Gadis manis berkulit putih, mata sipit dan hidung mancung Keynara maharani namanya, menjadi yatim piatu sejak kecil menjadikan sosok Key biasa dia sapa menjadi gadis yang tangguh dan pantang menyerah dalam segala hal, hingga kejadian disuatu malam yang mempertemukan nya dengan seorang CEO buta yang nyawanya tengah terancam. Key yang saat itu baru saja pulang dari bekerja menyaksikan seseorang yang tengah tidak berdaya dihajar habis habisan oleh beberapa oran berbadan besar berpakaian serba hitam, melihat orang itu tak berdaya dia memberanikan diri untuk menolong dengan sebuah ide terlintas dibenaknya dengan menyetel alarm sirine polisi diponselnya, dan berhasil orang orang berbadan besar itu langsung berlari meninggalkan orang yang tadi mereka keroyok.
bagaimana kelanjutan kisah Keynara dengan orang yang ditolongnya itu?
dilanjut dengan season dua ya, yang menceritakan kisah anak anak pasangan key dan Alezio yang pastinya lebih seru dan membuat penasaran
yuk ikuti kisah mereka...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
sepulang sekolah key dan Devon kembali akan mengerjakan tugas kelompok mereka karena waktu yang diberikan oleh bu Nonik sang guru sejarah hanya seminggu.
Kali ini mereka akan mengerjakannya di salah satu kafe yang dekat dengan sekolah mereka, ternyata tak hanya mereka yang mengerjakan tugas itu disana, ada banyak teman teman sekelas mereka terlihat berada disana termasuk Disti putra dan Leo Martha.
Kafe itu dirancang sangat cozzy, kekinian, dan nyaman karena memang kafe itu mengusung tema remaja kekinian, jadi tidak heran banyak para siswa siswi yang menghabiskan waktu mereka sepulang sekolah disana untuk sekedar nongkrong ataupun mengerjakan tugas kelompok seperti saat ini.
mereka pun duduk berpencar dengan masing masing pasangan kelompok mereka karena pastinya mereka memiliki tema yang berbeda.
Devon memilih di rooftop kafe, karena disana pastinya tidak seramai dilantai bawah, dan juga disana mereka bisa mengerjakan tugas sambil melihat pemandangan langit kota itu secara langsung.
mereka pun berdiskusi menentukan judul yang akan mereka pilih dan memilih tema dan beberapa materi penunjang lain dari beberapa buku yang sudah mereka pinjam dan tambahan dari internet.
Devon bagian mencari bahan dan key bagian mencatat poin pentingnya, setelah lengkap nanti key akan mengetiknya di laptop milik Devon untuk selanjutnya di print dan dikumpulkan.
mereka berdua tampak serius, key menyiram dengan baik semua yang Devon ucapkan.
berbeda dengan yang ada dilantai bawah, Disti dan putra terlihat beberapa kali berdebat dan sesekali Disti menabok tangan putra saat anak itu tidak serius dan menggodanya.
Sedang Leo yang memang tidak pernah berinteraksi dengan Martha keduanya terlihat agak canggung, tapi berkat sikap humble Martha dia berusaha mencairkan suasana dengan mengajak Leo ngobrol dan bertanya, Leo pun merespon sehingga sedikit demi sedikit suasana bisa mencair.
hampir 2 jam mereka berkutat dengan tugasnya, key sudah mencatat beberapa poin materi yang akan mereka gunakan, mereka tidak akan mengerjakan sekaligus karena waktu mereka terbatas, key harus bekerja dan Devon pun paham akan hal itu.
"udah selesai loe?", tanya putra,
"hemmm", jawab Devon datar,
"kalian mau enak otak kalian kelebihan kapasitas, lah nih anak dari tadi pengen gue tabok", ujar Disti sambil menunjuk putra dengan dagu,
"heh dari tadi gue udah loe tabokin Mulu ya, Sampai biru biru nih tangan gue", sergah putra,
"loe udah mau balik?", tanya Leo yang entah sejak kapan sudah diantara mereka,
"iya gue abis ini kerja", kali ini key yang menjawab,
"duluan", ucap Devon sambil berlalu meninggalkan mereka,
"sabar ya key tua anak emang diluar perkiraan BMKG", ucap putra,
"kira mau prediksi hujan pake BMKG segala", sungut Disti kembali menabok lengan putra,
"sakit dia ya ampun nih anak nabok Mulu daritadi", ucap putra sambil mengusap lengannya,
"syukurin emang pantes loe ditabok", sahut Leo tertawa.
"ya udah gue duluan ya", kata key yang diangguki ketiga manusia itu.
Key pun menuju kearah Devon yang sudah duduk anteng diatas motor sportnya.
