"Naura kamu itu ngapain aja sih dari pagi, kenapa belum ada makanan, ibu sudah lapar nih" ucap seorang wanita bertubuh gemuk yang marah marah kepada menantu nya
"iya bu ini Naura baru mau masak, tadi Naura cuci baju dulu makanya belum sempat masak" ucap Naura berlari menghampiri mertua nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kyranachia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 10
Bianca dan arif pun di perbolehkan untuk bicara sebentar "kamu selama ini bohong sama aku mas?? " ucap Bianca langsung pada inti nya
"bohong gimna maksud kamu sayang" ucap arif sedikit panik
"kamu bohong tentang perusahaan itu dan kamu sebenarnya tidak kaya melainkan yang kaya adalah istri mu " ucap Bianca sambil menyilangkan kedua tangan nya di depan dada
arif pun mencoba menjelaskan walau sedikit gugup "aku nggak bohong sayang, Naura sudah menjebak ku, perusahaan itu memang milik ku " ucap arif berusaha meyakinkan Bianca
Marni pun juga ikut meyakinkan Bianca, dan dalam hati Marni berbicara *liat saja kamu Naura, apa yang seharusnya menjadi milik anakku harus menjadi milik anakku, gara gara kamu hidup anak ku jadi di penjara seperti ini *
tidak lama kemudian waktu bertemu sudah habis, Bianca ingin segera di cerai kan arif, tapi arif bilang kalau sebentar lagi perusahaan itu akan kembali menjadi milik nya
Bianca dan Marni pun pulang ke rumah Bianca, tetapi saat sampai di rumah Bianca ayah dan ibu Bianca langsung bertanya kepada Bianca
"apa maksud wanita tadi Bianca? jadi selama ini kamu merebut suami orang? " tanya sang ayah sambil mengepalkan tangannya
"ayah nanti saja aku bicarakan sama ayah dan ibu, sekarang ada ibu mertua ku yah " ucap Bianca sedikit berbisik
lagi lagi ayah Bianca hanya bisa menuruti putri nya itu
Marni pun izin pamit pulang kepada besan nya
sesampainya di rumah Naura Marni terkejut karena tiba tiba di rumah itu ada satpam,dan Marni tidak di bolehkan masuk ke rumah itu
"kenapa saya tidak boleh masuk, ini rumah saya" ucap Marni ngegas, dan dinda hanya bisa melihat saja ibu nya dan satpam rumah itu berdebat
"maaf Bu, saya di pesan oleh bu arini bahwa ibu yang bernama Marni tidak di perbolehkan masuk ke dalam rumah ini, dan ini koper yang di suruh majikan saya untuk di kasih ke ibu " ucap satpam itu sambil memberikan 5 buah koper
Marni yang dengar hal itu pun makin marah dan mencoba menerobos masuk ke rumah, tapi tiba tiba saja terdengar suara bagas berbicara tegas
"coba saja kau masuk ke sini Marni!!! maka polisi akan membawa mu juga sama seperti putra mu itu " ucap bagas tegas
"loh kenapa pak bagas, saya ini kan mertua nya Naura kenapa saya tidak boleh masuk ke sini, lagian juga saya sudah tinggal di sini dari awal Naura dan arif menikah " ucap Marni takut takut
"kata siapa kamu mertua anak saya? nih baca sendiri, arif dan Naura sudah resmi ber cerai dari tiga hari lalu! jadi anda bukan lagi mertua anak saya! " ucap bagas
Naura hanya memainkan ponsel nya, penampilan Naura hari ini sangat cantik sekali
Marni yang melihat itu agak sedikit kesal "awas kamu ya Naura, kamu sudah menelantarkan ibu, liat saja hidup mu tidak akan bahagia " ucap Marni sambil menunjuk Naura, dan Naura hanya melihat Marni saja tanpa ada minat untuk menjawab omongan nya
"sudah ayo dinda kita pergi saja, daripada di sini terus " ucap Marni menarik tangan adinda
