Kanara Rusadi, wanita beranak satu yang menikah dengan laki-laki keji karena dijual oleh ibu tirinya. Kanara kabur dari rumah akibat mendapatkan kekerasan dari suaminya. Ia bersama putranya harus hidup serba berkekurangan.
Demi sang putra dan berbekal ijasah SMA, Kanara bertekad masuk di sebuah perusahaan besar milik laki-laki yang pernah dia tabrak mobil super duper mahalnya.
Pertemuan awal mereka meninggalkan kekesalan Brandon. Namun seiring berjalannya waktu, Brandon mengetahui bahwa Kanara sedang bersembunyi dari suaminya dan saat ini berada di dalam bahaya yang mengancam nyawanya.
Brandon yang diam-diam mulai ada rasa pada Kanara, berusaha menyelamatkan wanita itu dari ancaman sang suami yang berkuasa di dunia gelap. Tanpa ia sadari Kanara adalah wanita yang pernah pernah terjerat dengannya sepuluh tahun lalu dan bocah bernama Bian itu adalah putra kandungnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Bian sudah terdaftar di SD dekat kontrakan mereka. Kanara memalsukan identitasnya menjadi Bion Gracia, mengikuti nama masa remajanya, Nara Gracia. Nama yang dia gunakan sampai lulus SMA sebelum mengganti tanda pengenalnya dengan nama lahirnya, pakai marga ayah kandung.
Untungnya Nara pernah membuat tanda pengenal saat umurnya tujuh belas tahun dengan nama Nara Gracia, jadi dia tinggal membayar jasa bikin identitas baru untuk putranya. Memang cukup banyak yang harus dia keluarkan untuk membuat identitas baru untuk sang putra, tapi tidak apa-apa, dari pada keberadaan mereka di ketahui oleh Damian.
Hari ini adalah hari pertama Bion sekolah. Sang putra sedang belajar, dan Kanara diam di kontrakan sendirian. Biaya hidup mereka sudah cukup terkuras. Kanara tidak bisa santai terus tanpa melakukan apa-apa. Wanita itu pun mulai mencari-cari pekerjaan lewat internet. Ia ingin mencari lokasi kerja yang berdekatan dengan sekolah putranya. Biar kalau sewaktu-waktu Bion memerlukannya, dia bisa langsung datang.
Dapat.
Setelah hampir dua jam berkutat dengan ponselnya, wanita itu menemukan sebuah perusahaan dekat tempat tinggalnya dan Bian. HM Group, perusahaan farmasi.
"Tapi aku tidak ada pengalaman di dunia farmasi." gumam Kanara pada dirinya sendiri. Lalu ia membaca ada lowongan office girl dan asisten, tapi harus ada ijasah SMA. Mata Kanara mendadak berbinar. Dia ada kesempatan.
Kanara tersenyum. Dia akan mencoba memasukkan CV-nya. Hari itu juga dia berangkat ke warnet dekat kontrakan untuk membuat CV-nya dan di kirim ke perusahaan.
Kanara berharap dia akan di terima. Dia butuh kerja agar Bian bisa makan enak dan biaya sekolahnya dapat di bayar tepat waktu.
Setelah membuat cv dan mengirim lamaran kerja lewat online, Kanara menjemput Bian. Hari ini dia lewati tanpa tekanan oleh Damian. Entah suami kejamnya itu sudah pulang dari luar negeri apa belum. Mengingat ini adalah hari ketiga dia dan Bian pergi dari rumah. Kanara hanya berharap dia bisa terlepas dari Damian selamanya.
Malam harinya ada e-mail yang masuk dari pihak perusahaan, Kanara mendapatkan panggilan interview dan diharuskan datang jam delapan pagi. Kanara makin semangat. Cepat sekali pemberitahuannya, sepertinya perusahaan itu cukup bagus. Kanara sudah tidak sabar menunggu besok. Setelah Bian tertidur ia pun memilah-milah pakaian yang akan dia kenakan untuk wawancara besok. Di email mereka di suruh untuk berpakain rapi dan sopan.
"Aku inget sudah memasukan rok hitam dan kemeja putih. Aku taroh di mana ya?"
Kanara membongkar pakaian miliknya yang sudah dia atur rapi dalam lemari. Sebelum kabur dari rumah Damian dia sudah memikirkan akan mencari pekerjaan, dan pasti pakaian rapi seperti kemeja putih dan rok hitam akan dibutuhkan, itu sebabnya dia memasukkan pakaian itu juga di ranzelnya.
"Akhirnya di temukan." ucap Kanara ketika menemukan apa yang dia cari.
Wanita itu lalu menyetrikanya biar besok dia tidak terburu-buru mempersiapkan sana sini.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi tiba, habis mengantar Bian ke sekolah, Kanara langsung bergegas ke HM group. Walau kantor itu letaknya dekat dengan lokasi kontrakan mereka, Kanara tetap saja harus naik ojek ke sana.
Di tengah perjalanan, motor yang dia naiki tiba-tiba mogok.
