NovelToon NovelToon
Menjaga Amanah Terakhir

Menjaga Amanah Terakhir

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami
Popularitas:716.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Sasa Al Khansa

Anin akhirnya menemukan alasan yang mungkin menjadi penyebab suaminya bersikap cuek terhadapnya. Tidak lain adalah adanya perempuan idaman lain yang dimiliki suaminya, Kenan.

Setelah berbicara dengan sang suami, akhirnya dengan berbagai pertimbangan, Anin meminta suaminya untuk menikahi wanita itu.

" Nikahilah ia, jika ia adalah wanita yang mas cintai," Anindita Pratiwi

" Tapi, aku tidak bisa menceraikanmu karena aku sudah berjanji pada ibuku," Kenan Sanjaya.

Pernikahan Anin dan Kenan terjadi karena amanah terakhir Ibu Yuni, ibunda Kenan sekaligus ibu panti tempat Anin tinggal. Bertahannya pernikahan selama satu tahun tanpa cinta pun atas dasar menjaga amanat terakhir Ibu Yuni.

Bagaimana kehidupan Anin setelah di madu? Akankah ia bisa menjaga amanah terakhir itu sampai akhir hayatnya? Atau menyerah pada akhirnya?

Happy reading 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MAT 31 Istri Ketiga

Menjaga Amanah Terakhir (31)

" Jadi, maksud kedatangan kami kemari untuk melamar nak Indah untuk putra saya, Hanif," ucap laki-laki paruh baya yang tidak lain adalah ayah Hanif.

Indah hanya menunduk. Ia terlampau gugup. Sementara Hanif hanya curi-curi pandang pada calon istrinya itu. Bahkan senyum tak pernah lepas dari bibirnya.

Sementara sang ibu, hanya menatap keduanya. Wanita yang masih cantik di usianya yang sudah menginjak kepala lima itu awalnya tidak setuju saat sang putra mengatakan ingin menikah dengan seorang anak yang tinggal di panti asuhan.

Ia menentang keras karena merasa tidak selevel. Baginya wanita yang menikahi anaknya harus jelas bibit, bebet dan bobotnya.

Berbeda dengan suaminya yang tidak lain ayah Hanif. Ia justru mendukung sang putra.

Karena tidak bisa melakukan hal lebih apalagi disini kepala keluarga sudah setuju, Ibu Hanif ikut setuju. Namun, dengan syarat tidak boleh ada resepsi pernikahan yang berlebihan.

Karena itu, di momen ini ekspresi Ibu Hanif tampak jelas tak terlalu antusias. Walaupun syarat yang ia ajukan di penuhi sang putra. Indah pun tak masalah saat Hanif menjelaskan.

Karena ia sendiri, belum mampu jika harus memberikan resepsi yang mewah.

" Saya, sebagai wali dari Indah menyerahkan semuanya pada Indah, karena nanti dialah yang akan menjalankannya." jawab Anin tersenyum. " Bagaimana, Ndah?,"

" Insya Allah saya bersedia, mbak,"

" Alhamdulillah," jawab semuanya.

" Tapi, kami tidak bisa menjanjikan untuk di adakannya resepsi yang besar," tiba-tiba ibu Hanif menginterupsi kebahagiaan semua orang.

Anin sedikit memicingkan matanya. Sudut bibirnya terangkat. Ia bisa menilai dalam sekejap bahwa calon ibu mertua indah tidak sepenuhnya merestui.

Hanif dan ayahnya langsung menatap ke arah ibu juga istrinya.

" Bu .."

" Dia harus tahu, Pak."

" Ekhemm..." Anin berdehem. Ia tidak ingin pertemuannya kali ini di selingi perdebatan keluarga.

" Soal itu, ibu tidak perlu khawatir. Saya dan suami sudah membicarakan masalah ini. Suami saya bilang, akan membuat resepsi pernikahan Indah dengan sebaik mungkin," jawab Anin tersenyum.

