NovelToon NovelToon
Rintihan Kamar Belakang

Rintihan Kamar Belakang

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Rumahhantu / Kumpulan Cerita Horror / Hantu
Popularitas:733.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: novita jungkook

"hiks, hiks sakit sekali....

"sakiiiiit....sakiit...

Intan pindah dari kota setelah bercerai dari suami nya, dia meninggali rumah yang dulu milik adik Ibu nya dan rumah itu sudah lama di biarkan kosong sebab Adik nya Ibu Intan menghilang tak ada yang tahu rimba nya.

Namun ketenangan Intan tak bertahan lama, sebab setiap malam ada suara rintihan atau juga menangis di kamar yang paling belakang sekali membuat Intan tak kuat menghadapi nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11. Gotong royong

Sesuai dengan pesan suami nya bahwa Inah harus membagi kan hasil panen mereka yang lumayan banyak ini, sebagai tanda syukur karena panen nya sudah banyak dan semoga kedepan nya nanti akan lebih banyak lagi. itu sudah tradisi nya orang kampung sini bila ada yang menanam dan hasil nya banyak maka mereka akan bagi bagi kepada warga terdekat saja, bila desa lain maka tak akan di beri karena jarak nya yang jauh dan juga jumlah nya pasti banyak bila sampai sana, maja yang dekat sini dan cukup satu kantung perorang yang bila di perkirakan ada sekitar satu kilo untuk satu orang nya.

"Banyak panen kentang mu, Nah?" Neneng mengambil satu kantong.

"Alhamdulilah banyak, Mbak! doa kan saja kedepan nya banyak lagi." jawab Inah tersenyum manis.

"Amiiiin, aku senang kalau panen mu banyak kan jadi di kasih juga." gurau Wiwin tertawa karena mereka sedang kumpul.

"Eh ini kok punya Bu RT sama ya isi nya." gurau Bu RT dengan mata genit.

"Ya iya lah kan sama sama manusia, kalau Bu RT nya setan pasti lebih banyak." Neneng juga bergurau.

Semua nya tertawa karena mereka memang sudah biasa begitu, hanya Inah yang mendadak kaku bila sudah membahas masalah setan, rasa trauma nya belum juga hilang setelah kejadian lima tahun yang lalu itu seolah jiwa nya masih tertinggal di sana.

"Oh iya, Nah! itu anak nya Nisa kan sudah pulang dan menghuni rumah itu, kamu kasih dia juga lah walau pun dia masih baru." suruh Bu RT.

"Iya nanti tak antarkan kalau gitu, kebetulan ini ada lebih dua memang." angguk Inah tidak keberatan.

"Nah itu dia datang." tunjuk Neneng pada Intan yang baru pulang.

"Dari mana memang nya dia, kok pakai motor sampean?" tanya Wiwik pada Bu RT.

"Kata nya tadi ada perlu, mungkin itu loh belanja." Bu RT tidak bilang bahwa Intan jual emas.

Intan pulang dengan bawaan yang cukup banyak karena dia memang belanja untuk satu minggu, setidak nya dalam waktu itu dia tak perlu berpikir mau makan apa, sebab dia juga belum dapat kerja sehingga harus irit dan tak banyak foya foya menghabiskan banyak uang untuk kebutuhan hidup dan juga untuk lain nya.

"Terima kasih ya, Bu. motor nya sudah saya pinjam, ini ada sedikit camilan." Intan meletakan satu bungkus kantong.

"Ya allah, Ntan! ngapain repot beli untuk saya juga, lebih baik kamu irit saja uang nya." Bu RT yang sudah tahu keadaan Intan.

"Ini ada sedikit rezeki saja, motor nya tadi sudah saya isi lagi." Intan tersenyum.

"Duh jadi enak ini saya nya, sering sering lah pinjam motor." gurau Bu RT.

"Besok pinjam motor Bulek saja, biar dapat minyak gratis." Neneng menepuk paha nya Intan.

Semua tertawa karena mereka memang biasa bergurau begini, hanya Intan yang masih agak canggung karena dia member baru sehingga belum lepas mau bercanda. takut nya malah nanti ada yang tersinggung, maka dia jadi pendengar saja dulu.

"Kasih lah dia, Nah." Bu RT menyuruh Inah kembali.

"Eh iya ini, Mbak! saya lagi panen dan ini untuk sampean ya." Inah memberikan satu kantong.

"Wah terima kasih, semoga panen nya makin banyak ya." Intan senang sekali.

"Amin." Inah juga senang karena di doa kan bagus oleh mereka.

Bu RT membuka roti yang tadi Intan belikan dan memakan bersama dengan para Ibu Ibu yang ada di sana, namun tak lama Intan berpamitan karena dia harus membersihkan rumah dulu sebab masih ada yang kotor dan belum bersih sepenuh nya. yang bersih cuma kamar depan nya saja dan yang lain masih berantakan, bila saja ada yang mau membantu rasa nya Intan sangat senang bahkan dia mau membayar nya untuk bantu beresin rumah yang sangat kotor itu.

