Ayla tak menyangka kalau pria yang sudah dengan mati matian dia lupakan malah serumah dengannya, bukan jadi suaminya tapi jadi adik iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airishna Alba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 pengemis gaul
Reno melangkahkan kakinya dengan hati-hati menuju kafe tempat Ayla bekerja. Dia memutuskan untuk kembali menyamar untuk yang kedua kalinya setelah upaya sebelumnya terlalu mepet.
ya, reno rasa penyamaran nya di cafe itu terlalu dekat, bisa saja ayla mengenali postur, gestur, dan lain lain nya tentang reno.
Kali ini, dia memilih untuk menyamar menjadi seorang pengemis. Meskipun rencana ini terdengar riskan, Reno merasa ini adalah cara terbaik untuk tetap berada di dekat Ayla tanpa menimbulkan kecurigaan.
Saat tiba di dekat cafe tempat ayla bekerja, Reno duduk di pinggir jalan sambil memperhatikan setiap gerak-gerik Ayla dari kejauhan.
Dia mencoba untuk tidak terlihat mencolok, tetapi perasaan gugup tetap menghantui dirinya.
Jam menunjukkan pukul 13.00 yang merupakan jam istirahat ayla.
Saat istirahat, Ayla duduk di sebuah sudut cafe yang teduh. Dia menikmati secangkir kopi hangat sambil memandang ke luar jendela.
Pemandangan cafe yang cantik dan ceria membuat hatinya bahagia. Dia merasa bersyukur karena memiliki pekerjaan yang bisa membuatnya bahagia setiap harinya. namun ia ter alihkan oleh seorang laki laki yang berada di liar seperti seorang pengemis.
Dan ia melangkah keluar dari kafe itu untuk mencari udara segar. Namun, alih-alih melintas begitu saja, ia malah terhenti di depan Reno yang sedang berpura-pura mengemis. Ayla menatapnya dengan rasa penasaran yang terpancar dari matanya.
Setelah melihat Ayla berjalan menuju tempat sampah untuk membuang sisa makanan, Reno segera bergerak menuju tempat itu dan mulai berpura-pura mengais sisa-sisa makanan.
"Apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanya Ayla, menatap Reno dengan wajah penuh tanya.
Reno panik. Dia tidak pernah mengira akan didekati oleh Ayla dalam penyamarannya sebagai pengemis.
Tanpa berpikir panjang, dia menjawab, "Saya hanya mencari-cari makanan sisa, Bu."
Ayla terkekeh.
" Tidak usah memanggil saya Bu. Aku lebih suka dipanggil Ayla. sepertinya umur kita tidak terlalu jauh. Dan kenapa kamu mencari makanan di tempat sampah? "
Reno terhenyak. Dia tidak pernah berpikir pertanyaan-pertanyaan Ayla akan sedetail itu. Dia mencoba untuk tetap tenang dan menjawab dengan wajah serius,
"Saya tidak memiliki tempat tinggal, jadi saya harus mencari makanan di mana pun saya bisa."
Ayla mengangguk mengerti.
"Oh, begitu. Tapi kenapa kamu bisa begitu rapi dan bersih, sementara pengemis pada umumnya terlihat kusam dan kotor?"
Reno tersentak. Dia tidak menyangka pertanyaan Ayla akan semakin rumit. Dia mencoba untuk menjawab dengan wajah polos,
"Ehm, saya punya kebiasaan mandi setiap hari, jadi saya bisa tetap bersih."
Ayla terkekeh lagi.
"Saya harus mengakui, kamu benar-benar menarik perhatianku. Di antara jutaan orang yang berjuang mencari makan sepertimu, baru kali ini kulihat pengemis mengenakan kemeja."
Reno merasa semakin terjepit. Dia tidak tahu harus menjawab apa lagi. Dia sampai lupa mengenakan kostum yang sesuai, karena ide nya baru saja muncul saat ia berada di perjalanan ke kafe. alhasil reno hanya mengenakan baju seadanya.
Ayla terus bertanya, dan setiap jawaban yang keluar dari mulut Reno semakin membuat Ayla tertawa.