Maksudnya adalah Anin dan Kenan akan menyelenggarakan resepsi yang besar untuk anak asuhnya. Bagaimana pun bagi Anin dan Kenan, anak-anak panti adalah 'anak mereka', tanggung jawab mereka.

" Oh, baiklah kalau begitu," jawab Ibu Hanif acuh sementara wajah Hanif dan ayahnya sudah tampak memerah karena malu.

" Oh iya, bagaimana soal mahar?," ibu Hanif kembali angkat bicara.

" Bu .."

" Ma .."

Hanif dan ayahnya memanggil secara bersamaan.

" Saya sudah bilang pada, Mas Hanif semampunya saja. Saya tidak meminta banyak. Saya kira...."

" Aku sudah mempersiapkan emas dan rumah sebagai mahar," Hanif memotong ucapan Indah sekaligus menghentikan nit sang ibu yang entah akan bicara apa lagi.

" Nif ..."

" Itu adalah tabungan Hanif. Jadi, ibu tidak perlu khawatir," ucap Hanif berbisik.

Hanif memang sudah punya usaha sendiri. Ia tidak ingin bergantung pada orang tuanya. Hanya sang ayah yang tahu apa yang akan ia jadikan mahar untuk Indah.

" Jadi, kalian akan langsung pindah ke rumah kalian?,'

" Ya. Kami akan hidup mandiri," jawab Hanif yakin.

Anin mengangguk. Ia lebih tenang sekarang. Tidak terbayangkan jika indah harus satu atap dengan ibunya Hanif.

Tiba-tiba ponsel Anin berbunyi. Kenan menelpon.

" Izin mengangkat telpon dulu. Dari suami saya," Anin mengangguk dan pergi menjauhi mereka.

Setelah berbicara beberapa saat, Anin kembali ke posisinya semula.

" Kalau bapak dan ibu ada waktu, suami saya ingin mengundang bapak sekeluarga ke restoran kami untuk makan siang di hari Senin depan. Untuk membahas tanggal pernikahan Indah,"

" Restoran mana?,"

" Restoran xx," jawab Anin

" Maksud anda, suami anda adalah pemilik hotel xx?," restoran tersebut memang adalah salah satu fasilitas hotel yang dimiliki Kenan.

" Alhamdulillah," jawab Anin.

" Jadi, Kenan Sanjaya itu suami anda?," ibu Hanif tampak terkejut.

" Iya, Bu,"

" Di hotel itu pula, pernikahan indah akan di laksanakan tentunya. Jadi, suami saya ingin berbicara lebih banyak untuk acara resepsi nanti,"

Ibu Hanif bungkam. Ia memang tidak tahu jika Kenan Sanjaya adalah pemilik panti asuhan tempat Indah tinggal.

Akhirnya, semua pembahasan berakhir dan pertemuan di akhiri dengan makan bersama dengan makanan yang diantar dari rumah makan Anin.

" Mbak, apa itu tidak berlebihan? Maksud Indah soal resepsi di hotel..." ucap indah yang masih ada di sana bersama Sesil yang juga penasaran dan ingin menanyakan kebenaran akan ucapan Anin tentang pernikahan megah untuk Indah.

"Iya, Nin," timpal Sesil.

Menurut Sesil itu tampak berlebihan hanya untuk seorang anak yatim piatu seperti Indah.

" Tidak berlebihan. Ini memang keinginan Mas Kenan."

" Tapi, mbak..,"

" Terima saja. Mas Kenan yang menginginkan ini,"

indah bungkam. " Terimakasih, mbak. Indah tidak menyangka akan mendapatkan ini semua," air mata indah mengalir.

Semenjak kehilangan kedua orangtuanya karena kecelakaan dan harus berakhir di panti asuhan,ia merasa bahagia karena tetap bisa merasakan kasih sayang yang tulus dari orang-orang yang bahkan tidak memiliki darah yang sama dengannya.

Anin hanya memeluk indah hingga Indah kembali ke kamarnya.

