Nia tak pernah menduga jika ia akan menikah di usia 20 tahun. Menikah dengan seorang duda yang usianya 2 kali lipat darinya, 40 tahun.
Namun, ia tak bisa menolak saat sang ayah tiri sudah menerima lamaran dari kedua orang tua pria tersebut.
Seperti apa wajahnya? Siapa pria yang akan dinikahi? Nia sama sekali tak tahu, ia hanya pasrah dan menuruti apa yang diinginkan oleh sang ayah tiri.
Mengapa aku yang harus menikah? Mengapa bukan kakak tirinya yang usianya sudah 27 tahun? Pertanyaan itu yang ada di pikiran Nia. Namun, sedikit pun ia tak berani melontarkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malu Sampai keubun-ubun
"Apa kau yakin akan memakai pakaian itu? Apa kau tak malu pada Bibi? Keluar untuk makan malam dengan baju kebesaran seperti itu?" ucap Faris menarik selimut yang menutupi tubuh istrinya. Namun, Nia terus mempertahankan selimutnya agar menutupi dirinya. Faris yang melihat tingkah istrinya itu kembali menggodanya.
"Coba aku lihat, apa kamu benar-benar memakai pakaian dalamku?" goda Faris lagi masih terus berusaha menarik selimut itu agar tak menutupi tubuh istrinya. Bukannya terlepas, Nia malah semakin melilit tubuhnya dengan selimut. Ia memutar selimut agar selimut itu menutup dirinya dengan sempurna. Namun, tiba-tiba karena kurang hati-hati Nia tergelincir jatuh ke lantai, Faris yang tak menyangka jika istrinya akan terjatuh sangat panik, ia bergegas menghampiri Nia.
"Nia kamu tak apa-apa?" ucap Faris mencoba membuka selimut yang melilit tubuh istrinya itu. Dengan sedikit usaha, akhirnya Faris bisa melihat tubuh mungil istrinya. Nia meringis kesakitan, walau terbungkus selimut. Namun, tubuhnya sedikit sakit saat membentur lantai.
"Kamu nggak apa-apa kan?" tanya Faris lagi pemeriksa tubuh Nia.
"Ga, apa-apa, Mas."
Faris ingin membantu. Namun, ia masih tak bisa menahan tawa, membuat Nia menjadi kesal dan mendorong Faris yang duduk di sampingnya. Saat Nia berdiri tiba-tiba ****** ***** yang dipakainya itu melorot.
Ya, Nia memakai pakaian dalam suaminya, membuat Faris semakin tertawa terpingkal-pingkal. Nia yang malu langsung kembali menarik celana itu dan masuk ke ruang ganti, mengunci pintunya dan duduk bersandar di pintu sembari menyembunyikan wajahnya di kedua lututnya.
Faris mencoba menahan tawanya menghampiri pintu kamar ruang gantinya dan mengetuk pintunya.
"Nia buka pintunya! Maaf , aku tak sengaja menertawakanmu. Apa kamu melihat di lemari yang ada di sudut ruangan itu? Di sebelah lemari sepatuku. Aku sudah menyiapkan pakaianmu di sana, pakailah! Pakaian yang ada disana, itu memang khusus untukmu.
Didalam sana juga ada pakaian dalam yang sudah aku siapkan. Pilih saja, ada beberapa ukuran di sana. Aku tak terlalu tahu ukuran pas untukmu, baju juga aku memilih beberapa model, pilihlah yang kamu suka," ucap Faris sambil mendengar pergerakan Nia di dalam sana. Ia bisa mendengar jika Nia berjalan menjauhi pintu.
Faris mencoba membuka pintunya. Namun, ternyata Nia mengunci pintunya. Faris hanya menghela nafas, baru sehari dia menjadikan Nia sebagai istrinya rasanya sudah sangat bahagia, tingkah lucu dan polos Nia membuatnya tak bisa berhenti tertawa.
Sementara itu, Nia membuka lemari yang dimaksud oleh Faris. Nia mendenges kesal ternyata di lemari itu begitu banyak pakaian wanita dan benar yang dikatakan Faris, itu memang baju yang disiapkan untuknya. Nia memilih salah satu pakaian tidur yang terlihat sopan, di sana Nia juga memilih pakaian dalam yang memang sesuai dengan ukurannya. juga ada terdapat beberapa hijab, ia pun mengambil satu hijab instan dan kemudian memakainya.
Nia pun melihat penampilannya di cermin, pakaian yang dipilih suaminya sangat pas untuknya. Nia bernafas lega, akhirnya ia bisa leluasa di rumah itu, tanpa malu karena pakaiannya. Namun, begitu ia akan membuka pintu, Nia menghentikan langkahnya.
Nia ragu, ia masih mengingat bagaimana tadinya Faris wmenertawakannya. Akhirnya ia pun mengurungkan niatnya untuk membuka pintu, ia memilih untuk duduk di sofa yang ada di ruangan itu, tiba-tiba pintu diketuk.
"Nia, aku tahu kamu sudah selesai mengganti pakaian dan duduk di sofa. Ayo keluarlah waktunya kita makan malam, aku sudah lapar," ucap Faris membuat Nia terkejut.
Dari mana dia tahu joka saat ini ia sedang dusuk di sofa, Nia langsung melihat sekitaran ruang ganti tersebut, Nia sangat terkejut saat melihat ternyata di sana terpasang CCTV.
"Apakah Faris tadi melihat saat aku mengganti baju?" gumam Nia semakin merasa malu dengan suaminya. Ia tak punya pilihan lain selain keluar dan terlihat Faris menatapnya sambil melipat tangannya di dada.
"Ayo kita makan, aku sudah sangat lapar," ucapnya kemudian ia berjalan lebih dulu disusul Nia yang terus menunduk, menyusul di belakangnya.