Kimberly adalah seorang pengantin yang memasuki altar pernikahannya, namun terkejut di atas altar itu sudah ada adik angkatnya bersama calon suaminya yang telah bertukar cincin.
"Maafkan Aku, aku sudah salah. Akulah yang merayu Kak Ramon sampai akhirnya aku hamil 1 bulan dan,, dann,,, terpaksa hari ini kami,,," ucapan adik angkat Kimberly yang menggantikannya menikah, sungguh di luar dugaan!
Ternyata selama ini, semua orang telah menipunya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Berita buruk yang tersebar
Ramon yang membawa pergi sang istri kini menyetir menuju rumah sakit, pria itu mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, berharap segera tiba di rumah sakit dan sang istri mendapat penanganan dari dokter.
Sementara Berlian yang duduk di samping, dia terus memegangi lehernya, lehernya terasa perih dan kering.
Dia ingin mengatakan sesuatu pada sang suami, Tetapi dia cemas akan semakin memper buruk keadaannya.
Lagi pula, lehernya terasa sakit jika dia berbicara.
Setelah berkendara cukup lama, akhirnya mereka tiba di rumah sakit dan langsung menemui seorang dokter yang selama ini menjadi tempat Berlian mendapatkan penanganan setiap kali dia memiliki keluhan dengan suaranya.
Sang dokter pun langsung menyambut mereka dengan nyaman di dalam ruangan dan mendengarkan penjelasan dari Ramon.
"Dia menyanyikan 5 lagu sekaligus, dan tiba-tiba mengalami gangguan di lagu terakhir. Tolong obati dia Dok," ucap Ramon penuh kecemasan menatap sang istri.
"Sudah beberapa kali dia seperti ini, Bukankah sudah kukatakan untuk menyanyikan maksimal 2 lagu setiap kali tampil? Kalau dia terus memaksakan diri seperti ini, Saya khawatir Dia mungkin tidak bisa lagi bernyanyi," ucap sang dokter, ia memang sejak awal di Berlian telah memiliki gangguan pada pita suaranya.
Tetapi karena Berlian adalah seorang penyanyi, maka sang dokter hanya bisa melakukan yang terbaik untuk pendukung Berlian agar bisa terus bernyanyi.
Sang dokter tanpa berkata apapun lagi melakukan pemeriksaan awal pada Berlian dan dengan menyuruh perempuan itu untuk berbicara Seraya melihat pergerakan pita suaranya lewat komputer.
"Tolong katakan sesuatu," ucap sang dokter yang sedang fokus di depan layar monitor.
Berlian yang telah dipasangi beberapa alat di bagian leher pun mulai berbicara, "tadi tidak ada wartawan kan?"
Ramon yang menatap sang istri, menganggukkan kepalanya, "tidak ada wartawan, kau tidak perlu khawatir masalah ini akan tersebar. Steven sangat ketat dengan pemberitaan media, dia juga tidak suka menjadi bahan pembicaraan para media, jadi hari ini tidak ada wartawan yang masuk ke tempat acara. Kau tidak perlu khawatir akan ada berita buruk," kata Ramon menenangkan sang istri.
Sementara sang dokter yang melihat layar monitor, keningnya mengerut dari waktu ke waktu, "coba bicara sekali lagi."
"Kalau ada berita yang keluar, lakukan sesuatu untuk menahannya," ucap Berlian cemas.
"Jangan cemas, aku pasti akan melakukannya," kata Ramon sambil melirik ke arah dokter, tampak wajah sang dokter begitu rumit, sepertinya sesuatu yang lebih buruk telah terjadi.
"Bagaimana keadaannya dok?" Ramon bertanya dengan tidak sabar.
"Jangan berbicara dulu untuk sementara waktu, kalau ada sesuatu yang perlu disampaikan, kau bisa menulisnya saja. Dan untuk menyanyi,,,, aku tidak bisa menjaminnya, kita akan melihat perkembanganmu terlebih dahulu," ucap sang dokter membuat wajah Berlian menjadi pucat.
Seni tarik suara adalah dunianya, dia tidak bisa hidup tanpa itu!
Melihat ekspresi sang istri, maka Ramon dengan cepat memeluk istrinya itu, "jangan khawatir, ini tidak akan separah itu. Kau hanya perlu beristirahat sebentar," ucap Ramon.
Berlian sangat ingin berbicara, namun dia tidak bisa melakukannya dan hanya bisa meneteskan air matanya sebagai ganti ucapannya.
