kebanyakan wanita yang pernah menghangati ranjangnya.
"Pertanyaan yang mana?" tanya Ara dengan bingung.
"Nama mu, kau belum menjawabnya."
Sebenarnya Ryu sudah mengetahui kalau nama gadis itu Ara dari asisten pribadi Dewa, namun ia sengaja bertanya untuk membangun komunikasi diantara mereka.
"Oh...."
Bukannya menjawab. Ara justru hanya ber oho ria sembari mengambil panna cotta dengan buah strawberry diatasnya, yang sejak tadi membuat air liurnya hampir menetes. Sungguh baru kali ini ia bisa menikmati makanan dan dessert yang enak-enak tersebut, karena sebelumnya Ara hanya bisa memandang keluarga Wisnu menikmati makanan dan dessert yang terbilang mahal bagi orang seperti dirinya.
"Jadi siapa namamu?" tanya Ryu kembali dengan menahan kekesalannya.
Bagaimana tidak kesal, jika tidak dipedulikan sama sekali oleh wanita incarannya. Dan yang lebih parahnya lagi wanita itu tidak mempedulikannya hanya karena panna cotta. Sungguh baru kali ini ketampanan wajahnya kalah saing dengan sebuah dessert, dan baru kali ini juga Ryu begitu kesusahan hanya untuk mendapatkan nama seorang wanita. Karena biasanya tanpa bertanya pun para wanita akan dengan senang hati memberikan nama mereka.
"Namaku Ara."
Ia menjawab sembari mengulurkan tangannya setelah melahap habis panna cotta yang diambilnya tadi.
"Ara? Hanya Ara?" Ryu menerima uluran tangan gadis tersebut.
"Ya, hanya Ara. Tanpa nama keluarga karena aku sendiri tidak tahu siapa dan dimana keluargaku." Jawabnya dengan jujur sambil tertawa santai.
Ia tidak peduli jika pria tampan yang membuatnya terpesona itu akan pergi dan tak mau berkenalan lebih jauh lagi karena fakta tentang dirinya.
"Oh, oke. Senang berkenalan denganmu. Namaku Ryu."
Ryu memperkenalkan dirinya sembari mengecup punggung tangan gadis itu, gadis yang ia anggap sangat berani dan tak malu memperkenalkan jati dirinya pada orang lain.
"Ryu. Nama yang bagus sesuai dengan wajahmu yang tampan," ucap Ara dengan gugup dan malu-malu karena sudah dua kali pria itu mengecup punggung tangannya.
"Aku memang tampan. Apa kau mau menjadi kekasihku?" tanya Ryu dengan mendekat pada wajah Ara untuk menggoda gadis tersebut.
"A-apa? Kau pasti bercanda?" ucap Ara dengan tertawa canggung sembari menjauh dari Ryu.
Karena mana mungkin pria tampan dan sepertinya orang berada itu memintanya menjadi kekasih.
"Aku serius, mau tidak?" Ryu kembali mengulang pertanyaannya.
Ara yang terkejut dan salah tingkah memilih tak meladeni ucapan Ryu. Ia mengalihkan kegugupannya dengan menghabiskan minuman yang tadi diberikan pria itu, meskipun minuman tersebut rasanya pahit dan panas di tenggorokan.
"Wow, tenyata kau kuat minum juga," ucap Ryu saat melihat Ara menghabiskan minuman beralkohol itu dalam sekali tegukan.
"Ck, ini hanya minuman biasa tentu saja aku kuat," Ara kembali mengambil gelas berisi minuman dengan warna yang sama dengan minumannya tadi.
Ya, meskipun rasanya aneh tapi entah mengapa ara menyukainya.
Ryu pun ikut mengambil gelas berisi sampanye itu lalu meminumnya setelah mengatakan bersulang pada Ara.
"Oh ya, menurutmu bagaimana dengan pasangan pengantin baru itu?"
Ryu menatap pada Dewa dan Vivian, yang terlihat sibuk menerima ucapan selamat dari para tamu undangan.
Ara pun ikut menatap pasangan tersebut dengan tersenyum. "Mereka pasangan yang serasi, cantik dan tampan juga dari keluarga terpandang. Tapi sayang sifat kakak iparku itu sangat angkuh dan menyebalkan," ucapnya dengan kesal.
ntar Ara mati rasa baru tau