Nadia, memergoki sang suami sedang bercinta dengan sekretarisnya sendiri, di ruangan khusus kantor pria itu.
Nadia, yang ingin memberi kabar kehamilannya kepada Dygta, justru di kejutkan dengan kenyataan yang menghancurkan hatinya berkeping-keping.
Nadia berlari tanpa memperdulikan klakson kendaraan, hingga sebuah sedan menabraknya.
Nadia terbangun di rumah sakit dan kehilangan janinnya.
Buruknya lagi, Dygta langsung menceraikannya saat itu juga.
Merasa tak ada pegangan dan kalut, Nadia mencoba bunuh diri dengan melompat dari jembatan layang.
Beruntung, seorang pria pemilik perusahaan yang juga seorang ketua mafia menyelamatkannya.
"Hargai hidupmu. Hiduplah untuk membalas mereka yang telah menyakitimu!" ucap Leonardo De Xarberg.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#31. KIYD.
"Harus keluar dari persembunyian ini." Black bergumam sangat pelan dengan keringat yang membasahi pelipisnya.
Setidaknya ia dan Red telah mendapatkan apa yang mereka butuhkan.
"Jangan gegabah. Barang bukti kita masih kurang," bisik Red seraya mencekal pergelangan Black.
Mencium aroma tubuh Red dari dekat serta mendapatkan sapuan napas hangat dari wanita itu. Black tak sanggup lagi menahan keinginannya.
Pria itu lantas menghimpit tubuh Red, dan langsung memajukan wajahnya.
"Mau apa dia?" batin Red, gusar.
Empht!
Black mencium buas bibir, Red tanpa aba-aba maupun meminta ijin dari sang empunya. Meskipun ia tau bahwa Red memiliki ilmu bela diri yang mumpuni.
"Sialan kau Black!"
Black terus melanjutkan sesi ciumanya, hingga Red harus menggigit bibir pria itu untuk menghentikan perbuatannya.
"Asshh!" Black meringis ketika ia merasakan bibirnya mengeluarkan darah.
"Lihat apa yang akan ku lakukan padamu setelah semua ini selesai!" ancam Red dengan sorot mata tajam ke arah Black.
"Duh, mampus gue!"
Sementara itu, pasangan Robert dengan Clara masih belum selesai dengan aksi mereka, akan tetapi tirai pemisah dalam ruangan tersebut telah di sibak.
"Siapa kau!!"
Karena kaget, Clara langsung turun dari atas tubuh pria tua tersebut.
kedua mata Robert terbelalak melihat kecantikan Red yang bagaikan Dewi turun dari langit.
"Saya telah terlalu lama menunggu anda. Biar saya gantikan wanita ini," ucap Red sambil mengumpat di dalam hatinya.
"Keluar kau!!" Black langsung mengusir Clara.
"Sial kau pria tua!!" batin Clara mengumpat Roberto.
Black keluar diam-diam untuk mengejar Clara sementara Red, akan menangani Roberto.
"Wow, sepertinya aku tidak memesan bidadari," ucap Roberto.
Red menahan jijiknya, bahkan kejadian barusan terus berputar di dalam kepalanya. Tetapi, Red tau jika pria ini belumlah puas.
Sebab, Clara tidak bisa menuruti beberapa keinginannya. Di sebabkan wanita itu tengah berbadan dua.
"Aku adalah hadiah, anggap saja seperti itu. Aku kesini dengan beberapa kesepakatan. Ku harap anda mau menyetujuinya," ucap Red, dengan senyum yang begitu sensual menggoda.
Red menaikkan satu kekinya, hingga betisnya yang mulus terpampang nyata.
Robert langsung menelan air liurnya sendiri.
"Kena kau!"
"Apa kesepakatannya agar aku dapat merasakan tubuh indahmu itu," ucap Roberto frontal.
"Aku butuh bantuan orang-orangmu untuk menghabisi pria yang dengan berani menolak cintaku," bisik Red dengan suara yang di buat mendesaah.
"Siapa dia, Dewi?" tanya Roberto yang mulai terpancing.
Apalagi, hasratnya belum sepenuhnya tersalurkan tadi.
"Leonardo De Xarberg," bisik Red lagi.
"Pria itu!" Roberto agak kaget namun dia tidak mencurigai wanita cantik yang mulai memainkan jemari lentik di dadanya yang berbulu itu.
"Ya, Dia. Aku sangat membencinya dan menginginkan dia meregang nyawa," ucap Red berakting penuh dendam.
"Apa kau salah satu wanita yang patah hati karena pria itu akan menikah?"
