Sejak awal pernikahan,kehadiran Deandra tak pernah di anggap oleh suaminya, bagi athar dia hanyalah istri di atas kertas, terlebih statusnya hanya sebagai "pengganti" kakaknya yang seharusnya menikah dengan athar namun menghilang di hari pernikahan dan Dea lah yang akhirnya menjadi istrinya athar.
Berbagai usaha telah Deandra lakukan untuk meluluhkan hati sang suami, namun tak pernah terlihat sama sekali di mata athar.
Hingga akhirnya kesabaran Deandra mulai terkikis dan dia memilih untuk menyerah lalu mulai merubah sikapnya sama seperti sikap athar padanya, hal itu membuat athar merasa kehilangan, seperti ada sesuatu yang kurang yang selalu mengisi kesehariannya.
Perlahan sikap athar mulai berubah untuk meluluhkan sikap deandra kembali, di tambah persaingan cinta yang tanpa diduga muncul, membuat keduanya mulai menyadari perasaan masing-masing, lalu bagaimana kah akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
"Ibu kesal, sikap athar sekarang berbeda, dia bukan lagi athar yang kita kenal, ini pasti ada hubungannya sama si wanita ular itu, pasti dialah yang sudah meracuni otak athar selama ini!"
Nyonya gina menggeram kesal, setelah apa yang di ucapkan athar beberapa saat lalu dia semakin percaya jika Dea memang membawa pengaruh buruk untuk putranya hingga kini athar berani untuk menentang kata- katanya padahal dulu puteranya itu adalah anak yang penurut dan berbakti.
"Bu sudahlah, mau sampai kapan memendam kebencian pada kak dea? pakai segala nyebut dia " wanita ular" pula apa gak takut dosa bu?! "
"Diam kamu! " sentak nyonya gina pada bella, putrinya. "Ibu liat- liat sekarang kamu makin gencar aja ngebela dia, di kasih apa kamu? ilmu pengasihan?! "
"Astaga bu, kenapa ibu pikirannya buruk sekali sih? ini gak ada hubungannya sama hal semacam gitu, aku memang udah lelah aja selama ini kita terlalu ikut campur dalam hubungan rumah tangga bang athar. "
Nyonya gina berdecak sinis. "Alah kamu tahu apa sih bocah ingusan, dengar ya ibu ngelakuin semua ini juga demi kebaikan abang mu. Kamu pasti belum tahu kan? si Dea itu anak harram, ibunya aja gak jelas, bapaknya terang- terang-terangan selingkuh dari jeng Fani sampai punya dia. Wanita seperti itu di sandingkan dengan abang mu, ya ibu gak sudi!"
Mendengar cerocosan ibunya membuat Bella geleng-geleng kepala dia, bukannya tidak tahu tentang fakta itu tapi asal- usul seseorang tidak menentukan sifat dan kepribadiannya kan? dia melihat sendiri selama ini Dea yang selalu sabar ketika semua orang di sekelilingnya mencemooh dan menghakiminya, bahkan wanita itu masih tetap setia di samping abangnya sudah meyakinkan bella jika Dea ternyata lebih baik daripada Ranty yang lebih jelas statusnya.
"Sudahlah bu, capek berdebat sama ibu. "
"Ya sudah sana, kamu juga udah gak sejalan sama ibu, mending ngobrol sama calon menantu ibu, Ranty. "
Bella pergi sambil melengos lelah, tepat di samping tembok dia bertemu Dea, sontak membuat kedua matanya terbelalak.
"Kak Dea? "
Jika dia ada di sini berarti sejak tadi Dea mendengar pembicaraannya dengan sang ibu.
Dea mengulas senyum tipis hal itu menimbulkan iba di hati bella bukannya tak mungkin jika wanita itu mendengar semua yang ibunya katakan.
"Maaf ya ka Dea. " lirih Bella sejak kemarin kata itu ingin ia ucapkan pada Dea, entah kenapa baru dia katakan sekarang.
"Tidak apa- apa aku mengerti. Untuk orang seperti ku memang tak pantas berada di samping athar, hanya kak Ranty belahan jiwanya sejak dulu. "
"Baguslah kalau lo sadar diri! " suara itu berasal dari Ranty yang datang tiba-tiba sambil bersidekap dada.
"Anak harram kaya lo itu emang harusnyaa sadar diri awal, di keluarga gue aja lo gak di terima, apalagi di kehidupan athar. "
"Ck, ck ternyata begini sifat asli wanita yang di cintai bang athar? " Bella geleng-geleng kepala. "Aku tidak menyangka, di depan kami kau menunjukkan sifat asli mu sedangkan di depan bang athar barulah kau berpura-pura lembut dan sok baik, ck! munafikk! "
"Heh jaga mulutmu ya!" Ranty tersulut emosi, wajahnya memerah padam. "Dasar tidak sopan. " jika bukan karena memandang dia adalah adiknya athar, sudah dia cabik- cabik mulut kurang ajarnya itu.
"Kenapa? toh apa yang ku katakan itu tidak salah, kan memang seperti itu kebenarannya. "
"Kau?! --"
"Apa? mau ribut?! " Bella yang juga geram mengambil sikap ancang-ancang, menantang balik.
"Sudahlah Bella jangan ribut! ayo. " Tak ingin mereka bertengkar, Dea segera menarik tangan Bella untuk pergi menjauhi Ranty.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Kak Dea, tunggu sebentar! " Bella ngos- ngosan mengikuti langkah Dea yang panjang.