"Itu loh Mbah Warti pasti mau bantuin kamu, kalau kami bukan nya ndak mau tapi kami takut loh, Nduk." jelas Bu RT.

"Enggak apa apa kok, Bu! kalau gitu saya pamit dulu ya." Intan membawa kantong belanja nya dan segera pulang.

"Kasihan tapi dia, apa sebaik nya kita bantu." Neneng iba juga melihat nya.

"Aku sih agak kurang kasihan ya, karena Intan loh bisa di bilang durhaka karena tidak mau pulang saat Ibu nya meninggal." Wiwik masih kesal akan hal itu.

"Kamu kalau enggak tahu asli nya jangan langsung menilai, dia begitu karena di larang keras sama suami nya." Bu RT membela Intan.

"Ya kan bisa melawan lah, Mbak! ini Ibu kandung loh yang meninggal." seru Wiwik.

"Kan kita juga tidak tahu kehidupan dia di kota, kadang orang desa semacam kita kalau dapat suami orang kota maka kita akan di hina." Neneng juga tak menyalahkan Intan.

"Apa iya ya? kan kita tidak pernah melihat suami nya Intan selama ini." Wiwik baru ingat.

"Nah ya itu, maka nya mulut mu jangan asal menilai saja!" Bu RT menyumpal mulut Wiwik dengan roti.

Maka Wiwik pun diam dan segera memakan roti nya saja, bodo amat lah karena dia memang tidak tahu pasti apa yang sedang terjadi dalam rumah tangga nya Intan, karena wanita itu kan selama ini tinggal di kota, sehingga mereka juga tidak tahu.

"Apa kita bantu saja dia bersih bersih?" tawar Neneng.

"Boleh kalau kalian mau, kan dia juga sudah seperti anak kita sendiri." sahut Bu RT.

"Ya sudah ayo berangkat, saya juga akan membantu." Inah juga setuju.

Bu RT mengambil parang yang bisa di pakai membersihkan rumput di sebelah rumah, mereka rencana nya mau di luar saja membantu nya karena takut mau masuk kedalam rumah nya Intan yang begitu seram. apa lagi bagian dapur yang begitu tegang, sudah pasti mereka tak akan berani untuk kesana.

"Loh kok kalian kesini?" kaget Intan yang baru memasang pulsa listrik nya.

"Kami mau bantu kamu beresin rumah, tapi bagian luar saja karena kami takut mau masuk kedalam." Neneng mengedip kan mata.

"Ya allah terima kasih banyak sudah mau bantuin." Intan sangat senang.

"Ini tidak gratis ya, besok minggu kamu harus gotong royong di balai desa." Bu RT punya mau.

"Siap kalau itu, maka saya akan datang paling pagi." Intan juga pandai bergurau.

Karena sudah dapat teman untuk membereskan rumah nya, maka Intan pun jadi semangat sekali, beda hal nya dengan Neneng yang memang bisa melihat hal ghaib, Inah walau sudah mengalami tragedi yang sangat besar, namun dia tak bisa lagi melihat setan.

1
Satya Jujur Gunawan
Luar biasa
CHY
dan yg kau sebut allah itu membiarkanmu berada dlm kondisi ini, stlh kau habiskan seumur hidupmu memujanya?😄
Pufadiq Chaniago
Luar biasa
Eva Nova
sahabat2 somplak 🤣
ng Maldina
awalnya biasa saja sudah masuk ke bab3 udah mole ngerasa merinding kebayang di posisi itu
CHY
knp hrs tgg hrs disakiti dulu?
mestinya justru sdh dibela sblm intan dijahati
Bunda Silvia
ya begitulah sampe aq pilih menjadi janda agar bisa tenang pikiran
Rina Puspadewi
lanjut
Mey Ana
Luar biasa
Mamax Naura
waahh aq JD ikutn seneng intan hamil☺️
Adi Budiarto
Nice story, alurnya komplit, semua permasalahan jadi jelas, ditunggu cerita selanjutnya
Eckho Mbahkokz
Luar biasa
Hulatus Sundusiyah
deg degan lah kau lupi...🤪
YRF
Luar biasa
Bhay angkara
makanya sebelum makan baca doa dulu
Putri Handayani
Luar biasa
Putri Handayani
Lumayan
Mimik Pribadi
Hahaaa,,,,kbayang Arini gimana malunya,udh dibelain cari ksmptn biar gak diledek,mlh panglima yng diajak ngmng saking shock berterik,,,,y kaya ngasih woro2 lainnya 🤣🤣🤣
Mimik Pribadi
Lhoo,,,,tau2 udh tamat,wlu endingnya Intan udh bahagia,tapi berasa msh kurang thor 🤣
Hulatus Sundusiyah
hanya bisa bilang...
ngeri dan biadab😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!