NovelToon NovelToon
Sistem Sepak Bola

Sistem Sepak Bola

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Pemain Terhebat / Bepergian untuk menjadi kaya / Mengubah sejarah / Karir
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lion Star24

Ronald Leo, seorang remaja berbakat dari desa kecil di Kediri mendapatkan kesempatan emas untuk mewujudkan mimpinya menjadi pemain sepak bola profesional. Setelah mencuri perhatian pelatih selama seleksi Borussia Dortmund ||, Leo berkembang pesat dengan bantuan sebuah Sistem misterius yang meningkatkan kemampuan fisik dan tekniknya diatas rata- rata. Ditengah persaingan ketat dan berbagai tantangan, Leo memimpin timnya menjadi juara liga remaja Jerman dan mencetak prestasi luar biasa. Namun, perjalanan Leo baru saja dimulai, karena ia kini harus membuktikan kemampuannya di panggung yang lebih besar ~ Liga Profesional.
Dengan penuh aksi, persahabatan, dan impian besar, "SISTEM SEPAK BOLA" adalah kisah seorang remaja Indonesia dalam meraih kejayaan di dunia sepak bola internasional.
Novel ini tidak menganut jadwal dan regulasi liga Eropa secara menyeluruh, demi perkembangan jalan cerita, jadi mohon dimengerti bila ada jadwal yang melenceng jauh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lion Star24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

"Tidak ada, coach," jawab Lukas cepat, sambil melirik Leo dengan pandangan tajam.

Pelatih Roger menatap Leo dengan penuh perhatian. Dia bisa merasakan tekanan yang sedang dihadapi pemain mudanya itu.

---

Setelah semua pemain meninggalkan ruang ganti, Leo tetap tinggal. Pelatih Roger memanggilnya untuk berbicara secara pribadi.

"Leo, apa yang terjadi denganmu?" tanya Roger. "Aku melihat perbedaan besar dalam permainanmu di pertandingan terakhir dan juga sesi latihan ini. Kamu tampak terbebani."

Leo menghela napas, merasa sulit untuk menjelaskan semuanya. "Aku... hanya mengalami masa sulit, coach. Mungkin ini semua tekanan... atau mungkin aku hanya butuh waktu untuk menyesuaikan diri."

Roger menatap Leo dengan bijak. "Setiap pemain mengalami masa sulit. Itu wajar. Tapi ingat, yang paling penting adalah bagaimana kamu bangkit dari kegagalan. Kamu memiliki bakat yang besar, tetapi bakat saja tidak cukup. Kamu butuh mental yang kuat."

"Apakah aku masih punya kesempatan, coach?" Leo bertanya dengan ragu.

"Selalu ada kesempatan. Tapi ingat, kamu harus menunjukkannya di lapangan. Tidak ada yang akan memberimu kelonggaran hanya karena kamu berbakat. Mereka ingin melihat kerja kerasmu." Roger memberikan nasihat kepada anak asuhannya itu.

Leo mengangguk, merasakan beban di hatinya sedikit berkurang setelah mendengar kata-kata pelatihnya. Tapi dia tahu, perjuangannya belum selesai.

---

Ketika Leo kembali ke kamar asramanya, tiba-tiba sistem mengirim pesan baru.

(Misi Baru: Pimpin timmu dalam pertandingan berikutnya. Bantu mereka meraih kemenangan dengan taktik yang cerdas).

(Syarat misi: Cetak 1 Gol dan 2 assist).

(Hukuman Jika gagal, atribut host akan berkurang lebih banyak

Hadiah: +5 poin atribut acak, Skill 'Haus Gol').

Mata Leo melebar membaca misi itu. Kali ini, tekanannya lebih berat. Jika dia gagal lagi, konsekuensinya akan lebih parah. Tapi, di sisi lain, jika dia berhasil, dia akan mendapatkan skill yang sangat berharga.

"Ini adalah skill yang dimiliki banyak striker kelas dunia, ini sangat bagus, mungkin dengan skill ini aku bisa memiliki opsi untuk ditempatkan di posisi striker," Leo merasa bersemangat setelah melihat hadiah dari sistem.

