Sahabat mu adalah Ular. Itulah yang terjadi pada Ashila yang sudah bertahun-tahun berteman dengan perempuan yang dia anggap saudara
Lolita merebut kekasih yang sangat di cintai oleh Ashila untuk kesekian kalinya dan sayangnya gadis itu baru menyadari seberapa buruk perilaku sahabatnya itu
Tapi kehidupan mempertemukan mereka kembali, seperti sebuah karma kekasih Lolita menyukai Asila bahkan terkesan Obses dan mengunci wanita itu dalam lingkup kekejaman nya
akan kah wanita itu menghindar atau memberi pelajaran pada Lolita?
Namun sayang nya gadis itu sudah membuat pria itu terpesona hingga tidak melepaskan dirinya lagi
"Lepaskan saya Tuan Leus!".
"Mau kemana? kemarilah dan balaskan dendam mu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IBU YANG JAHAT
Flash Back.
“Paman turunkan aku dekat sini saja, aku tidak ingin pulang”.
“Kenapa?”. Tanya Bajha sebelumnya pria itu hendak mengantar gadis itu untuk kembali pulang kerumah “Apa kau ingin menemui seseorang?”
“Tidak…. aku sudha berjanji pada Ashila akan menunggu nya di sini, dia mungkin akan membutuhkan sesuatu”.
“kalau begitu aku akan ikut bersama mu, sebenarnya aku juga tidak akan pulang sebelum Ashila selesai”.
Sino menatap pria itu dengan ragu itu artinya mereka akan duduk berdua di sana, dia sedikit canggung sebenarnya ada hal lain yang akan dia lakukan dia akan bertemu dengan orang yang sudah lama dia tidak temui
“Baiklah Paman”.
Kedua orang itu memutuskan untuk nongkrong di cafe yang dekat dari posisi Ashila berada, suasana cukup senyap karena Sino yang terlihat diam padahal sebelumnya gadis itu sangat banyak bicara
“Sino, kau ada masalah?”.
“Paman Bajha…. tidak aku tidak ada masalah, sebentar lagi aku akan bertemu seseorang aku sudah lama tidak melihatnya setelah dia pergi beberapa tahun lalu”.
Cara bicara Sino yang terlihat sangat murung membuat Bajha merasa gadis itu menyimpan hal yang tidak menyenangkan
Sorot mata yang biasa terlihat ceria itu kini terlihat kosong, Bajha tidak suka ketika melihat gadis itu diam hatinya berkecamuk dia memutuskan untuk duduk di samping Sino mengusap pelan kepala gadis itu
“Aku tidak tahu masalah mu, tapi melihat dari wajah mu sepertinya masalah ini sangat rumit”. Usapan pria itu semakin lembut menuntun Sino untuk ikut menatap wajah tampan itu “Kau pasti bisa melaluinya”.
“Paman orang yang akan ku temui adalah Ibu ku sendiri dia meninggalkan aku bersama dengan Ayah ku di saat keadaan kami yang berada di titik terendah, dia memutuskan untuk ikut dengan selingkuhannya”.
“Sino…”
“Sejak itu Ayah menjadi sangat prospektif pada ku Ayah juga menjdi lebih dingin sebelumnya dia adalah pria paling hangat yang pernah ku ketahui, dan Ibu aku tidak tahu .. aku merindukan nya meski ada rasa kesal di hati ku dan kenapa dia harus menemui ku ketika aku sudah dewasa aku selalu menangis saat aku masih kecil karena ku sangat merindukan nya”.
“Aku mengerti dan pasti ada banyak pertanyaan di hati mu bukan, sekarang temui dia dan katakan semuanya”.
Bajha menatap gadis itu dengan lembut memberi perhatian pada Sino layaknya dia dan Ashila
“Ya Paman benar”.
Bajha memutuskan untuk duduk tidak jauh dari Sino tidak ingin mengganggu pertemuan Sino dan Ibunya dia duduk sampai tidak terlihat oleh mereka, seorang wanita paruh baya benar-benar datang menghampiri Sino
Awalnya semua terlihat baik-baik saja sampai dua orang paruh baya menghampiri mereka, tangan Bajha terkepal begitu saja saat satu pria itu duduk di samping Sino dengan jarak yang sangat dekat.
Sedangkan di ujung sana perasaan Sino mulai tidak enak setelah meminum segelas minuman yang di pesan kan oleh Ibunya
“Ibu… siapa mereka?”. Tany sino dengan nada gelisah, namun sang Ibu malah tersenyum menngatakan jika mereka adalah orang baik
“Ini kekasih Ibu”. Tunjuk wanita paruh baya itu pada pria di sampingnya “dan itu teman Ibu, berkenalan lah sayang”
“Berkenalan?”. Sino saja merinding saat melihat wajah pria paruh baya di sampingnya seakan merencanakan hal buruk padanya
“Halo kenalkan om Prawijaya”. Sapa pria paruh baya itu “Kau sangat cantik seperti Ibu mu”.