"Sial! Jangan membahas hal itu!" Red masih dengan dramanya.
"Hei, bagaimana jika ku buat keduanya mati?" tawar Roberto membuat Red mengepalkan tangannya.
"Aku suka rencanamu, Tuan."
"Serangan pertama dari orang-orangku mungkin gagal karena pria itu selalu di ikuti pengawalnya. Tetapi, aku yakin serangan kedua akan berhasil. Ah, tak kusangka akhirnya kembali bertemu dengan sekutu yang sama.," ungkap Roberto yang tanpa sepengetahuannya tengah di rekam oleh Red.
"Apakah anda memiliki sekutu selain aku?" tanah Red dengan nada manja. Ah, dia sendiri pun jijik mendengar suaranya.
"Wanita yang barusan kau lihat berada di atas tubuhku, adalah orang yang membenci calon istri Leonardo," jawab Robert yang memang dalam keadaan terpengaruh minuman keras.
Apalagi, sejak tadi tanpa sepengetahuannya, Red telah memberikannya serbuk yang mampu membuat pria tua itu berada di alam bawah sadar secara perlahan.
"Siapa namanya?"
"Clara Tropica," jawab Roberto singkat.
"Cukup Pak tua. Aku sudah mendapatkan semuanya," ucap Red menyeringai.
Saat ini ia berada di atas pangkuan Roberto, dan terpaksa membiarkan pria tua ini mengelus bagian-bagian sensitifnya.
Karena misinya telah selesai maka ...
Red, mengeluarkan sebuah jarum berancun dan menusukkan ke bawah telinga pria itu.
"Ugh!"
Sontak Roberto mendelikkan kedua matanya. Red menjauh karena seketika tubuh pria itu menggelepar.
Darah keluar dari telinga mata dan juga hidupnya. Terakhir, pria itu memuntahkan darah kental melalui mulutnya.
"Mati kau! Pria yang berani menyentuh tubuhku tidak akan pernah selamat," ucap Red dengan pandangan sinis ke arah raga Roberto yang perlahan berhenti bergerak dan kaku.
____________
Sementara itu di bagian klab.
Brakkk!!
Bangg!!
Anak buah Roberto menghampiri meja dimana Blue dan Black berada. Salah seorang kemudian menendang meja hingga terbalik. Semua yang berada diatas meja pun berserakan dan pecah berantakkan.
"Beraninya kalian mencari masalah denganku, hah!" hardik Black, suara nya menggelegar memecah dentuman musik di klab tersebut.
"Beri mereka pelajaran!" teriak kaki tangan Roberto kepada anak buahnya yang lain. Kurang lebih jumlah mereka delapan orang.
"Tutup semua jalan keluar!" teriaknya lagi memberi perintah.
Mendengar suara ribut perkelahian, sekejap gegap gempita music dari sang DJ pun berhenti. Berganti dengan suara gedebak-gedebuk serta lengkingan teriakan.
Ketika sebuah wajah gahar menghantam meja bar, dimana di atasnya berbaris botol-botol minuman beralkohol serta gelas kaca berpinggang.
Prangg!
Braakk!!
Sesosok raga terlempar keatas meja, hingga benda itu terbelah menjadi dua bagian.
Teriakan dari para wanita penjaja tubuh maupun para waitress kembali terdengar.
Ketika, lagi-lagi sebuah raga besar, terpental menghantam bar. Menyapu apapun yang berserak di atas meja tersebut.
Seketika pria itu mengambil sebuah botol vodka di dekat kepalanya, lalu melempar ke arah pria berambut kuncir yang sudah menghajarnya.
Traankk!!
Black menangkis botol tersebut dengan tendangannya, hingga benda itu menabrak dinding di atas kepala seorang bartender. Botol berikut isinya pecah berantakkan.
Melihat serangannya dapat di tangkis dengan mudah, anak buah Roberto itu kembali hendak melempar botol.
Akan tetapi, gerakannya kalah cepat, sebuah kursi besi lebih dulu mendarat menghajar kepalanya.
Pria berbadan besar dengan tato di sepanjang lengannya, kini diam tak bergerak. Dengan cairan berwarna merah yang mengalir dari kepalanya.
Black, berlalu menghampiri dua orang kawannya. Red telah kembali berganti pakaian maskulin dan ikut bertarung.
Identitas mereka nyatanya telah di ketahui.
Apa yang mereka barusan lakukan akan menjadi sia-sia jika, tidak dapat keluar dari tempat ini dalam keadaan hidup-hidup.
...Bersambung...
wc umum.
pas lah pasangan SM penjahat kelamin