Leo tahu, misi ini bukan hanya tentang dirinya. Ini tentang tim. Dan ini adalah kesempatan untuk membuktikan kepada semua orang, termasuk dirinya sendiri, bahwa dia pantas berada di sini.

---

Leo mengambil ponselnya dan mencari nama ibunya. Leo tahu, di saat seperti ini suara lembut ibunya bisa menenangkan hatinya.

Leo hanya ingin berbagi kebahagiaan dengan keluarganya, meski begitu ayah dan ibunya tahu Leo memendam kegelisahan dari nada bicaranya.

"Nak, apapun yang terjadi, kami akan selalu mendukungmu, setiap orang mempunyai masa sulitnya sendiri-sendiri, Nak." Ibunya berkata dengan lembut, membuat hati Leo menjadi hangat.

"Leo, jangan merasa sendirian, kami di sini ada untukmu, jangan ragu untuk bercerita apapun." Pak Herman berkata dengan suara tegasnya.

Leo merasakan semangatnya kembali bangkit setelah mendengar nasihat orang tuanya.

Setelah selesai berbicara dengan orang tuanya, Leo duduk di pinggir ranjang, merenungkan semuanya. Besok adalah hari penting. Tekanan semakin besar, baik dari dalam tim, dari sistem, maupun dari dirinya sendiri.

Dia menatap langit-langit kamar, mencoba menenangkan pikirannya. Di dalam hatinya, dia tahu satu hal: dia tidak akan mundur. Meskipun semua mata tertuju padanya, dia akan menunjukkan apa yang dia miliki.

---

Suasana stadion sore itu dipenuhi oleh sorak-sorai penonton, namun di dalam hati para pemain Borussia Dortmund U17, merasakan ketegangan akibat konflik internal.

Kali ini pelatih Roger merotasi beberapa pemain karena kelelahan, dan sialnya nama yang dimasukkan adalah pemain yang mempunyai masalah dengan Leo.

Suasana terasa sangat berbeda. Aura tegang yang dirasakan Leo sejak pemanasan dan semakin jelas ketika pertandingan dimulai. Pandangannya sesekali melirik Lukas, Jonas, dan Max—tiga pemain yang sejak awal menunjukkan rasa ketidakpuasan mereka terhadap kehadiran Leo.

Meskipun pelatih telah menekankan pentingnya kerja sama tim, atmosfer yang terbentuk di lapangan jelas tidak mendukung.

"Mainkan bola, Lukas!" teriak Leo ketika bola melintas di dekat rekan setimnya itu.

Namun, seperti yang sudah diduganya, Lukas mengabaikannya dan memilih untuk menembakkan bola ke arah gawang lawan, meskipun posisi Leo jelas lebih strategis.

Bola meleset jauh dari sasaran, dan serangan balik cepat pun segera dilancarkan oleh tim lawan.

---

Borussia Dortmund U17 mulai kewalahan, tidak hanya karena tekanan dari lawan, tetapi juga karena mereka sendiri tidak bisa saling mendukung di lapangan.

Leo mencoba berulang kali menawarkan dirinya sebagai opsi, namun bola jarang sampai di kakinya. Setiap kali bola dikuasai oleh Jonas atau Max, mereka lebih memilih untuk bermain sendiri daripada bekerja sama.

Sorak penonton mulai beralih menjadi siulan kecewa. Tim lawan, yang melihat ketidakselarasan Dortmund U17, dengan cepat memanfaatkan situasi.

Sebuah serangan balik yang cepat dan rapi dari lawan akhirnya menghasilkan gol pertama mereka.

"Gol!" teriak para pendukung lawan, sementara Leo hanya bisa menghela napas dalam-dalam. Ketika ia menatap rekan-rekannya, sebagian besar dari mereka tampak frustrasi, tetapi Lukas, Jonas, dan Max tampaknya tidak peduli. Ego mereka telah menghalangi kemampuan mereka untuk berpikir jernih.

---

Setelah gol tersebut, permainan Dortmund U17 semakin memburuk. Miskomunikasi demi miskomunikasi terus terjadi.

Di akhir babak kedua, sebuah kesalahan dari Jonas yang terlalu lama menggiring bola memberikan peluang emas bagi lawan untuk menyerang balik.

