Masa lalu membuat Sapphira Mazaya membenci suaminya. Namun, demi kedua buah hatinya, ia terpaksa menikah dengan Kaivandra King Sanjaya, ayah dari kedua anak kembarnya.
Kaivan melakukan berbagai cara hingga Sapphira mau menjadi istrinya. Rasa tanggung jawab atas hadirnya sepasang anak kembar yang baru ia ketahui tujuh tahun kemudian membuat ia harus rela hidup dengan kebencian dari perempuan yang kini berstatus sebagai istrinya.
Akankah Kaivan mampu merubah rasa benci di hati Saphira padanya menjadi cinta kembali seperti di masa lalu? Serta memberikan kebahagiaan yang bukan sekedar sandiwara untuk kedua putra dan putrinya?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SYKB 29 Bertemu Laura
Suami Yang Ku Benci (29)
" Buna, Shila mau ditemani Buna ke pesta ulang tahun Priska," Shila meminta penuh harap.
Hari ini, ruang rawat Saphira ramai kedatangan kedua anak kembarnya. Sepulang sekolah tadi, Kaivan langsung membawa mereka ke rumah sakit sesuai janjinya.
" Iya, Buna. Dengan ayah juga," pinta Shaka yang biasanya tak mau datang ke acara-acara seperti itu. Dia tidak terlalu suka keramaian.
" Kapan acaranya?," tanya Kaivan akhirnya.
Ia sebenarnya belum ingin sang istri pergi kemanapun sekalipun nantinya sudah di izinkan pulang.
" Mm, Shila lupa," Tangan mungilnya membuka resleting tas ransel miliknya.
Shaka hanya menggelengkan kepalanya. "Minggu depan, ayah,"
Shila mengerucutkan bibirnya kesal. Padahal, ia sudah akan membaca waktu acara pada kartu undangan yang ia pegang.
" Kalau Buna sudah boleh pulang, insya Allah ya," Ucap Kaivan akhirnya karena tidak tega.
" Hore!!!," teriak Shila.
Saphira tersenyum senang. Perasaannya menghangat melihat interaksi ketiganya. Padahal ia belum ingat apapun.
Menjelang sore akhirnya si kembar pulang di antar supir.
...******...
Hari yang di nantikan pun tiba. Si kembar sudah cantik dan tampan dengan pakaian berwarna krem senada dengan kedua orangtuanya.
Dua buah kado berukuran cukup besar sudah diletakkan di dalam bagasi.
" Buna, Priska itu baik. Dia sahabat Shila. Kita besti," Saphira hanya terkekeh.
Kaivan pun hanya tersenyum mendengar ucapan sang putri.
" Mereka cocok, Bun," timpal Sakha
" Benarkah?," Saphira penasaran.
" Iya. Sama-sama berisik," gelak tawa terdengar.
Bukan sekali dua kali Shaka mengatai adiknya berisik atau cerewet.
" Daripada Abang. Punya mulut tapi, diam saja," gerutu Shila tidak terima di katakan berisik.
Mobil yang dikendarai pun sampai di lokasi pesta.
Halaman luas itu di sulap dengan berbagai hiasan balon dan aneka permainan anak.
Saphira mengedarkan pandangannya. Suasananya sangat ramai. Anak-anak tertawa riang
" Shila!!!,"
" Kan benar kata Abang,"
Saphira hanya terkekeh begitu pula Kaivan saat seorang anak perempuan berpakaian princess menghampiri Shila dan langsung memeluknya.
" Kangen!!!,"
" Berlebihan. Kemarin kan juga baru ketemu," Shaka mencebik mendengar ucapan Priska.
" Berisik," sewot Priska.
" Yang tidak punya besti iri," timpal Shila.
Shaka tak peduli. Ia berjalan meninggalkan keduanya. Hingga acara tiup lilin pun akan di mulai.
Semua bernyanyi dengan riang. Kaivan mengerutkan keningnya saat melihat seseorang yang ada di tengah-tengah keluarga pemilik pesta.
" Sedang apa dia disana?," heran Kaivan.
Orang yang sama pun melihat ke arah Kaivan dan Saphira saat Kaivan sudah tidak melihat ke arahnya.
Mereka ada di sini?
Laura melihat ke arah Kaivan yang tampak mesra pada Saphira. Tangannya selalu merangkul pinggang Saphira seolah enggan di tinggalkan. Juga menunjukkan kepemilikan.
Sekalipun acara ulang tahun anak, para orang tua pun ikut datang mendampingi. Tda heran jika Kaivan jadi sangat posesif.
Flashback on
" Menurutku,lupakan rekan bisnis bos Itu. Pak Attar juga tampan kok. Dia memang berkerja di bagian marketing tapi, katanya dia juga saudara si bos. Sepupu katanya," terang Lily
Hubungan keduanya yang awalnya merenggang karena Laura tidak suka Lily menempati posisinya berangsur membaik karena sikap Lily yang tidak berubah.
