NovelToon NovelToon
Lahirnya Sang Kaisar Api

Lahirnya Sang Kaisar Api

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Menceritakan kisah perjalanan mc kita bernama shim wol untuk menjadi orang terkuat di murim dan mendapatkan julukan kaisar api

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertempuran sekte naga hitam vs klan namgong 1

Di kamp utama milik Fraksi Unortodoks, setelah mendengar laporan tentang kekuatan baru yang muncul, Patriark Sekte Naga Hitam langsung memanggil seluruh prajuritnya. Terdapat seribu prajurit dan semua petinggi Sekte Naga Hitam yang telah siap untuk melancarkan serangan balik besar-besaran. Rencana mereka adalah menyerang langsung dari arah depan dengan kekuatan penuh pada malam hari.

Malam pun tiba, dan seluruh prajurit Sekte Naga Hitam berangkat menuju kamp Aliansi Murim dengan kecepatan penuh. Ketika mereka mendekati wilayah kamp aliansi, sebuah sinyal bunyi terdengar, tanda bahwa musuh telah mendekat. Para prajurit Aliansi Murim langsung bersiap dan berkumpul, siap menghadapi serangan besar-besaran tersebut.

Patriark Klan Namgong berdiri di depan pasukannya, memberikan kata-kata semangat dengan suara lantang dan penuh kepercayaan diri, "Sepertinya para bajingan dari Fraksi Unortodoks akan menyerang dengan kekuatan penuh, namun malam ini kita akan membawa kemenangan bagi Aliansi!" Suaranya menggema, membakar semangat para prajurit yang mendengarnya. Ia melanjutkan dengan penuh semangat, "Mari kita berjuang malam ini dan membawa kemenangan!"

Seluruh pasukan, yang terinspirasi oleh kata-kata tersebut, bersorak serempak, "YAAAA!" Patriark Klan Namgong, dengan api semangat yang menyala-nyala, memberi perintah dengan suara yang keras dan penuh kekuatan, "MAJUUUU!"

Tak lama setelah itu, bentrokan sengit antara dua kubu pun pecah. Klan Namgong bersama dengan prajurit aliansi, yang berjumlah lebih dari 500 orang, menghadapi pasukan fraksi Unortodoks. Meskipun jumlah mereka hanya setengah dari pasukan musuh, mereka tak merasa akan kalah, mengingat adanya Patriark Klan Namgong serta seluruh prajurit terbaiknya.

Pada awalnya, kubu aliansi tampak lebih unggul. Korban di pihak fraksi Unortodoks lebih banyak daripada aliansi. Namun, keadaan tersebut hanya bertahan sementara. Dua murid terkuat dari Sekte Naga Hitam yang berhasil menembus barisan aliansi mulai menunjukkan kehebatan mereka. Mereka dengan mudah membantai para prajurit aliansi yang ada. Melihat situasi tersebut, tetua-tetua Klan Namgong segera turun tangan, menantang kedua murid tersebut. Maka, terjadilah pertarungan sengit antara tiga tetua Klan Namgong melawan dua murid terkuat Sekte Naga Hitam.

Salah satu tetua Klan Namgong yang bertarung melawan murid terkuat ketiga, Zhong Li, memulai pertarungan dengan serangan pedang berbentuk gelombang angin, Wind Slash. Teknik ini merupakan serangan berbasis angin dengan daya rusak yang cukup tinggi. Zhong Li, yang menguasai elemen petir, menahan serangan tersebut dengan tekniknya, Thunder Strike. Ledakan angin yang tercipta akibat pertemuan kedua serangan itu sangat kuat, mengirimkan gelombang kekuatan ke segala arah.

Tanpa memberi kesempatan bagi musuh untuk mengatur langkah, Zhong Li langsung menyerang balik dengan 5 Lightning Slashes, serangan petir yang sangat cepat. Tetua Klan Namgong berusaha menghindar dengan gesit, bergerak ke samping untuk menghindari serangan tersebut. Namun, Zhong Li tak memberi ruang untuk bernapas. Dengan kecepatan luar biasa, dia mengejar dan menyarangkan serangan menggunakan pedang yang dilapisi petir.

Tetua Klan Namgong berusaha menahan serangan itu dengan pedangnya yang diselimuti angin, tetapi ternyata daya rusak petir jauh lebih besar dari yang dia duga. Aliran listrik yang sangat kuat menyambar tangan kanan tetua, membuatnya melemah. Merasa adanya celah, Zhong Li tak menyia-nyiakan kesempatan itu dan mulai melancarkan serangan bertubi-tubi, mengetahui bahwa setiap kali pedang mereka bertemu, musuh akan merasakan dampak kerusakan yang lebih besar di tangannya.

