Niatnya hanya ingin membantu menyelamatkan nyawa orang dari mautnya.tampa dia sadar apa yang di lakukannya,mempertemukan Devita permatasari,Dokter muda itu dengan Tuan muda dari keluarga ternama di kotanya itu yang trauma dengan sebuah hubungan dan menganggap wanita musuhnya,namun melihat Dokter Devita,hatinya dan pikirannya tidak bisa dia alihkan dari Devita.
Mampukah Tuan muda keluarga willen itu menaklukan Hati Devita yang sudah beku karena trauma dengan kisah hidup ibunya di hianati ayahnya dan kemudian dia melihat perselingkuhan kekasihnya.
yuk intif kisahnya,yang pastinya menarik ya..~~~~~~>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mardalena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Saat ini mereka sudah sampai diNegara B.Dafa membawa Devita dan adiknya menuju Hotel untuk beristirahat disana karena acaranya akan di mulai nanti malam.
"Kak aku lapar.."Bisik Dika ketelinga kakaknya namun masih bisa terdengar oleh Dafa di depan mereka.
"Sebentar ya,kita cari makanan ya.." jawab Devita yang di angguki Dika kembali memeluk kakaknya.
"Raka keRestoran.." Ucap Dafa yang di mengerti Raka kemudian lansung mengemudikan mobilnya menuju Restoran yang biasa tempat Tuan mudanya makan kalau berpegian di Negara itu.
Tidak lama mereka sampai di Restoran, Dafa dan Raka duluan keluar kemudian di ikuti Devita dan Dika juga keluar dari mobil mereka.
"Ayo.." Dafa mengandeng tangan Dika.
"Kakak tau aku sangat lapar..?" Ucap Dika tidak malu- malu mengatakan dengan Dafa.
"Kalau begitu makanlah sepuasnya nanti ya.." Ucap Dafa sedikit tersenyum.
"Ia kak.." Ucap Dika.
Di belakang mereka,Devita menaikan sedikit ujung bibirnya,berpikir meskipun Dafa seperti tidak menyukai dirinya, setidaknya dia tidak memperlakukan adiknya seperti dirinya.
Saat ini mereka sampai di ruangan Privat yang bisa di tempati sekitar 10 orang bisa makan di dalamnya.
"Beritahu kakak kamu pesanlah makanan yang kamu mau.." Ucap Dafa.
"Baik kak.." Ucap Dika mendekat kearah kakaknya duduk.
"Kita pesan makanan dulu ya.." Ucap Devita.
"Ia kak..,Aku mau ini kak" Tunjuk Dika pada Menu Stik Daging.
"Baiklah..apa lagi..?" Tanya Devita.
"Itu aja kak,nanti takut uang kita nggak cukup membayarnya kak.." bisik Dika membuat Devita tersenyum.
"Pilihlah makanan yang mau kamu makan,tidak perlu memikirkan biayanya.." Ucap Dafa menatap lekat kearah Devita yang saat itu lansung mengalihkan pandangannya dari Dafa.
Mereka selesai memilih makanan, setelah sepuluh menit menunggu,kini makanan yang tadi mereka pesan sudah di depan mereka masing-masing.
Saat Dafa ingin makan,dia kembali menghentikan suapannya melihat Dika dan Devita tengah Berdoa. Perlahan Dafa pun mengangkat tangannya untuk berdoa.apa yang di lakukan Dafa membuat Raka sangat terkejut saat itu.
"Benarkah yang aku lihat barusan,Tuan muda Berdoa sebelum makan.." Guman Raka tampa sadar.
"Diamlah kau..!" Ucap Dafa mendengar apa yang Raka ucapkan barusan.
"Saya merasa senang jika anda selalu melakukannya Tuan Muda.."Ucap Raka Pelan membuat Dafa melihat tajam kearah Raka yang saat itu hanya biasa menanggapi tatapan tajam Dafa.
Tidak lama Devita dan Dika selesai berdoa,mereka pun memulai makan mereka.
Saat mereka ingin makan,ponsel Devita berdering yang lansung dia lihat yang membuat raut wajah Devita lansung berubah.
"Adek makan dulu ya..kakak angkat telepon dulu.."bisik Devita yang di angguki Dika.
Devita bangun lalu berjalan menuju keluar ruangan itu.sampainya di luar dia menuju kearah toilet Umum.
"Kenapa anda menghubungi saya lagi..! Ucap Devita yang saat itu sedang di hubungi ayahnya lagi.
"Devi ayah mau meminta bantuanmu..? Bantu ayaj sekali ini.." Ucap ayahnya memohon.
"Aku tidak bisa..!mintalah bantuan keluarga barumu itu,kami berdua bukanlah keluarga anda lagi..,jangan pernah menghubungiku lagi.." Devita lansung mematikan telepon ayahnya. Dada Devita bergemuruh kuat menahan emosinya yang saat itu kembali merasuki dirinya,namun saat itu ponselnya kembali berdering.
"Aku sudah bilang,jangan hubungi aku lagi.aku bukan keluargamu bahkan aku bukan anakmu lagi.." Triak marah Devita.
"Nona,Kami sudah selesai makan, segeralah kemari.kita akan melanjutkan perjalanan."Raka yang menghubungi Devita saat itu membuat Devita terkejut karena salah menduga,dia pikir ayahnya yang menghubunginya kembali.
