Meski sudah menikah, Liam Arkand Damien menolak untuk melihat wajah istrinya karena takut jatuh cinta. Pernikahan mereka tidak lebih dari sekedar formalitas di hadapan Publik.
Trauma dari masa lalu nya lah yang membuatnya sangat dingin terhadap wanita bahkan pada istrinya sendiri. Alina Zafirah Al-Mu'tasim, wanita bercadar yang shalihah, menjadi korban dari sikap arogan suaminya yang tak pernah ia pahami.
Ikuti kisah mereka dalam membangun rasa dan cinta di balik cadar Alina🥀
💠Follow fb-ig @pearlysea
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pearlysea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
•Diam diam mencuri•
Alina sedang menyetrika baju baju suaminya dengan hati hati, mulai dari baju santai hingga formal, bahkan celana dalam Liam pun tak tertinggal untuk ia setrika.
Bayangannya mulai kembali pada botol pelumas milik suaminya. Pria yang sebenarnya berhak memintanya untuk melampiaskan syahwatnya, tapi dia malah memilih melakukannya sendiri, atau mungkin Liam lebih suka melampiaskannya pada wanita panggilan.
Meski ia berusaha untuk mengabaikan, ada sesak yang menyergap paru parunya. Dalam hatinya Alina ingin menjadi seorang istri selayaknya istri istri di dunia ini yang bisa melayani semua kebutuhan suaminya, ingin memiliki pernikahan yang normal dan bahagia.
Namun, ia mulai disadarkan oleh kenyataan, bahwa keadaan ini lebih rumit dari yang ia kira, Kenapa dia harus menangisi pria yang bahkan tidak mengakui keberadaan Tuhan, mengapa dia harus berharap sentuhan dan kasih sayang pria yang selalu memperlakukannya dengan arogan, mengapa dia terus berharap ia bisa mempertahankan pernikahannya.
Alina, menarik napas panjang, mencoba menguatkan hati yang hampir goyah. Keinginan untuk mempertahankan pernikahan ini begitu kuat, tapi ia sadar, harapan itu mungkin hanyalah bayangan yang terus ia genggam, sesuatu yang ia perjuangkan sendirian.
Alina mulai menyibukkan diri dengan pekerjaannya, ia mengangkat celana pendek berwarna cream milik Liam, mengibaskannya, dan merabanya di atas meja setrika sebelum menyetrikannya, tiba tiba jarinya merasakan sesuatu di saku celana suaminya.
Tanpa pikir panjang Alina merogoh sakunya dan mengeluarkan sesuatu disana, Alina sempat senang jika yang ia temukan adalah pecahan uang.
Namun ternyata hanya kertas yang terlipat kusut akibat terendam air, ia membuka lipatan kertas itu dan betapa terkejutnya jika yang ia temukan di saku celana liam adalah fotonya, fotonya yang setengah rusak karena sempat terendam di dalam celana suaminya.
Alina tercengang dan tak tahu harus bereaksi bagaimana. Antara merasa terharu atau justru tertawa karena kelakuan Liam yang benar-benar di luar dugaan.
Tenggelam oleh keheranan tiba tiba suara bariton Liam memanggilnya.
"Alina mana celana pendek_"
"ku?" Liam terhenti, matanya melirik cepat dari celana pendek yang ia cari ke foto kusut yang ada di tangan Alina
Alina menoleh.
"Ini, belum sempat ku setrika." jawabnya.
"Oh, ya. Apa ini?" tanya Alina mengangkat foto dirinya ke udara.
Liam menelan ludah, tenggorokannya tercekat. Baru juga selesai dengan masalah pelumas, sekarang Alina mencurigai foto itu.
"Itu.. itu, foto!"
"Iya, tapi Foto siapa?" Alina berpura pura, agar Liam mau mengakuinya.
"Itu.. itu... Foto, itu foto idolaku namanya, emh Al, Alisha..ayo Kembalikan padaku." ujar Liam, namun ekspesinya tak bisa menyembunyikan kebohongan.
Alina tertawa sinis terdengar samar.
"Jangan bercanda! Ini Fotoku, kenapa ada di saku celanamu, untuk apa?" tanyanya dengan sorot mata yang serius.
Pria berahang tegas itu menghela napas berat, entah harus bagaimana, rasanya hari ini dia terus di timpa kesialan dari bangun pagi hingga akan tidur lagi.
"Ya, sebenarnya itu itu, itu cuma kebetulan saja ada si saku celanaku!" jawab Liam sekenanya.
Alina semakin tertawa nyaring, jawaban suaminya sangat menggelitik.
"Kebetulan, ya?" Alina mendekat,
"Lucu sekali, kebetulan foto ini masuk saku celana yang kau pakai tidur. Apa foto punya kaki sehingga bisa masuk sendiri, hah?" katanya sambil menhan tawa agar tidak terlalu keras.