Saat tetua Klan Namgong mulai terlihat kelelahan, Zhong Li pun melancarkan serangan terkuatnya, Dragon Lightning Strike. Sebuah serangan petir luar biasa yang keluar dari pedangnya dan membentuk sosok naga besar, bergerak dengan kecepatan yang tak terbayangkan. Tetua Klan Namgong, yang tahu akan bahaya serangan itu, mencoba bertahan dengan empat Wind Slash yang dia lepaskan sambil memperkuat pertahanannya dengan Shield Body Qi.

Namun, kekuatan Dragon Lightning Strike berada pada level yang jauh lebih tinggi. Serangan tersebut menembus pertahanan tetua dengan mudah dan menghujam tubuhnya. Dalam sekejap, tubuh tetua Klan Namgong hancur menjadi debu, tak mampu bertahan lagi.

Dengan jatuhnya tetua Klan Namgong, kemenangan pun berhasil diraih oleh Zhong Li dan pasukan Sekte Naga Hitam. Ini menjadi keuntungan besar bagi fraksi Unortodoks dalam pertempuran tersebut.

Di lain sisi, di waktu yang sama, dua tetua berhadapan dengan murid terkuat kedua dari Sekte Naga Hitam, Soo Bin. Kedua tetua itu langsung melancarkan serangan gabungan menggunakan teknik Fire Vortex. Api yang diperkuat dengan elemen angin menciptakan pusaran api yang tidak hanya dua kali lebih kuat, tetapi juga jauh lebih cepat. Namun, Soo Bin menggunakan teknik Shadow Step-nya, menghilang sekejap mata dan berhasil menghindari serangan itu dengan mudah.

Setelah menghindari serangan, Soo Bin bergerak menyerang salah satu tetua yang tidak menggunakan pedang. Dengan Shadow Step, ia muncul tepat di belakang lawannya, berusaha memberikan tebasan mematikan. Tetua itu, yang sudah mengamati gerak-gerik Soo Bin dengan cermat, segera bereaksi dan menghindar dengan melompat ke udara. Pada saat yang sama, tetua yang lain langsung melancarkan serangan menggunakan pedang angin. Soo Bin dengan sigap menangkis serangan itu, pedangnya yang juga dilapisi angin menciptakan percikan energi yang berdesing tajam saat kedua bilah beradu.

Pertarungan sengit pun berlangsung, dengan kedua pedang saling menghantam dalam kekuatan yang seimbang. Namun, tetua pengguna pedang tiba-tiba melompat tinggi ke udara, membuat Soo Bin sejenak teralihkan perhatiannya. Melihat celah tersebut, tetua yang tidak bersenjata melancarkan serangan Flaming Fist—tinju api yang menghantam dengan kekuatan luar biasa. Soo Bin terpental jauh akibat serangan itu, darah segar terbatuk keluar dari mulutnya.

Beruntung, tubuh Soo Bin telah diperkuat dengan teknik Shield Body Qi, sehingga serangan tersebut tidak memberikan dampak fatal. Dengan napas terengah, matanya tetap memancarkan tekad yang kuat. Pertarungan ini baru saja dimulai.

Soo Bin, yang sempat terhuyung akibat serangan sebelumnya, segera mengaktifkan teknik Shadow Clone. Dalam sekejap, bayangan-bayangan dirinya bermunculan, menciptakan ilusi banyak sosok yang semuanya memancarkan energi elemen kegelapan. Kedua tetua itu tampak kebingungan, mencoba mencari tahu mana yang asli di antara bayangan tersebut. Kebingungan ini memberikan Soo Bin celah untuk melancarkan serangan.

Dengan memanfaatkan momen itu, Soo Bin mengarahkan serangannya kepada tetua pengguna pedang terlebih dahulu. Ia melancarkan teknik 7 Wind Slash—tujuh tebasan angin tajam yang ditembakkan dari jarak jauh, menyerang dari titik buta tetua tersebut. Fokus tetua pedang yang teralihkan oleh bayangan Soo Bin membuatnya terlambat menyadari ancaman ini. Meskipun berusaha mengaktifkan Wind Barrier, ia tidak cukup cepat untuk menghindar sepenuhnya. Salah satu tebasan angin itu menghantam lengan kirinya dengan telak, memutuskan lengan tersebut dan memaksa tetua itu mundur sambil menahan rasa sakit.