"Ma..maaf Tuan Raka..,saya akan segera kesana.." Ucap Devita merasa tidak enak.
"Baik Nona.." Jawab Raka lalu mematikan teleponnya.
"Devita mencuci wajahnya kemudian mengelapnya,dia kembali memakai maskernya lalu segera berjalan menuju ruangan tadi.Devita sudah sampai di dalam ruangan itu melihat Dafa dan juga Asisstennya serta adiknya sudah selesai makan.
Dafa bangun dari tempat duduknya yang juga di ikuti Raka juga bungun.
"Habiskan makanmu,aku tidak mau kau mengatakan aku tidak memberi kamu makan.." Ucap Dafa menatap dingin Devita kemudian keluar dari ruangan itu.
"Antar mereka kehotel nanti.." Ucap Dafa kemudian masuk kedalam mobilnya. Raka lansung melajukan mobilnya menuju tempat yang akan mereka datangi.
"kakak kenapa lama sekali..?" Tanya Dika.
"Kakak lama kah keluarnya,maaf ya.." Ucap Devita.
"Ia kak,kakak makanlah..kita mau pergi lagi kan..?" Ucap Dika bertanya lagi.
"Ia Dek,kalau begitu kakak makan dulu ya.." Devita kembali memakan makanannya namun saat dia ingin memakannya dia merasa aneh melihat makanannya seperti baru di pesan.
"Kak Dafa memesan lagi makanan untuk kakak,karena makanan sebelumnya sudah dingin karena kakak lama perginya.." Ucap Dika memberitahu kakaknya.
Dia memesan makanan lagi untukku, perasaan aku merasa,aku nggak lama perginya tadi..apa mungkin karena aku lama melamun ya..ahh lupakan,dia memang takut aku sakit dan mengacaukan rencananya nanti.
Ucap Devita dalam hatinya kemudian memakan makanannya segera.
Saat makan tiba-tiba Devita meneteskan air matanya,dia segera menghapus air matanya agar adiknya tidak melihatnya menangis,namun tubuhnya lebih jujur kalau hatinya saat itu sedang terluka.Air mata Devita kembali turun mengalir kepipinya.
"Kakak kenapa menangis..kakak sakit..?" Tanya Dika yang lansung di gelengi Devita kepalanya.
"Nggak..kakak nggak nangis Dek, makanannya terlalu pedas makanya kakak sampai meneteskan air matanya saking pedasnya.." Jawab Devita berbohong.
"Benarkah..coba aku rasa kak.." Ucap Dika ingin meraih sendok kakaknya.
"Jangan..jangan memakannya,ini memang sangat pedas nanti kamu sakit perut Dek..udah biar kakak habiskan ya.." Ucap Devita segera memakan makanannya.
"Ayo kita menyusul kak Dafa.." Ucap Devita sudah selesai makan.
"Ayo kak.." Devita dan Dika bangun lalu segera berjalan menuju keluar dari ruangan itu.
"Nona..anda akan kami antar lansung menuju tempat Istirahat Nona dan Adik Nona.." Ucap anak Buah Dafa.
"Baiklah.." Saut Devita kemudian membawa adiknya mengikuti langkah anak buah Dafa yang akan mengantar mereka kehotel.
Lima belas menit kemudian mereka sampai di Hotel tempat peristirahatan mereka di Negara tersebut.
"Ini kamar Nona dan adik Nona.." Ucap Anak buah Dafa memberitahu Devita.
"Terimakasih.." Ucap Devita yang di angguki Anak buah Dafa yang kemudian kembali menuju tempatnya berjaga.
"Wow...kamarnya bagus banget kak, besar banget tempat tidurnya.." Ucap Dika kemudian berlari kearah tempat tidur lalu berbaring disana.Devita tersenyum melihat tingkah lucu adiknya. Devita meletakan tas miliknya yang berisikan pakaian adiknya dan juga dirinya.tadi sebelum menutup jendela kamarnya dan kamar adiknya,Devita sempat mengambil satu pasang baju adiknya lalu satu pasang baju miliknya.
"Apa kita akan menginap disini kak?" Tanya Dika.
"Kakak nggak tau dek,kita mengikuti kaka Dafa saolnya.Bersihkan dulu kaki, tanganmu setelah itu bersitirahatlah.." Devita mendekati adiknya.
"Nanti jam 7 Malam,kakak akan pergi bekerja dengan kak Dafa,kamu akan di temani Om tadi.kamu jangan nakal ya dek..jangan jauh perginya dari jangakauan Om tadi ya.." Ucap Devita memberitahu adiknya.
"Ia kak..aku tidak akan kemana-mana, aku mau di kamar saja kalau kakak pergi nanti." Ucap Dika.
"Baiklah adikku yang paling pintar.. Ayo bersihkan kaki,tanganmu dulu Dek.." Ucap Devita menoel pipi adiknya.
"Baiklah kakakku yang paling cantik.." Saut Dika tersenyum lalu beranjak menuju kamar mandi.setelah itu dia kembali naik keatas tempat tidur.
"Kamu istirahatlah,kakak mau mandi dulu ya.." Ucap Devita.
"Ia kak.." Jawab Dika dengan matanya sudah fokus dengan flm karton kesukaannya yang tadi kakaknya cari.
jadi oma punya anak pada saat usia 15thn, dan anaknya melahirkan cucu oma di usia 15thn juga😱😱😱