Liam mengerutkan dahi, sangat malu tentu saja, harga dirinya seperti di lucuti oleh tawa istrinya.
"Sudahlah Alina, berikan saja fotonya, kenapa kau ribet sekali!"
Menatap tajam, Alina mendengus.
"Kau yang membuat semuanya jadi ribet Liam, kau berusaha menjauhiku tapi diam diam kau mencuri fotoku!"
"Dengar, itu hanya untuk presentasi!" sangkal Liam.
"Dan kau pikir aku rela wajahku kau jadikan presentasi iklan? memangnya aku bintang model?!" kata Alina, kesal.
"Atau.. Kau gunakan fotoku untuk alat bantu man*tur*asi bersama pelumas itu?"
Mata Liam melotot, jantungnya berdegup cepat, mana mungkin istrinya bisa menebak?
"Cukup Alina, itu tidak benar... Ayolah aku lelah seharian aku tidak ingin berdebat denganmu. kembalikan saja ayo..." Liam mengelak dengan merendahkan suaranya, sambil berusaha meraih foto dari tangan Alina.
Alina mundur, menyembunyikan fotonya dipunggung.
"Sudah kubilang aku tidak ikhlas fotoku kau gunakan untuk bahan presentasi!" kata Alina, ia mencabut kabel seterika lalu beranjak pergi meninggalkan Liam yang resah.
"Alina, tunggu." panggil Liam, buru-buru mengikuti langkah istrinya hingga ke depan pintu kamar.
Namun Alina lebih cepat. Ia masuk dan menutup pintu dengan sekali hempasan, mengunci diri di dalam sebelum Liam sempat menyusul.
"Aku tidak akan memberikannya, sampai kau menjelaskan dengan jujur!"
"Alina, Aku hanya menyimpannya karena Mamah yang meminta!" teriak Liam di balik pintu, tangannya kuat memukul pintu.
"Aku tidak percaya!" teriak Alina.
"Terserah jika kau tidak percaya, tapi aku butuh foto itu!" Liam menggebrak pintu dengan keras, sepertinya foto itu lebih berarti daripada laporan kantor.
Namun Alina tetap diam di dalam. Ia bersandar di balik pintu, menatap foto yang ada di tangannya. Hatinya mulai ragu, tapi gengsinya lebih kuat. Kalau memang penting, kenapa dia tidak bilang dari awal?
Liam menarik napas panjang dari luar.
"Kalau kau tidak keluar dan memberikannya padaku, jangan salahkan aku, aku akan mendobrak pintu kamarmu, dan merebutnya darimu...Alina!" teriak Liam, suaranya menggema di sekitar ruangan.
Alina tersentak.
"Berani coba, aku kunci ganda pintunya!" tantangnya dengan nada tak kalah sengit.
Liam menundukkan kepala, bersiap menekan pintu dengan kedua tangannya.
"Satu…"
Alina diam, tapi hatinya mulai berdebar.
"Dua…"
Suara napas Liam semakin berat. Ia menggeser kakinya sedikit untuk mencari posisi yang lebih kuat.
"Ti_"
Tiba-tiba, sebelum hitungan ketiga selesai, pintu kamar terbuka dengan kasar. Alina berdiri di sana dengan tangan berkacak pinggang?
Namun Liam yang sudah dalam posisi menunduk untuk mendobrak, kehilangan keseimbangan. Ia terhuyung ke depan, dan tanpa sempat mengendalikan tubuhnya, ia langsung menabrak Alina.
"Ah!" pekik Alina. Tubuh mereka berdua jatuh bersamaan ke lantai dengan posisi yang memalukan, Liam tersungkur tepat di atas Alina.
...🦋🦋🦋...
lanjut kk☺️
ud la ngalh salh satu ungkapin prasaan. tpi jangn alina y, liam az yg ungkapi lbih dulu dn bobok ny jang pisah kamar. eh, tpi jangn dulu nti khilaf. blum nikh ulang soal ny😅.
ayo hukumn ap dri liam. kn jdi mikir yg gk2😂. ap gk sebaik ny pernikhn mreka ni diperjels y. krna dri awal banyk x perjnjian2 dibuat liam.
sbelum ny liam mmbuat kontrk utk prnikhan mreka. dn skarang liam sprtiny ingin mlanjut kn prnikah sesungguhny. klw bgitu liam dn alina hrus ijab kabul ulang. krna disaat liam mmbuat perjanjian2 itu, ud trmsuk talak. nmany talak mudhaf. talk yg ud ditentukn.
ayo alina, bukn kh itu yg kau harapkn. saling mmbuka hati.
sehat2 jga buat author ny. biar bsa doble up😁✌️