Melihat situasi ini, tetua pengguna tinju segera melancarkan serangan balasan. Ia mengaktifkan teknik Destruction Fire Spear, sebuah tombak api yang memancarkan aura penghancuran yang mengerikan. Dengan gerakan cepat, ia melemparkan tombak itu ke arah Soo Bin, melesat seperti meteor. Serangan itu menciptakan ledakan dahsyat saat menghantam target, menyelimuti area tersebut dalam kabut debu tebal.

Kedua tetua itu menatap lekat ke arah ledakan, mencoba memastikan apakah Soo Bin telah dikalahkan. Namun, dari balik kabut tebal itu, sosok Soo Bin perlahan muncul. Ia berdiri tegap, tak terluka, dengan sisa-sisa energi kegelapan melingkupi tubuhnya. Rupanya, tepat sebelum serangan tombak api menghantam, ia berhasil memunculkan Darkness Barrier, perisai kegelapan yang cukup kuat untuk menahan dampak destruktif dari serangan tersebut.

Tatapan Soo Bin kini penuh dengan ketegasan, membuktikan bahwa dirinya belum kalah. Pertarungan ini jelas masih jauh dari selesai.

Meskipun berhasil menahan serangan Destruction Fire Spear dengan Darkness Barrier, dampak serangan itu tetap meninggalkan luka signifikan pada Soo Bin. Napasnya berat, tetapi tekadnya tetap tak tergoyahkan. Menyadari waktu tidak berpihak padanya, ia kembali mengaktifkan Shadow Clone, menciptakan lebih banyak bayangan untuk mengalihkan perhatian. Kali ini, ia menargetkan tetua pengguna tinju terlebih dahulu.

Tetua tinju merespons dengan cepat, melepaskan serangan Fire Arrow bertubi-tubi, menghancurkan bayangan-bayangan Soo Bin satu per satu. Namun, di tengah serangan itu, Soo Bin menggunakan Shadow Step, memindahkan dirinya ke belakang tetua tinju dengan kecepatan luar biasa. Sebelum tetua itu sempat bereaksi, pedang Soo Bin telah melesat, memenggal lehernya dalam satu tebasan sempurna. Kepala tetua itu melayang, tubuhnya roboh tanpa daya.

Di saat yang sama, tetua pengguna pedang, yang sebelumnya fokus menghentikan pendarahan dari bahu kirinya akibat tebasan angin Soo Bin, kembali bersiap menyerang. Meskipun kehilangan lengan kiri, tekadnya tidak goyah. Ia mengamati gerakan Soo Bin dari kejauhan, mencari celah untuk menyerang tubuh asli murid Sekte Naga Hitam itu.

Begitu tetua pedang melihat tubuh asli Soo Bin yang baru saja mengeksekusi tetua tinju, ia langsung bergerak dengan kecepatan tinggi. Namun, Soo Bin, yang masih dalam posisi menyerang tetua tinju, tak sempat menghindar. Pedang angin milik tetua itu berhasil menancap dalam di dada Soo Bin, menghentikannya di tempat.

Namun, meskipun tetua pedang berhasil melukai Soo Bin, serangannya datang sedikit terlambat. Pada saat yang sama, kepala tetua tinju telah melayang terlebih dahulu akibat tebasan Soo Bin. Darah segar menyembur dari tubuh Soo Bin, yang kini berlutut sambil memegangi luka parah di dadanya.

Dengan napas tersengal dan darah mengalir dari mulutnya, Soo Bin menatap tetua pedang dan berkata dengan nada lemah namun tegas, "Aku lengah... kupikir kau sudah tidak bisa bertarung lagi."

Tetua pedang, dengan sorot mata dingin, mengarahkan pedangnya ke arah tubuh Soo Bin yang semakin lemah dan menjawab, "Jangan pernah meremehkan tetua klan Namgong."

Darah terus mengalir dari tubuh Soo Bin hingga akhirnya ia terjatuh, kehilangan nyawanya. Tetua pedang, meskipun terluka parah, tetap berdiri tegak. Pertarungan ini berakhir dengan kemenangan pahit bagi klan Namgong, tetapi harga yang dibayar tidaklah murah.

1
Iqbal Bait
ceritanya udah bagus terus kan bg
oh iya tolong bantu karya ku ya bg
terima kasih
Iqbal Bait: oke di tunggu saran dan kekurangan karya ku ya
Dante-kun: Makasih udah mampir bang. Nanti saya mampir bang
total 2 replies
Ignacia belen Gamboa rojas
Kok belum ada update sih thor? Nanti malam aku mau baca pas tidur, pasti bikin tidur nyenyak banget.
awita_llu
Seneng banget nemu cerita sebaik ini, terus berkarya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!