"kamu sudah keliling ke berbagai tempat ya, kamu sepertinya sangat beruntung menurutku " seru ayla sambil tersenyum
"beruntung? maksudmu? " reno semakin pusing dalam penyamanrannya.
"yaa.. biasanya orang lain hanya membawa sepotong roti, sisa nasi bungkus, atau sisa gorengan yang sudah basi. ku rasa kau sangat beruntung karena mendapat sisa pizza, spaghetti, yang kulihat dari bungkus nya masih bersih"
waduh aku harus jawab apa
"eummm.. i iya.. ini tadi ku dapatkan dari anak muda yang makanannya tidak habis, mereka memberikannya padaku" jelas reno berbohong
yang sebenarnya makanan itu reno bawa sendiri, dia makan dulu dan menyisakan beberapa bagian untuk menunjang perannya..
aduh reno, reno,, mungkin dia pengemis elit ya, bawa makanan sendiri ...
Sampai akhirnya, Ayla menawarkan bantuan kepadanya.
" Kenapa kamu tidak datang ke kedai kopi ini besok? Aku bisa memberikanmu makanan dengan gratis. Semoga itu bisa membantu sedikit."
Reno merasa terkejut dengan tawaran Ayla. Dia tidak pernah berpikir bahwa penyamarannya akan membawanya ke situasi seperti ini.
Tetapi, sebagai seorang pengemis, dia tidak bisa menolak tawaran jatah makanan gratis dari Ayla. karena jika ia menolak, pasti ayla akan curiga.
Hari ini cafe terlihat begitu ramai, para pelanggan berdatangan untuk menikmati hidangan lezat dan minuman yang disajikan
dengan apik oleh Ayla dan rekan-rekannya. Suasana cafe dipenuhi tawa dan senyum, membuat hari semakin cerah dan indah.
Setelah istirahat, Ayla kembali melayani pelanggan dengan senyum dan keramahan. Dia merasa puas melihat para pelanggan pulang dengan senyuman di wajah mereka. Senyum itu adalah hadiah terindah baginya, bukti bahwa kerja kerasnya di cafe tidak sia-sia.
Saat para pelanggan telah prgi meninggalkan tempat itu. ayla mulai bergerak menuju meja itu dengan mambawa baki. diangkat lah piring dan gelas kotor itu lalu diraihlah lap yang terselip di saku celemek nya yang lumayan besar.
Di sana juga ayla selipkan semprotan meja yang sudah di isi dengan air sabun khusus untuk meja, agar bisa mengangkat sisa kotoran dan meninggalkan aroma menyegarkan.
Dia mulai mempertanyakan apakah ini hanya sekadar pekerjaan lagi, atau apakah ada perasaan yang mulai tumbuh di antara mereka.
Lalu ayla membawa piring dan gelas kotor itu untuk ia cuci. begitu seterusnya ia lakukan hal yang sama pada meja lainnya.
Hingga tak terasa sang surya yang awalnya berada di atas kepala kini mulai sembunyi di ufuk barat. Melenggang perlahan merubah setitik awan di langit.
warna nya mampu menenangkan setiap mata yang memandangnya. pergi nya pun dinantikan oleh setiap pekerja yang menanti waktunya pulang, ya salah satunya ayla.
Saat hari mulai berakhir, Ayla pulang dengan perasaan bahagia dan puas. Dia tahu bahwa hari esok akan kembali cerah dan penuh harapan.
Cafe adalah tempat di mana dia bisa menjadi dirinya sendiri dan mencari kebahagiaan. Tempat ia bisa mengosongkan ingatan nya dengan ingatan ingatan yang dapat memperburuk kondisi hati nya.
Selain untuk mendapatkan uang, disana juga ayla mendapatkan teman. walau saat tiba di apartemen dirinya kembali ke setelan pabrik. dimana hati nya serasa hampa. mengingat seseorang yang kini entah berada dimana.
Namun ayla merasa jika orang itu selalu berada di dekat nya. Entah hanya karena ayla selalu memikirkannya dan merindukan kehadirannya.