Dalam sekejap, bola melesat ke gawang mereka lagi, dan peluit akhir berbunyi. Borussia Dortmund U17 kalah telak dengan skor 2-0.

Leo merasakan kekecewaan yang mendalam. Bukan karena kalah semata, tetapi karena dia tahu kekalahan ini disebabkan oleh ketidakmampuan tim untuk bekerja sama.

Ia melihat ke arah Lukas dan Jonas, yang tampak saling menyalahkan satu sama lain. Max hanya menggelengkan kepala, masih enggan mengakui kesalahannya.

Peluit akhir pertandingan berbunyi, dan Borussia Dortmund U17 terpaksa menerima kekalahan yang menyakitkan ini. Leo menundukkan kepala, mencoba menenangkan dirinya, meski rasa frustrasi dan kecewa begitu menyesakkan dada.

---

Setelah pertandingan usai, Leo melangkah ke ruang ganti dengan kepala yang masih penuh dengan pikiran tentang kekalahan. Ia duduk di sudut ruang ganti, mencoba merenungkan apa yang sebenarnya salah. Tiba-tiba, di sudut pandang matanya, sebuah notifikasi sistem muncul.(Host telah gagal menyelesaikan misi)

(Hukuman -5 poin semua atribut akan diterapkan)

Nama: Ronald Leo

Umur: 17 Tahun

Tinggi: 179 cm

Berat: 72 Kg

Kecakapan kaki kiri/kanan: 66/100

Atribut teknik

Passing: 72 (-5) 67

Shooting: 78 (-5) 73

Dribbling: 67 (-5) 62

Shot accuracy: 68 (-5) 63

Heading: 68 (-5) 63

Atribut fisik:

Kekuatan: 76 (-5) 71

Kecepatan: 78 (-5) 73

Stamina: 74 (-5) 69Serangan: 72 (-5) 67

Kharisma: 68 (-5) 63

Inventory:

2 Boost recovery stamina

Skill yang dimiliki:

Dribble ala Ronaldinho [LVL 4]

Kecepatan ala Thierry Henry [LVL 4]

Tembakan Jarak Jauh ala Frank Lampard [LVL 3]

Visi Permainan ala Inzaghi [LVL 3]

Heading ala Gerd Muller [LVL 2]

Tekad baja [LVL 4]

Tendangan bebas ala Beckham [LVL 3]

Leadership Aura [LVL 2]

Negosiator [LVL 1]

Visi bermain ala Pirlo [LVL 2]

Tendangan sudut [LVL 1]

Leo membeku. Hukuman dari sistem adalah sesuatu yang tidak ia harapkan, apalagi dengan besarnya pengurangan atribut ini.

Ia menatap layar notifikasi di depannya, merasa tubuhnya mulai melemah perlahan-lahan.

Reaksi refleksnya tidak secepat biasanya, kekuatan ototnya terasa sedikit berkurang, dan konsentrasinya terganggu.

1
Azril Parmen
Luar biasa
Rizky Fadillah
berantakan seperti sistem ai
adlyu
Update thor
Lion Star⭐: siap👌
total 1 replies
Afdhal Fauzi
teruskan/Smile//Joyful/
🛌
kek yang ada di platform novel penghasil uang deh/Shame/
Dani Ni
bisa ngk kata katanya, ngk ush terlalu formal.
Dani Ni
kata katanya terlalu formal, seperti percakapan biasa aj.
RMYAN'S
kok jalan ceritanya kaya sama ya sama akun sebelah?

ini copy paste atau karya asli?


sorry author bukannya meremehkan karyamu atau apalah tapi menurut saya pribadi jalan cerita yang author tulis tidak asing bagi saya🙏
Mhmmd Hrts: yg mn?
pembaca gabut: beda nama doang wkwkw wkw TPI bodo amat yg dosa kan dia
total 3 replies
juan carlos vasquez paredes
Lanjut terus thor, saya sudah jatuh cinta sama ceritamu❤️
Lion Star⭐: Siap 86
total 1 replies
o^┢┦apΡy
Aku jadi pengen main ke dunia dalam cerita ini 👍
Fajar Fathur
lanjut update thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!