Ramon pun mempererat pelukannya pada sang istri bersamaan dengan pintu ruangan dokter yang terbuka memperlihatkan Nyonya Genandra bersama menantunya muncul.
"Apa yang terjadi?" Sang Ibu sangat terkejut melihat keadaan putrinya yang sedang menangis di dalam pelukan suami.
Terutama saat ini mereka berada di dokter yang sering dikunjungi oleh Berlian, jangan-jangan terjadi sesuatu yang buruk lagi pada pita suara putrinya?
Berlian hanya bisa menatap sang Ibu tanpa mengatakan apapun membuat Tamara menjadi panik.
Putrinya juga pernah mengalami hal yang sama 2 tahun yang lalu dan harus vakum dari dunia tarik suara selama 3 bulan lamanya.
Jadi Tamara berbalik menatap Ramon, "katakan apa yang telah terjadi!" Perintah Tamara panik.
Ramon menghela nafas, lalu kemudian menceritakan semua yang terjadi membuat Tamara dan ibu mertuanya pun terpaku dalam emosi mereka.
Setelah beberapa saat terpaku, sang nenek berkata, "Ini pasti ulah Kimberly lagi! Anak itu memang tidak ada habisnya memperlakukan Berlian dengan buruk! Sudah sejak kecil dia terus menindas Berlian, merebut segala sesuatu yang dimiliki oleh Berlian, Padahal dia telah memiliki jauh yang lebih baik, sampai dewasa ini pun,,, tidak Bisakah sikapnya sedikit berubah pada adiknya?"
"Putriku yang malang," Tamara menatap Berlian dengan sedih.
"Aku rasa bicaranya nanti saja, Berlian perlu istirahat," ucap Ramon saat melihat sang nenek hendak mengatakan sesuatu yang lebih panjang daripada lintasan kereta api.
"Iya benar, Berlian harus istirahat, kami akan pulang saja bersama Berlian, dan--"
"Maaf, tapi sepertinya Putri anda tidak bisa pulang, saya masih harus melakukan beberapa kali observasi untuk melihat keadaannya karena sepertinya kali ini situasinya tampak tidak terlalu bagus, perawat di depan akan membantu kalian ke ruang rawat inap," ucap sang dokter membuat semua orang di sana terpaku.
Situasinya tidak terlalu bagus?
Seberapa parah tidak bagusnya itu?
"Benar,," Tamara menganggukan kepalanya setelah kelinglungannya sesaat, "antar lah Berlian, biar ibu yang berbicara dengan dokter sebentar," ucap Tamara.
Maka Ramon menuntun istrinya keluar dari ruangan dokter, dan langsung menuju ruang rawat inap VIP.
Saat mereka tiba di ruang rawat inap, saat itu juga manajer Berlian muncul menghampiri mereka.
Kemunculan manajer itu tampak tergesa-gesa, dan wajahnya menunjukkan ada sesuatu yang tidak beres.
"Kita berbicara di luar nanti," kata Ramon pada sang Manager membuat sang manajer mengganggukan kepalanya dan membiarkan Ramon membantu Berlian naik ke tempat tidur.
Tetapi ketika Ramon hendak keluar bersama dengan sang Manager, lengannya dicekal oleh Berlian dan Berlian menggelengkan kepalanya sebagai pertanda supaya orang-orang itu berbicara di ruangan itu saja.
"Cepat katakan!" Perintah Mesila pada sang manager.
"Anda harus melihat ini dulu," sang Manager menyerahkan ponselnya pada Mesila.
"Itu adalah artikel yang keluar beberapa menit yang lalu, tepat setelah acara selesai," ucap sang manager membuat Mesila meletakkan ponselnya dan langsung duduk di kursi sambil memijat keningnya.
Berlian pun mengambil ponsel yang diletakkan oleh sang nenek, langsung melihat artikel yang baru saja keluar dan artikel itu telah menuliskan Bagaimana penampilan Berlian hari itu di acara penyambutan kembalinya Steven dari luar negeri.
Selain itu, ada juga potongan video yang memperlihatkan Bagaimana suara Berlian pecah di tengah-tengah high note yang sedang ia nyanyikan.
Wajah Berlian menjadi pucat pasi, tidak menyangka satu-satunya berita yang bocor dari acara penyambutan Steven adalah berita buruk tentangnya!
Apakah ini hanya kebetulan saja?
Sungguh tidak masuk di akal!
tidak tegaan tapi ngrebut calon suami kakak nya
pemikiran yang aneh
sampai anak kandung pun ga ada arti nya sama sekali....
kalahkan rasa trauma itu...
kamu harus bahagia..