Sino tidak menjawap pria itu melainkan menjauh dirinya perasaan bergejolak dalam dirinya membuat gadis itu semakin was-was
“Ibu sepertinya tidak ada lagi hal yang akan kau katakan… aku merasa tidak enak badan aku akan pulang”.
“Hei mau kemana nak, jangan buru-buru teman ibu masih ingin berkenalan dengan mu”.
“Cih Aku hanya ingin bertemu dengan Ibu bukan dengan teman mu”. Kesal Sino perasaan yang tidak enak dan kepalanya yang sudah mulai berdenyut membuat emosi gadis itu meluap “Ibu… ku pikir kau sudah berubah sehingga berani melihat aku ternyata kau sama saja bahkan semakin buruk!”.
“Sino! Begitu kah cara Ayah mu mendidik mu? Oh ya tidak heran kau jadi tidak mengerti sopan santun kembali duduk di tempat mu!”.
“Tidak mau!”. Ucap gadis itu dengan mencoba beranjak pergi dari sana tapi tangan Prawijaya sudah lebih dulu mencekal gadis itu
“Mau kemana? Dengarkan Ibu mu Sino jadilah anak berbakti”.
“Lepaskan dasar bej*t”.
Keributan antara orang-orang itu mulai mengganggu beberapa tamu tidak jauh dari mereka, tubuh Sino semakin tidak terkendali pandangannya juga kabur membuat gadis itu tidak bisa bicara dengan benar
“Aku bisa membawanya sekarang?”. Tanya Prawjaya pada Wanita paruh baya di depannya “Aku sudah membayar 80% pada kalian, akan ku bayar sisa dan bonusnya jika dia benar-benar perawan”.
“Ck kau bisa mengeceknya sekarang bawalah dia”
Kata-kata itu masih terdengar jelas di telinga Sino gadis itu dengan tenaganya yang tersisa menepis tangan Ibunya dan Pria yang mencoba menyentuhnya
Harusnya aku sudah menduga sejak awal, ternyata inilah alasan Ayah melarang kuberhubungan dengan wanita ini. “Biarkan aku pergi…”.
“Pergi? Aku sudah membayar sangat mahal juga sudah menunggu waktu yang cukup lama kau mau pergi begitu saja?”. Prawijaya mencoba merangkul gadis itu, di tengah banyak nya tatapan orang-orang mereka hanya mendiam kan aksi mereka tidak ingin terkena masalah “Kau bisa pergi sayang, tapi pergi dengan ku saja…”.
“Tidak”. Oh Tuhan tolong aku, Ayah siapapun tolong aku…. . Gumam Sino dengan kesadaran yang mulai hilang
BUK!
Satu pukulan tepat melayang di wajah Prawijaya sampai pria itu terjungkal kebelakang, begitu juga dengan kekasih Ibu Sino yang mendapat pukulan yang sama setelah mencoba menghalangi dirinya
“Bajin*an!! kalian mencoba menyakiti nya! Dan kau!”. Tunjuk Bajha pada Ibu Sino yang kini gemetar melihat murka Bajha “seharusnya kau menjadi pelindung untuk putri mu! Kau malah menjerumuskannya ke dalam dosa mu!”
“Cih siapa kau? Ini bukan urusan mu”.
Bajha menarik Sino ke dalam rangkulannya membawa gadis itu pergi karena mereka sudah hampir menjadi pusat perhatian orang orang di sana.
“Mau bawa ke mana putri ku? Lepaskan dia dia akan pulang bersama ku”.
“Nyonya.. jika saja kau bukan perempuan sudah ku remukan kepala mu, sekali saja kau membuat Sino dalam dosa mu aku tidak akan segan untuk melaporkan perbuatan mu”. Ancam Bajha dia sendiri resah dengan panas yang dia rasakan di tubuh Sino takut jika saja gadis itu di beri hal yang berbahaya untuk tubuh gadis itu “aku bisa melakukan apapun jika aku mau Nyonya jangan pikir aku tidak tahu siapa dua pria ini!”.
Jadilah Bajha membawa Sino menuju rumah sakit terdekat di sana gadis itu mengigau tidak karuan, Bajha sesekali memeriksa suhu tubuh gadis itu mencoba menenangkan Sino
“Paman Bajha… kenapa sangat panas, tidak bisakah kau menyalakan AC”.
“Sino itu obat yang bereaksi di tubuh mu, bersabarlah kita sebentar lagi sampai”
Tapi yang dia dapatkan malah sebuah godaan Sino sudah seperti perempuan yang tengah berada dalam gairah yang tidak tertuntaskan tatapan sayu gadis itu begitu menguji imannya sebagai pria normal dia bisa merasakan tubuhnya ikut bergejolak
“Sial”.
“Paman… Bajha…”. Panggil Sino dengan suara yang sudah parau, tangannya sudah membuka setengah pakaiannya tidak berhenti di sana Sino melakukan segala sesuatu yang membuat gejolak dalam tubuhnya teredam
“Sino!”. Bentak Bajha melihat tingkah gadis di sampingnya