" Suamimu itu royal juga ya?," tanya Sesil yang iri dengan keberuntungan Indah. Ya, bagi Sesil Indah hanya beruntung saja.

" Mas Kenan hanya ingin memberikan yang terbaik untuk anak panti. Apalagi ini titipan almarhumah ibu,"

Sesil merasa semakin iri pada kehidupan Anin. Lihatlah, pada orang yang bukan siapa-siapa saja, suami Anin itu sangat royal apalagi pada istrinya.

" Oh iya, aku turut prihatin ya, aku baru tahu kalau suamimu punya istri lain," timpal Sesil membuat Anin mulai tak nyaman pada tema yang ia bahas.

" Oh iya."

" Kamu bisa se-legowo itu, Nin suamimu menikah lagi?,"

Anin hanya tersenyum. Sejujurnya ia tidak suka membicarakan masalah keluarganya.

" Mencoba ikhlas saja. Semua tidak seburuk kelihatannya," Anin mencoba tersenyum. " Oh iya, aku mau langsung pulang ya. Aku titip panti," ucap Anin yang tidak ingin pembicaraan melebar kemana-mana.

" Ah, iya. Kamu tenang saja,"

Anin berpamitan pada Sesil. Sesil terus melihat Anin yang meninggalkan panti.

" Apa aku bisa jadi istri ketiganya? Kayaknya tidak masalah jadi istri ketiga," gumam Sesil.

Jika tidak bisa merebut posisi Anin, setidaknya ia bisa jadi bagian dari kehidupan Kenan. Walaupun di urutan ketiga.

Biarlah Sesil dengan angannya entah kesampaian atau tidak.

...******...

" Jadi, bagaimana hasilnya?," Kenan sudah harap-harap cemas.

" Jangan tegang begitu. Santai saja, Ken," ucap sang dokter sekaligus sahabat Kenan dan Samudera.

"Rio, cepatlah," kesal Kenan pada Mario.

Mario memang berprofesi sebagai dokter. Ia dimintai Samudera untuk meluangkan waktunya untuk memeriksa Kenan.

Ia bahkan menceritakan alasan kenapa pemeriksaan itu dilakukan.

" Sabar, kenapa sih Ken? Kita nunggu seseorang dulu. Bisa-bisa dia marah nanti kalau ketinggalan berita," jawab Mario yang malah menunda untuk langsung menjelaskan.

Ceklek

Pintu ruangan terbuka dari luar.

" Akhirnya, kamu datang juga,"

TBC

1
Rahma Lia
Luar biasa
Sartini Cilacap
Laras ternyata simpenan om om juga
Sartini Cilacap
Diporotin sampai miskin lalu dicampakkan
Sartini Cilacap
Ya ampun kenan sampai bulan madu dengan laras padahal Anin masih segel
Sartini Cilacap
Biasa
Sartini Cilacap
Mungkinkah laras mantan daffa
Sartini Cilacap
Ternyata laras emang licik
Sartini Cilacap
Ternyata banyak yang menunggu jandanya anin
Sartini Cilacap
Kenan bodoh mengkhianati istri yang setia dan baik hati
Sartini Cilacap
Kenan sejahat itu kepada anin
Sartini Cilacap
Kasihan Anin bertahan demi wasiat ibunya kenan
Sartini Cilacap
Nyesek banget bacanya kasihan sama Anin
Sartini Cilacap
Kenan separah itu mengabaikan setiap omongan istrinya
Sartini Cilacap
Mampir baca cerita nya
Innara Maulida
idih Jagan mau Anin,,laki mu dah masuk WC umum 🤮
Nisaaayu
yakin mau bertahan sama pendongeng handal?
Nisaaayu
tiba2 kesel banget sama ibu nya Keenan. Ninggalin wasiat yg menyengsarakan Anin 🥲
Nisaaayu
beneran sakit ternyata si bapak
Ardian Syh
klik profil dong baca karya ku,kalo rame lanjut chap nya/Drool/
Lisa Yacoub
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!