Setelah di hianati oleh rekan yang sangat dipercaya nya. Katrina mati mengenaskan ditembak oleh rekan sekaligus orang yang ia cintai. Namun ia mendapatkan kesempatan kedua, dimana ia bertransmigrasi dalam raga seorang Duchess yang gila cinta dan haus akan perhatian sang Duke membuatnya terpaksa hidup di dalam raga tipe wanita yang sangat ia benci.
Author mencoba membuat cerita bertema Transmigrasi seperti ini. Author harap para readers menyukainya. Terima kasih dan selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imelda Savitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Sudah dua minggu sejak Katrina di transmigrasi kan ke dalam tubuh Duchess Luxio, kini ia benar-benar sudah menerima dan menganggap jika tubuh yang ia tempati ini adalah miliknya. Semua hal yang menyangkut dengan kehidupan Luxio juga sudah menjadi miliknya. Katrina sekaranglah yang bertanggung jawab atas semuanya sebab ini sekarang adalah kehidupannya.
Semakin hari berlalu, Katrina dan ketiga anak kembar nya semakin akrab. Serta orang-orang yang bekerja dan memiliki tanggung jawab mereka masingmasing di kediaman tempat pengasingan itu juga semakin dekat dengan Katrina.
Apalagi sejak Katrina mengungkap jati diri aslinya pada semua orang yang tinggal di sana Karena Katrina memiliki | prinsip tidak mau dianggap sebagai orang lain. Perlahan-lahan para pekerja belajar memanggil nama asli Katrina, perlahan-lahan nama Luxio Maximillian Ashley mulai digantikan dengan identitas baru bernama Katrina.
Katrina juga membuat satu kesepakatan bersama para pekerja di kediaman itu yang awalnya sempat mendapat penolakan mereka berkali kali. Namun karena sikap keras kepala dari Katrina, mampu menghancurkan dinding pertahanan mereka juga.
Katrina membuat kesepakatan dimana setiap waktu sarapan, makan siang maupun makan malam mereka para penghuni kediaman terasingkan itu harus duduk dan makan di meja bersama layaknya satu keluarga bersama dengan sang Duchess yang sudah mereka ketahui bahwa ia bukanlah Duchess asli mereka namun mereka sangat menghormatinya karena telah bersikap baik dan menghargai mereka. Semuanya akhirnya setuju, dan perlahan-lahan mereka harus menerima satu kebiasaan baru dan asing di dunia itu.
"NYONYA! HAH!HAH!HAH!" Simon tiba tiba saja mendobrak pintu kamar . Katrina dengan kencang, membuat Katrina yang tengah sibuk membaca isi buku diary milik Luxio terperanjat karena terkejut, bahkan engsel pintu kayu itu hampir lepas karena dobrakan keras dari Simon.
"Lihat ini nyonya!" Ucap Simon dengan gagap serta nafasnya yang memburu menunjukkan pertanda jika saat itu telah terjadi hal yang sangat genting, dilihat dari sikap Simon yang selalu tenang mendadak tampak panik seperti itu.
Simon menyodorkan amplop putih dengan ukiran-ukiran berwarna emas di sisi amplop berukuran kecil itu. Serta sebuah lambang yang menempel di tepi ujung atas amplop itu.
Sebuah gambar seekor naga yang membentangkan sayapnya menghadap ke depan dan tepat di belakangnya terdapat perisai besar serta kedua pegang yang tertancap di sisi kanan dan kiri perisai yang ada di belakang naga itu. Gambar itu tercetak dengan jelas walau berukuran kecil. Katrina segera tahu jika amplop indah dan terlihat agung itu adalah amplop yang berasal dari kekaisaran yang bernama Kekaisaran Valtoria.
Ia ingat dengan jelas ketika Simon sempat menjelaskan mengenai kekaisaran Valtoria sedikit serta posisi-posisi bangsawan yang berdedikasi untuk kekaisaran Valtoria. "Apa maksudnya ini? Mengapa Duchess Luxio bisa mendapatkan amplop dari kekaisaran?" Batin Katrina bertanya-tanya.
Langsung saja ia membuka amplop indah itu lalu mengeluarkan secarik kertas perkamen yang dipenuhi dengan tulisan indah serta terdapat stempel dari kaisar yang menandakan persetujuan dari isi surat itu.
Mata Katrina seketika melebar waktu membaca isi surat dari amplop yang berasal dari kekaisar itu. Sungguh, ia tidak menyangka jika hari dimana ia akan mendapatkan status yang bahkan tidak pernah ia bayangkan di kehidupannya yang dulu hingga kehidupan keduanya sekarang.