saat sudah agak jauh dari rumah Naura dinda pun bertanya kepada sang ibu "kita mau ke mana bu? kita sekarang sudah tidak ada rumah lagi" ucap dinda sambil melepaskan tangan sang ibu
"kita pulang ke rumah ibu yang di kampung nak...sementara kita tinggal di sana dulu" ucap Marni ke pada dinda
"apa? kampung? nggak bu aku nggak mau tinggal di kampung, lagian kenapa sih ibu sama bang arif bodoh sekali bisa bisa nya sudah memiliki kak Naura yang jelas jelas cantik dan kaya malah milih kak Bianca yang matre dan juga murahan " ucap dinda kesal dengan sang ibu
"jaga omongan kamu dinda!! biar bagaimana pun sekarang Bianca sudah menjadi istri abang mu dan juga ibu ingin segera memiliki cucu, si mandul itu aja yang tidak bisa memberikan ibu cucu " ucap Marni marah mendengar dinda lebih memilih Naura daripada Bianca
akhirnya Marni dan dinda pun pergi ke terminal dan mulai perjalanan pulang ke kampung nya
"bu... lalu bagaimana dengan nasib bang arif? " tanya dinda saat sudah berada di dalam bus
"kita fikirkan nanti din, sekarang yang penting kita istirahat dulu, sudah mau malam juga perjalanan ke kampung lumayan jauh juga " ucap Marni
......................
di tempat lain Naura dan ayah ibu nya mengunjungi arif
awal nya arif bahagia sekali karena mengira Naura akan membujuk orang tua nya untuk mengeluarkan arif dari penjara itu
"kamu ke sini sayang? pasti kamu ingin membebaskan aku kan? " ucap arif sambil berusaha memegang tangan Naura
"jaga sikap mu mas, kita bukan suami istri lagi" ucap Naura tegas dan sudah tidak memanggil arif dengan sebutan abang lagi
"apa maksud mu dek? bukan suami istri? " ucap arif kebingungan
"kamu harus mengganti semua uang yang sudah kamu ambil dari perusahaan saya Rif, kalau memang kamu ingin bebas, saya kasih kamu waktu dua minggu untuk mencari uang itu, dan ini total yang harus kmu bayar " ucap bagas sambil menyerahkan sebuah map
"dan untuk kamu dan Naura, kalian bukan suami istri lagi jadi kmu jngan pernah mengganggu putri ku lagi " ucap bagas tegas
"apa maksud nya ini dek... kenapa ayah mu berbicara seperti itu " ucap arif melemah kan suara nya, Naura tidak menjawab dan hanya kasih surat pengadilan kepada arif
"jadi selama ini kmu sudah menggugat aku ke pengadilan Naura?? jahat sekali kamu mengajukan cerai tanpa persetujuan aku " ucap arif sambil maju sedikit menghadap Naura
bagas sebagai ayah dari Naura pun langsung melindungi putri nya "pikirkan saja bagaimana cara mu melunasi itu anak muda, jangan macam macam dengan keluarga ku atau kamu akan semakin sengsara " ucap bagas berbisik sambil menepuk pundak arif lalu meninggalkan arif bersama keluarga nya
"bren\*sek kamu Naura, kmu tidak bisa pergi dari ku Naura!!! kmu hanya milikku" ucap arif berteriak
polisi pun bergegas menahan arif dan membawa arif kembali ke sel nya lagi
"kamu tidak apa apa nak? " tanya arini kepada Naura
"aku tidak apa apa mah, aku hanya takut tadi mas arif melukai ayah " ucap Naura menunduk
"ayah tidak apa apa kok nak... justru ayah khawatir kamu masih mencintai laki laki itu " ucap sang ayah sambil melirik ke bangku belakang tempat sang putri duduk
"ih mana ada ayah... emang aku wanita bodoh? " ucap Naura dan semua pun tertawa dan merasa lega karena Naura sudah benar benar terlepas dari arif dan keluarga nya