NovelToon NovelToon
ENDING (Akhir Dari Cinta Dan Dendam)

ENDING (Akhir Dari Cinta Dan Dendam)

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Kembar / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Inka

Pernikahan mereka dan hubungan mereka hancur karena kesalahpahaman. Setelah mengetahui penyamaran masing-masing. Kesalahpahaman itu akhirnya terbongkar. Bagaimana cara Kalix mengobati luka menyakitkan di hati Callista dimasa lalu?

Jangan lupa baca cerita author tanpa diskip ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Saat Callista keluar dari kamar rawat kedua putranya. Tanpa sengaja tatapannya bertemu pandang dengan tatapan dingin Kalix. Callista langsung membuang muka kearah Morgan dan melangkah kearah sang sahabat.

"Bagaimana? Apa kita sudah bisa memakamkan jasad Mama?"tanya Callista dengan wajah tenang.

"Sudah. Jasad Tante sudah dimasukkan ke dalam peti mati. Kita tinggal membawanya ke rumah mengikuti ibadah singkat dari gereja dan langsung memakamkannya."

"Ayo kita berangkat." kata Callista melangkah melewati Kalix tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Kalix tertegun melihat sikap Callista yang masih sah menjadi istrinya hingga saat ini.

"Mengapa sikapnya sangat dingin?" gumam Kalix dalam hati menatap punggung ramping istrinya yang hampir menghilang dari pandangannya.

"Tuan, kedua tuan muda sudah tertidur pulas. Bahkan Nyonya muda Albertus meminta kami menyimpan sisa ASI ini di dalam freezer."

Salah satu pengasuh putranya menunjukkan dua buah kantong ASI kepada Kalix.

ASI Callista memang sangat banyak, karena sejak melahirkan Ia belum pernah menyusui kedua putranya. Selama beberapa hari ini ASI Callista lebih banyak terbuang sia-sia ketimbang digunakan untuk menyusui kedua putranya.

Kalix tertegun mendengar penuturan pengasuh putranya. Ia tidak menyangka kalau Callista yang Ia anggap sebagai Catherine masih mau membantunya merawat kedua putra mereka.

#

#

#

Pemakaman umum

Untuk kedua kalinya, Callista harus datang ke makam yang sama memakamkan jasad ibunya. Ia sudah tidak bisa lagi membendung air matanya di depan makam kedua orang tuanya.

Hiks

Hiks

Hiks

"Ma, mengapa Tuhan sangat tidak adil padaku? Sejak kecil aku harus kehilangan penglihatan ku dan diasingkan. Setelah tumbuh dewasa dan melihat kembali, kalian malah pergi meninggalkan ku."

Callista bersandar di makam ibunya dengan perasaan campur aduk. Mungkin luka dihatinya tidak akan pernah mengering setelah dilukai dan kehilangan berkali-kali.

"Bolehkah aku menyusul kalian? Sekarang aku sudah tidak punya siapa-siapa." lirih Callista dibanjiri air mata.

Morgan langsung berjongkok di samping Callista dan mengelus bahu bergetar wanita itu dengan lembut.

"Jangan berucap seperti itu, Cal. Kamu masih punya aku dan kedua anak-anak mu."

Hiks

Hiks

Hiks

Tangisan pilu itu terdengar semakin menyakitkan hingga membuat siapapun yang mendengarnya ikut terenyah.

Suara guntur dan petir terdengar menggema, air hujan mulai turun membasahi bumi. Callista masih betah bersandar di sana sembari menangis tersedu-sedu.

"Cal, kita pulang yuk. Kita masih bisa datang kesini besok pagi. Aku takut kamu sakit karena terkena air hujan. Kedua orang tuamu juga tidak akan bahagia melihat putri mereka sakit."

Awalnya Callista tidak mau mendengarkan ucapan Morgan. Namun, melihat air hujan mulai membanjiri area pemakaman. Callista memutuskan berdiri dan mengikuti Morgan keluar dari pemakaman.

Mobil yang mereka tumpangi melaju keluar dari area pemakaman. Secara bersamaan sebuah mobil mewah berwarna hitam melaju memasuki area pemakaman.

"Kamu bisa mengeringkan rambutmu menggunakan handuk kecil di dalam paper bag berwarna cokelat di kursi penumpang." ujar Morgan sembari mengemudi.

Callista mengalihkan pandanganya ke belakang dan mengambil paper bag yang dimaksud Morgan.

"Bagaimana rencana mu selanjutnya? Apa kamu akan tetap ikut ke Amerika bersama ku?"tanya Morgan menatap sekilas kearah Callista.

Callista hanya diam membisu. Setelah kepergian ibunya, Callista sudah tidak memiliki harapan lebih akan hidupnya.

"Kamu tidak perlu menjawab pertanyaan ku hari ini. Kita masih memiliki beberapa hari lagi sebelum tanggal keberangkatan." lanjut Morgan dengan tidak enak hati.

"Morgan, terima kasih sudah peduli padaku. Maaf tidak bisa membalas perasaan mu." Callista menatap wajah kaku sahabatnya dengan mata berkaca-kaca.

"Jangan mengungkit hal itu, Cal. Aku tidak akan memaksakan perasaan orang yang tidak mungkin aku miliki." cetus Morgan mengelus kepala Callista dengan lembut. Ia berusaha tersenyum tegar di depan Callista, meskipun jauh di lubuk hatinya perkataannya barusan terdengar sedikit menyakitkan.

Seorang wanita berdiri di tengah hujan deras sembari menatap sepasang makam dengan tatapan tak terbaca. Tangannya mengepal kuat hingga kehadiran seseorang membuyarkan lamunannya.

"Nona, sudah saatnya kita kembali. Saya takut nyonya besar mencari keberadaan Anda."

Wanita itu membalikkan tubuhnya dan pergi dari sana bersama supir pribadinya.

1
merry jen
AP sakira in Calista yaa
Senja
sampulnya sama kek cerita aku🤣
merry jen
itu model y suka kalik gmnn kbryy tuu ,,moga perbuatan kebongkarr yaa jgnn ksh hdp enkk tu cwee
merry jen
kalikk kalik dh mnggll istrimu br nyesall kmuu ,,l perbuatan mu kejamm dnkhinn di ambil anky dr mm kndung,,dceraiin pulaa Dann dtngkpp dan mertuamu mnggll jg krnn muu ,dhh bnykk tu dosamuu kalik wkkkkkk ,,moga istrimu GK mmgglll itu cm akl aklnn y untuk buat kmu mnyesll
merry jen
jahat x kalik andai gk nahan Calista mngkin mmy Kalista gk dtabrak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!