Lily memang tidak merasa punya masalah. Akhirnya ia tetap mendekati Laura dan berteman dengannya.
" Menurutmu begitu?," tanya Laura.
Laura mulai luluh dengan sikap manis Attar. Sikap baiknya juga parasnya yang tampan. Menarik hatinya.
" Iya. Menurutku yang pasti-pasti aja sih,"
" Ck, dengan Pak Attar juga belum pasti. Dia hanya memberi perhatian dan hadiah tanpa mengatakan lebih soal hubungan kita. Kita hanya sebatas teman," timpal Laura
Ia tak mau berharap lebih. Attar tidak bilang apapun.
" Ya Ampun, Laura. Buket tiap hari mampir di meja kamu. Coklat mahal dikirimnya juga. Kamu tidak sadar dia sedang menunjukkan perasaannya?,"
Laura hanya tidak peduli pada awalnya. Karena ia tak berniat mencari laki-laki lain. Kaivan tujuannya.
" Hmm. Kalau dia bilang perasaannya, baru aku akan pertimbangkan," jawab Laura.
Ia masih ingin bisa mendapatkan Kaivan.
" Kalau dia mengungkapkan perasaannya, apa kamu akan menerimanya?,".
Laura diam. Ia pun ingin merasakan di cintai oleh seseorang. bukan hanya mencintai saja.
" Mungkin,"
" Ck. Jawab yang pasti lah, Laura,"
" Sepertinya iya," jawab Laura pada akhirnya.
Ia sejujurnya mulai frustasi. Tidak ada kesempatan sama sekali untuk bisa sekedar bertemu Kaivan. Apalagi menarik perhatiannya.
" Baguslah." jawab Lily lega.
Tidak diduga, sorenya Attar datang menemuinya. Benar-benar mengatakan perasaannya. Bahkan mengajak Laura datang ke pesta ulang tahun keponakannya.
Flashback end
Saphira melangkahkan kakinya ke arah meja yang terdapat aneka macam kue. Anak-anak sedang bermain menikmati permainan anak yang di Persiapkan keluarga Priska
" Laura kan?," Saphira memanggil Laura. Ia ingat Laura, perempuan yang dalam ingatannya adalah wanita pendiam.
Laura terkejut melihat sikap Saphira. Seolah-olah ini pertemuan mereka lagi. Padahal mah baru.
" I-iya. " jawab Laura sambil heran juga.
" Ternyata benar. Pangling aku. Kamu banyak berubah," Laura hanya menggaruk alisnya bingung.
" Jeni apa kabar? Sudah lama tidak bertemu."
Laura makin tercengang dengan pertanyaan Saphira
" Kamu lupa atau pura-pura lupa?,"
" Hah maksudnya?
" Ini bukan pertemuan pertama kita. Kita pernah...."
" Sayang, ternyata kamu disini. Mas cari kemana-kemana," ucapan Laura terpotong kedatangan Kaivan. Kaivan khawatir kalau-kalau Saphira mendengar sesuatu dari mulut Laura
" Sayang, lihatlah aku bertemu Laura. Dia banyak berubah ternyata,"
Kaivan hanya mengangguk.
" Ayo duduk lagi. Si kembar mencarimu."
" Tapi, aku sedang tanggung. Laura sedang bercerita sesuatu," jawab Saphira.
" Sudah Nanti saja."
" Ibu hamil tidak boleh terlalu lelah. Ingat anak kita di dalam sini," Saphira merona merah malu dengan sikap Kaivan yang cukup romantis.
Laura hanya diam. Ia mencoba menekan perasaannya. Memastikan apakah ia cemburu atau tidak. Namun, ia tak merasakan sakit atau kecewa. Biasa saja
" Laura, kami ke meja lagi ya. Senang bertemu denganmu," Saphira langsung di tarik pelan ke meja mereka
Kaivan bernafas lega bisa menjauhkan Laya dari Saphira.
" Padahal aku mau tahu kabar mantan terindah kamu,mas,"
" Ck, jangan mencari penyakit,"
Saphira hanya tersenyum melihat ke arah si kembar yang melambaikan tangan pada mereka.
Sementara Laura justru dilanda kebingungan. Sikap Saphira sangat aneh.
" Kenapa terus melihat ke arah sana?," tanya Attar mengagetkan Laura.
" Tidak. Hanya mencoba mengetes perasaanku.." Laura mengucapkan yakin. Perasaannya benar.
" Hasilnya?,"
" Biasa saja ," jawab Laura membuat laki-laki yang yang berniat makan itu tersenyum tipis
Sebagai laki-laki yang mengejar Laura, ia sangat tahu kisah asmara Laura.
" Baguslah. Lupakan dia dan belajarlah mencintai aku jika kamu belum memiliki perasaan padaku."
"Hah? apa?,"
" Ayo temui orang tuaku yang ingin bertemu kamu," Ajak Attar.
TBC
lanjut thor