"sorry lama", ucap key,
"gak pa pa", jawab Devon,
Seperti biasa Devon membantu key untuk menaiki motor sportnya, setelahnya dia mengantar key pulang untuk berganti baju dan mengantar key kekafe tempat kerjanya, sebenarnya key menolak karena dia tidak mau merepotkan Devon tapi dasarnya Devon tidak menerima penolakan.
sampai dikafe key pun segera masuk setelah mengucapkan terima kasih pada Devon.
Devon pun hendak melajukan kembali motor sportnya tapi dia urungkan saat melihat Andin keluar dari mobil, dia pun turun dari motor dan Berjalan menghampiri mama Andin.
"bunda", sapa Devon sambil menyalimi tangan mama Andin,
"Devon, kamu abis jalan sama key?", tanya mama Andin penuh selidik yang membuat Devin jadi salah tingkah,
"jalan apa an sih bun, kami tuh abis membahas kerja kelompok bin kebetulan kami satu kelompok", jawab Devon mencoba tenang,
"yakin, kok beberapa kali mengantarnya kerja", ucap mama Andin sambil menatap Devin mengintimidasi,
Devon yang ditatap seperti itu jadi gelagapan, dia jadi seperti maling yang abis kepergok mencuri.
"apa an sih bun, bukan nganter cuma kebetulan searah jadi sekalian", jawab Devon,
"iya deh bunda percaya ,oh iya bisa ngobrol sama bunda sebentar gak von?", tanya mama Andin,
"penting Bun?",
"banget, yuk ikut bunda bentar",
Mama Andin pun berjalan masuk kedalam kafe, didalam kafe para pekerja sudah sibuk melayani para pengunjung kafe yang mulai ramai, key pun sudah terlihat membawa nampan berisi minuman yang akan diantar kemeja pelanggan.
Melihat mama Andin para pekerja pun menyapa termasuk key, mama Andin pun membalas dengan senyum cantiknya, tapi atensi key teralihkan pada Devon yang mengikuti mama Andin dibelakang, seperti itik yang mengikuti induknya karena takut hilang, key pun jadi terkekeh.
"ada apa bun?",
"kamu sudah tahu kalau gadis yang menolong Al dan Noah saat itu adalah Keynara?",
"hemmm",
"dari mana kamu tahu?",
"pagi setelah kejadian pas Devin bawa key ke ukas Devin melihat ada plester kecil di lengan key, dan keadaan key pun saat itu lemes banget bun apalagi si dia.abis dirundung si uler",
"si uler?", beo mama Andin,
"anaknya Sonny",
"Cilla maksud kamu?, kenapa dia merinding key?",
"biasa dia gak suka kalau ada cewek yang deketin Devon sumpah Devin jijik banget ma tu cewek",
"emang kamu Deketin key?",
"waktu itu Devon hanya ngasih minum Bun kan abis olahraga, itu aja",
Mama Andin pun manggut manggut mendengar penuturan Devon,
"terus Devon menelisik penampilan key yang terlihat sangat mirip dengan yang ada dicctv, terus kemarin Devon tanya aja langsung dan key pun mengaku"
"Noah dan El juga sudah tahu, bahkan mereka sudah menemui key disini kemarin",
"mereka sudah tahu bun, padahal rencananya Devin akan memberi tahunya setelah ini, ternyata mereka lebih cepat",
"Noah memantau lokasi tempat kejadian, dan dia menemukan key lah satu satunya orang yang lewat ditempat itu saat pulang kerja dari sini, apalagi setelah memastikan penampilan dan wajah key, Noah jadi makin yakin",
"terus apa rencana kak Al akan membawa gadis penolongnya untuk tinggal dikediaman Bagaskara itu benar?",
",iya von, dan sekarang bunda disuruh membujuk key, melihat kepribadian key bunda yakin key gak akan begitu saja menerima permintaan itu, Al cuma hawatir kalau orang orang itu sekarang ini malah mengincar key karena sudah menolong Al malam itu",
"iya juga sih bun, apalagi key tinggal sendiri, bahaya kalau sampai key saat ini diincar mereka",
"maka dari itu von, apalagi kata papa Ken kalau orang orang itu dari salah satu organisasi terlatih yang memang menerima tugas untuk mencelakai dan membunuh",
"bunda takut takutin aja, pasti nanti key mau",
Mama Andin terdiam mendengar ide dari Devon yang kedengaran konyol tapi tidak buruk juga sih.
"boleh juga ide kamu, nanti bunda kan coba deh von".
Devon pun pamit pulang karena setelah ini dia masih ada sedikit urusan, dan mama Andin pun memeriksa beberapa laporan tentang kafenya sebelum nanti dia ngobrol dengan key.
.