"Maaf mbak, motor saya mogok. Kalau mbak mau cepet, kayaknya mending naik ojek yang lain mbak. Maaf banget mbak." si bapak-bapak tukang ojek meminta maaf dengan ekspresi tidak enak.
"Nggak apa-apa pak. Tujuan saya sudah dekat kok. Ini ongkos ojeknya pak." Kanara menyodorkan selembar uang lima ribu ke tukang ojek tersebut.
"Nggak usah dibayar mbak, lagian belum setengah jalan motor saya udah mogok. Mbak simpen aja duitnya buat naik ojek yang lain, saya nggak masalah kok."
"Ambil aja pak."
"Jangan mbak, nanti saya merasa nggak enak sama mbak."
Karena si bapak tukang ojek itu menolak dan Kanara takut nanti dia akan terlambat interview, akhirnya dia yang mengalah dan pergi. Wanita itu melirik ke jam tangannya. Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Interviewnya jam delapan, dia harus segera bergegas.
Kanara buru-buru menyeberangi jalan. Tiba-tiba suara rem yang berdecit kencang membuatnya memejamkan mata kuat-kuat. Ia kaget dan panik. Ia pikir ia akan segera mati karena tertabrak mobil, saking paniknya ia tidak dapat menggerakkan badannya sedikitpun, hanya mematung di tengah jalan dengan mata terpejam.
Setelah lama memejamkan mata begitu lama, tidak terjadi apa pun. Kanara tak merasa sakit di badannya, tidak terlempar bahkan terguling-guling jatuh karena tertabrak mobil atau apapun itu. Ya iyalah tidak terjadi apa-apa, karena dia tidak di tabrak.
Kanara membuka matanya perlahan-lahan. Ia menatap ke depan dan melihat sebuah mobil sport putih berada dekat sekali dengan tubuhnya. Hanya berjarak beberapa senti dari tubuhnya. Ia seperti mengenali mobil tersebut, mirip dengan mobil dari laki-laki dingin beberapa hari yang ia dan Bian naiki diam-diam.
Pintu mobil terbuka, menampilkan seorang lelaki tampan bertubuh tinggi dengan rahang tegas dan wajah mengintimidasi itu turun dari balik kemudi. Lelaki itu tampak sangat marah. Dan Lelaki itu ternyata ...
Orang yang sama dengan si pemilik mobil malam itu.
Pria itu tampak kesal sekali saat keluar dari mobil dan melihatnya. Kanara melihat pria itu mendengus keras. Seperti mengatakan 'lagi-lagi kau'
"Kau tidak punya otak?! Atau kau tidak peduli dengan keselamatanmu? Bagaimana bisa kau menyeberang jalan tanpa melihat ada mobil yang melaju di jalanan?!"
Sentak lelaki itu dengan nada tinggi. Wajah Kanara memerah, ia merasa malu sekaligus gugup dimarahi di depan umum begitu. Untung jalanan di daerah ini agak sepi. Kalau tidak dia pasti sudah malu sekali.
"M .. maaf." hanya itu yang bisa Kanara katakan. Suaranya sedikit gemetar karena tidak tahan dengan tatapan tajam lelaki itu. Ia lupa namanya.
Mata pria itu pun menelusuri seluruh tubuh Kanara, mencari-cari kalau ada ada yang terluka. Setelah itu ia mendengus kesal.
"Kalau tidak mau menjadi mayat, lain kali hati-hati!" ucap pria itu ketus lalu membalikkan tubuhnya dan masuk kembali ke mobilnya, meninggalkan Kanara yang mundur sambil menatap mobil putih tersebut melaju meninggalkannya hingga benar-benar menghilang dari hadapannya.
Kanara meringis. Kenapa bisa dalam satu minggu dia sudah berkali-kali bertemu dengan pria pemarah itu? Tapi memang dia yang selalu salah tiap kali mereka bertemu. Dia terlalu ceroboh.
Kanara menyeberang lagi. Kali ini ia memutuskan untuk sangat berhati-hati supaya kejadian mengerikan dan memalukan tadi tidak terulang lagi. Waktunya semakin mepet, mudah-mudahan dia tidak terlambat sampai ke HM group.
Pliss lah masa iya tak tergugah jiwa kebapakanmu, Bian darah dagingmu
Lebih cepat tahu faktanya, kamu bisa melindungi Kanara, Bian sebelum konflik sama Damian
Brandon sat set harus cepat tes DNA harus dilakukan dengan cepat biar kamu cepat mendapatkan bukti yg akurat klu bian putramu
lanjut thor semakin seru nich
sukses terus buatmu thor🥰🥰
dia punya prinsif, walaupn rumah tangganya tidak baik baik saja tp dia tetap menyembunyikan keretakan rumahtangganya
apalagi dia menyadari bahwa dia dan brandon tidak punya hub apa2 kecuali karyawan dan bos saja
mangkanya brandon gercep dong.. biar tau kebenarannya
kasian bian yg ketakutan trs karena Damian. semoga Brandon dpt memberikan kasih sayang utk bian, anak & wanita yg di cari oleh Brandon 😊
biarkan autor yg berpikir dan bekerja menyatukan kalian hihihi 😄