Simon nampak mengelap keringat yang berada di dahi nya dengan sapu tangan. Raut wajahnya tampak khawatir dengan debaran jantung yang berdetak dengan sangat cepat. Seolah olah pria tua itu sedang menghadapi situasi diantara hidup dan mati. Sebab Simon sudah menebak isi surat yang akan dikirimkan oleh kekaisaran, yakni surat persetujuan perceraian antara Duke dan Duchess Ashley.
Katrina tidak menyangka jika baru saja dua minggu berada di dunia ini, belum merasakan bertemu dengan jodohnya, menikah lalu punya anak dan berakhir hidup bahagia tiba-tiba saja sudah dinyatakan berstatus janda.
"A-aku resmi bercerai dengan Duke b***g**k itu?!" Batinnya bertanya tanya, muncul rasa jengkel dan amarah di dalam benaknya. Kertas perkamen yang berada di tangannya perlahan lahan nampak berkerut karena digenggam kuat oleh Katrina.
"N-nyonya, apa anda baik-baik saja?" Tanya Simon, pria tua itu sedang berusaha untuk tenang dan menetralisir rasa khawatir yang berkecamuk di dalam benaknya. Ia harus tenang, ia harus bisa berpikir dengan jernih mengenai situasi genting saat ini.
"Simon, apa yang akan terjadi bila seorang wanita sudah diceraikan oleh suaminya?" Tanya Katrina yang mengesampingkan pertanyaan Simon. Simon cukup lama terdiam dengan raut wajah tidak tenang dilihat dari kerutan di keningnya.
"Jawab aku Simon!" Teriak Katrina yang sudah merasakan amarahnya mulai keluar di tambah lagi melihat raut wajah tidak tenang Simon membuat pikirannya melambung kemana-mana.
"Maaf" Cicit Katrina akhirnya setelah menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya agar menetralisir amarahnya. Bagaimanapun ia tidak boleh berteriak pada orang tua seperti Simon yang harusnya ia hormati. Simon tertegun sejenak. Akhirnya ia: mulai berani memberitahukan suatu informasi yang sudah diketahui banyak orang namun masih asing untuk Katrina. "Nyonya....jika seorang wanita dengan posisi seorang bangsawan yang tinggi seperti anda di ceraikan maka... anda akan mendapat hukuman kurungan di penjara bawah tanah seumur hidup anda" Jelas Simon dengan tertunduk tidak berani menatap ke arah Katrina.
"Bagaimana kalau dia seorang wanita biasa?" Tanya Katrina lagi. "Maka ia akan mendapat hukuman g4ntung'" Jawab Simon membuat Katrina membelalakkan matanya.
"Apa?! Hukuman macam apa itu? Bagaimana dengan Duke Ashley? Apa pria bre***ek itu juga mendapatkan hukuman yang setimpal?" Tanya Katrina beruntun, bagaimana punjikaia sekarang menjadi janda maka Duke Ashley akan menjadi Duda dong.
"Nyonya...di kekaisaran ini para wanita masih dipandang sebelah mata. Wanita akan mendapatkan hukuman bila dia bercerai dengan suaminya namun untuk pria, ia hanya perlu mengembalikan mahar yang ia terima dari pihak wanita tanpa mendapatkan hukuman sama sekali dan diperbolehkan menikah lagi atau menaikkan derajat selir menjadi istri sah" Jelas Simon.
"Peraturan macam apa itu?!!" Suara Katrina terdengar frustasi. Ia memijit pangkal hidungnya mendengar informasi yang benar-benar tidak masuk akal dan sungguh tidak adil! "Apa tidak ada solusi untuk lepas dari hukuman itu Simon?" Tanya Katrina dengan nada lirih.
Simon cukup lama terdiam seolah sedang mengorek ingatan lamanya untuk menjawab pertanyaan Katrina. Sebab perceraian jarang terjadi di kekaisaran Valtoria karena banyak wanita yang memilih tetap berada di sisi suaminya meski suaminya sudah berbuat banyak hal yang menyakiti si wanita dari mental maupun fisik karena takut dengan hukuman dari peraturan yang sudah ada sejak kaisar pertama memimpin.
"Ada nyonya!" Ucap Simon dengan raut wajah bahagia.
ga selidiki lebih dulu ke akar2 nya ujung2 nya percaya sama ulet Keket si selir tuhh
kalau sudah tahu kebenarannya nah nyeseeelllll alamatnya 😂😂😂
lanjut thor
semoga menyesal nanti nya ... dan menyesal pun ga ada gunanya .... mamam tuh selir sampah ...