NovelToon NovelToon
9 MONTHS (Perjanjian Pernikahan)

9 MONTHS (Perjanjian Pernikahan)

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:6.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Nuri terpaksa menerima perjanjian pernikahan 9 bulan yang ditawarkan Sabda, kerena Dennis, pria yang menghamilinya meninggal dunia. Sabda adalah kakak Dennis dan sudah memiliki istri. 9 bulan itu menjadi masa yang sulit bagi Nuri karena dia selalu mendapatkan intimidasi dari mertuanya dan istri pertama Sabda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3

Sabda membawa Fasya keruang kerja. Berusaha membujuknya agar mengizinkannya menikahi Nuri. Tapi wanita mana yang mau dimadu? Begitupun dengan Fasya, dia tak mau berbagi suami, dengan siapapun itu.

"Aku tidak akan pernah mau dipoligami." Ucap Fasya telak.

Sabda meraih tangan Fasya lalu menggenggamnya. "Kamu satu satunya sayang. Hanya kamu yang aku cintai. Aku menikahinya hanya karena anak dalam kandungannya. Dia anak Dennis, keponakanku. Tolong izinkan aku untuk memiliki anak itu sayang." Sabda memohon dengan sangat. Dia sadar jika keputusannya ini menyakiti hati Fasya, tapi saat ini, dia sunggung sungguh menginginkan bayi itu.

"Kita bisa memiliki bayi sendiri Mas." Fasya hampir menangis saat mengatakannya. Dia sungguh tak rela berbagi suami hanya demi seorang bayi "Bukankah kata dokter, kita berdua sama sama tak ada masalah dengan kesuburan? Itu artinya kita bisa memiliki anak sendiri, anak kandung kita. Anak yang aku lahirnya dari rahimku sendiri."

Keduanya sudah menikah selama 3 tahun tapi belum memiliki momongannya. Sabda terpaksa menyembunyikan fakta pahit jika dia tidak subur alias mandul. Dulu saat mengadakan pemeriksaan bersama, Sabda memanipulasi hasilnya. Dengan sedikit uang, dokter mengubah hasil pemeriksaannya. Sabda sangat mencintai Fasya, dia tak mau wanita itu meninggalkannya jika tahu dia mandul.

Dan saat ini, ketika ada seorang wanita hamil anak Dennis, dia menginginkan bayi itu. Setelah Dennis tiada dan dia mandul, bayi itu satu satunya penerus keluar Abinawa, dan dia tak mau kehilangan bayi tersebut.

Sabda memeluk Fasya dari belakang, meletakkan dagunya dibahu istrinya tersebut.

"Aku mohon, izinkan aku menikahinya. Hanya 9 bulan, hanya sampai bayi itu lahir. Aku berjanji tidak akan ada yang berubah dengan kehidupan kita. Kamu tetap istriku satu satunya. Karena dia hanya akan berstatus istri, tapi tidak menjadi istriku seutuhnya."

Fasya mengepalkan tangannya. Apapun alasannya, berbagi suami jelas dia tak mau.

"Aku tak akan menyentuhnya. Setiap malamku, setiap 24 jam perhari, aku milikmu. Tolong mengertilah sayang, aku hanya menginginkan keponakanku, hanya itu."

Fasya membalikkan badan lalu menyentuh rahang suaminya. "Kau terlalu baik Mas, aku takut wanita itu akan jatuh cinta padamu." Fasya tak mau posisinya dirumah ini sampai tergeser. Dia tahu selain tampan, suaminya itu juga sangat baik. Dia yakin jika wanita manapun akan mudah jatuh cinta padanya.

"Aku tak peduli dengan perasaannya. Setelah dia melahirkan, aku akan menceraikannya."

Dengen berat hati, akhirnya Fasya menganguk..

.

.

Sementara di ruang keluarga, Nuri seperti dikuliti dengan tatapan tajam Yulia. Sejak tadi, keduanya hanya diam sambil menunggu Sabda dan Fasya yang sedang berdiskusi diruang kerja.

Tak lama kemudian, Sabda keluar bersama Fasya. Wanita itu melingkarkan tangannya dilengan Sabda, seolah olah menegaskan pada Nuri jika apapun yang terjadi, Sabda adalah miliknya.

Sabda meletakkan map yang dia bawa diatas meja depan Nuri.

"Aku menawarkan pernikahan 9 bulan padamu."

Yulia langsung melotot mendengar itu. Dia tenang daritadi karena dia pikir, Fasya pasti tidak akan menyetujui ide gila itu.

"Apa apaan ini, ibu tidak setuju," ujar Yulia dengan emosi. "Kamu tak perlu bertanggung jawab karena itu bukan anak Dennis."

"Bu, Sabda mohon, untuk kali ini, tolong jangan mempersulit Sabda." Dia sudah lelah membujuk Fasya. Dan sekarang, dia sudah tak ada tenaga lagi jika harus berdebat dengan ibunya.