Akhirnya mereka berdua berhenti. Terdengar Dea yang menghela nafas berat. "Maaf untuk yang tadi Bella, aku menarik mu tanpa ijin, aku hanya tidak ingin kau dan kak Ranty ribut. "
"Tidak bukan itu kak Dea, huftt. " Bella mengatur nafasnya kembali. "hanya saja aku bingung kenapa kak Dea hanya diam saat jelas- jelas tadi kak Ranty sedang menghina kakak?"
Diam katanya? Bella tidak tahu saja betapa selama ini Dea sudah banyak melawan namun pada akhirnya dia tetap di sakiti entah itu dengan cubitan ataupun pukulan.
Di dunia ini tak ada yang membantunya bahkan ayahnya sendiri hanya bisa diam saat dia di siksa oleh Ranty dan ibunya.
Lama kelamaan akhirnya Dea memilih diam karena percuma jika dia melawan dia akan lebih tersakiti.
"Bukannya aku tak mau melawan hanya saja membuang energi jika harus meladeninya, orang seperti itu jika terus di ladeni maka dia akan semakin senang untuk terus menindas. "
Bella menatap takjub setelah sekian lama kenal dengan istri kakaknya ini baru kali ini mereka bisa mengobrol dekat dan Bella seperti merasa mengenal Dea dengan sisi yang berbeda.
"Kamu sendiri? bukankah dulu juga sangat tidak suka padaku? kenapa sekarang berubah? "
Bella mengusap tengkuknya sambil cengegesan. "Itu masa lalu kak, entah kenapa sekarang aku tak bisa membencimu. "
Flashback on.
Ketika itu Bella pergi ke dapur untuk mengambil air minum di kulkas dia melihat ada sebuah catatan kecil yang di tempel di daun pintu kulkas.
(Bella tidak suka pedas
Ibu mertua tidak suka ayam. )
"Catatan apa ini? " ucapnya bingung. "Pasti tulisan si pengganti itu. "
"Bella, ngapain?"
Seseorang mengejutkannya.
"Oh abang, ini abis minum air kulkas. Oh iya, ini catatan punya si pengganti kah? "
"Jangan berkata seperti itu Bella, tidak sopan dia adalah kakak ipar mu. "
"Ck, sejak kapan abang selalu membela dia? "
"Bella ada beberapa hal yang tak dapat kau mengerti sebagai seorang anak remaja yang baru tumbuh tapi percayalah orang yang barusan kau panggil "si pengganti" itu adalah orang yang sama yang pernah menyelamatkan mu."
"Apa maksud abang? "
"Kau masih ingat? saat keluarga kita berlibur ke pantai waktu itu? "
"Iya aku ingat bang kenapa? "
"Kau pernah hampir tenggelam kan?"
Bella baru ingat kejadiannya sekitar empat bulan lalu saat itu dan sekeluarga nya berlibur di pantai dan ada Dea juga di sana saat itu status Dea dan abangnya masih pengantin baru.
Bella juga ingat dia hampir tenggelam tapi dia tak ingat apa- apa karena setelahnya tak sadarkan diri.
"Sebenarnya yang menyelamatkan mu adalah Dea, dia yang menyadari pertama kali saat kamu berada di tengah laut. "
Sontak kedua mata Bella terbelalak.
"Sudah ku duga kau pasti sangat terkejut, jika bukan karena Dea yang pertama kali menarik mu ke tepian kau pasti sudah terbawa arus. "
"Begitu juga dengan catatan ini dia sangat hafal jika kau tidak suka pedas dan juga apa yang di sukai dan tidak sukai kamu dan ibu. Hampir selama kalian menginap disini dia selalu mencatat itu, hanya saja sayangnya usahanya itu tak pernah terlihat di mata kalian. "
Athar diam sejenak, menghela nafas. "dan juga aku. "
"Jadi Bella, bersikap baik lah pada Dea, selama ini ibu sudah sangat membencinya terlalu dalam jadi kakak hanya bisa berharap padamu untuk tidak mengikuti jejak ibu. "
"Setidaknya bersikap baiklah pada orang yang sudah menyelamatkan hidup mu. "
Flashback off.
Jika mengingat apa yang di katakan kakaknya, Bella ingin rasanya menangis, menyadari sikap buruknya selama ini pada Dea yang harusnya tidak boleh dia lakukan pada kakak ipar nya itu.
"Hanya itu alasannya?" tanya Dea yang sedikit ragu pasalnya perubahan sikap Bella ini terlalu mendadak.
"Hmm apa ya? mungkin karena ku rasa kakak lebih baik daripada kak Ranty. Tak mungkin kan aku membenci wanita yang selama ini selalu setia pada kakak ku padahal banyak yang menginginkan mereka berpisah apalagi sikap kakak ku yang begitu. "
Mendengar kata terakhir Bella sontak membuat Dea tersenyum geli.
"Jadi saat ini kita berbaikan? " Ucap Dea memberikan jari kelingking nya.
Bella menatap jari kelingking Dea dan menautkan nya dengan jari kelingking nya.
"Ya."
Dea tersenyum cerah di usapnya pundak Bella sekilas. "Baiklah kalau begitu aku ke belakang dulu ada beberapa pekerjaan yang harus ku kerjakan. "
Dea hendak berbalik namun seruan Bella menahan langkahnya.
"Kak Dea!"
"Hmm? "
"Saat aku tenggelam di pantai waktu itu ... terimakasih sudah menyelamatkanku, jika bukan karena kakak aku pasti tidak ada disini lagi saat ini. "
Ucap Bella dengan tersenyum tulus.
*
*
*
Bersambung
dan awalan nya sy langsung suka