Nuri masih diam, dia bingung harus menerima atau tidak.

"Pernikahan bisa menjadi jalan satu satunya untuk menutupi aibmu. Menikahlah denganku. Setelah anak itu lahir, kita akan bercerai. Dan hak asuhnya akan jatuh ketanganku, ayah sahnya secara hukum. Kita akan menikah secara resmi." Sabda akan menikahi Nuri secara resmi agar kelak anak itu akan tercatat secara hukum sebagai anaknya.

Nuri memegang perutnya. Menyerahkan anak yang telah dikandung selama 9 bulan jelas bukan hal yang mudah. Tapi bertahan dengan kehamilan tanpa suami, itu jelas lebih sulit lagi. Dia tak ubahnya melempar kotoran kewajah kedua orang tuanya.

"Kau jangan khawatir, aku akan memberikan kompensasi atas jasamu mengandung anak Dennis selama 9 bulan. Aku akan memberimu uang yang bisa kau gunakan untuk melanjutkan kuliah atau membuka usaha."

Penawaran yang terdengar sangat menggiurkan. Tapi sekali lagi, mampukah dia berpisah dengan darah dagingnya?

"Jika kau setuju, tanda tangani perjanjian pranikah didepanmu itu. Disana tertulis jika terjadi perceraian, hak asuh anak akan jatuh ketanganku."

Dengan tangan bergetar, Nuri membuka map yang ada dihadapannya. Dia membaca poin poin disana sebelum akhirnya membubuhkan tanda tangan. Mereka keluarga Dennis, dia yakin anaknya akan baik baik saja disini tanpa dia.

.

.

.

Satu minggu kemudian, hari pernikahan itu tiba. Nuri didampingi ibunya yang sejak kemarin tak berhenti menangis. Bagaimana tidak sedih, putri yang meminta izin padanya untuk kuliah dikota, malah berakhir dengan hamil diluar nikah. Tapi beruntung masih ada pria yang mau tanggung jawab.

Ya, Nuri menceritakan semuanya pada kedua orang tuanya. Dia tak mau menyimpan kebohongan yang akan membuat mereka makin kecewa lagi. Sejak datang ke Jakarta, ayahnya bahkan tak mau bicara dengannya. Pria paruh baya itu terlalu kecewa. Dia menaruh kepercayaan yang besar pada Nuri, tapi putrinya itu, telah secara sadar mengahancurkan kepercayaannya.

"Apa sudah bisa dimulai?" tanya penghulu yang duduk didepan Sabda.

Sabda mengangguk, begitupun ayah Nuri yang hari bertindak sebagai wali nikah. Dibelakang sana Yulia dan Fasya mengepalkan telapak tangan mereka. Meski Fasya telah memberikan izin, tapi dia belum bisa ikhlas.

Aku pastikan kau akan angkat kaki dari sini sebelum 9 bulan.

Sementara Yulia, dia sangat yakin jika anak dalam kandungan Nuri bukanlah anak Dennis. Nuri hanya gadis kampung anak petani miskin, mana mungkin Dennis mau dengannya. Kalaupun itu memang benar anak Dennis, dia tetap tak mau menerima cucu yang lahir dari rahim wanita miskin seperti Nuri.

Sampai kapanpun, aku tak sudi memiliki cucu dari rahim wanita kelas rendah sepertimu. Tak akan kubiarkan bayi itu sampai menatap dunia.

Sementara Fasya dan Yulia sibuk dengan pikirannya, Sabda tengah menjabat tangan ayah Nuri, mengikrarkan ijab kabul dengan sekali tarikan nafas.

"SAH."

Kata itu menggema diruang tamu rumah Sabda. Pernikahan tersebut memang hanya digelar dirumah dan dihadiri sedikit orang saja.

1
Srianriani Jaya
lumayan
Ninik Dwi Prihastuti
critanya sangat menyentuh thor
josefina matongo
maratonku selesai jga
jhoni faisal
👍💕
syh 03
Luar biasa
Ika Noviana
mertua laknat😭
Ida. Rusmawati.
/Smile/
Qaisaa Nazarudin
Lha bukannya mereka udah nikah ya? Kok akan nikah?
Ika Noviana
hebat Nuri jangan mau di tindas👍
Dewi Sabriani
Luar biasa
Calista Azka
lanjut thor
Calista Azka
sedih banget lihat kisah hidup Nuri😢
Calista Azka
lanjut Thor
Calista Azka
lanjut
Evangelista
cerita nya baguss.
keren mbak./Smile//Smile//Smile/
Merry Merr
Lumayan
Merry Merr
Biasa
Yenni Ajah Lah
Luar biasa
Yenni Ajah Lah
good job nuri, jgn mau d tindas.../Good//Good/
Emy Chumii
udah 2th aja white 😍
q fikir othor bikin keajaiban buat sabda, tiba² Nuri hamil anak kedua 😇😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!