Pernikahan adalah sebuah janji seumur hidup di mana semoga orang ingin menikah dengan pilihannya sendiri, namun bagi Maura itu adalah sebuah angan-angan saja.
Dia harus menggantikan sang kakak yang kabur di hari pernikahannya, tekanan yang di dapat dari orang tuanya membuat Maura pun menyetujuinya karena dia tidak ingin membuat keluarganya malu.
Pernikahan ini terjadi karena sebuah hutang, di mana orang tuanya hutang begitu besar dengan keluarga calon suaminya itu, sosok pria yang sama sekali tidak Maura ketahui bagaimana wajahnya.
Bahkan selama beberapa kali pertemuan keluarga tidak pernah pria itu menampakkan wajahnya, dari rumor yang di dapat bahwa pria itu berwajah jelek sehingga tidak berani untuk menampakkan wajahnya, itu juga salah satu alasan sang Kaka memilih kabur di hari-h pernikahannya dan harus menumbalkan sang adik yaitu Maura.
Bagaimana kelanjutannya???
Yukkk kepoin cerita nya.
NB: Kalau ada typo boleh komen ya biar bisa di perbaiki
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19_First Time
"APA?! RONI KAU!" teriak papa Ilham terkejut dan syok akibat apa yang dia dengar hari ini.
"Pa...." panggil aman anggun yang ikut takut dengan kemarahan sang suami.
"Mama mending pulang, papa sedang pusing." ucap papa Ilham mengusir sang istri.
Akhirnya mama anggun pun pergi, dia tidak ingin ikut campur dengan apa yang terjadi di perusahaan, dia hanya ingin uang saja.
Di sisi lain Maura merasa bingung, dia harus segera mendapatkan uang untuk kasih ke mama nya.
"Kenapa hm?" tanya Bara yang sudah berada di samping sang istri.
"Mas, aku boleh bicara sesuatu sama kamu?" ucap Maura dengan serius.
"Ada apa?" tanya nya.
"Boleh aku gunakan uang mahar kamu?" izin Maura dengan takut.
"Buat apa?" Bara terus memancing agar sang istri mau jujur kepadanya.
"Mama tadi telepon kalau mama butuh uang sekarang, aku gak tega kalau harus melihat mama sengsara." ucap Maura yang di anggap begitu bodoh karena mau saja di manfaatkan.
"Saya berikan mahar begitu banyak itu untuk kamu, kamu gunakan untuk kebutuhan kamu." ucap Bara dengan begitu tegas.
"Tapi mas...." ucap Maura terpotong karena Bara tiba-tiba mencium bibir nya begitu rakus, tidak membiarkan Maura untuk berbicara lagi.
"Saya tidak suka di bantah." ucap Bara kemudian melancarkan aksinya.
Cukup lama mereka bercumbu hingga Bara melepaskan ciuman tersebut dan saling menempelkan keong mereka satu sama lain dengan deru nafas yang saling beradu.
"Hentikan saya sebelum saya berbuat terlalu jauh." ucap Bara, dia pria normal yang pasti ada insting untuk segera menerkam wanita yang begitu pasrah di bawahnya itu.
Melihat Maura yang hanya diam saja membuat Bara menyimpulkan bahwa Maura memperbolehkan dirinya untuk berbuat lebih lanjut.
Sedangkan Maura terkejut dan syok dengan ucapan sang suami, dia hanya tidak tahu harus merespon seperti apa, hingga dia merasakan sebuah tangan menjalar di perutnya menuju ke atas.
Udah tahu dong adegan apa selanjutnya, udah jangan diterusin banyak bocil yang baca, pokoknya lanjut deh.
Bagi Maura dan Bara ini adalah pertama, Bara merasakan sensasi yang luar biasa apa lagi Maura yang akhirnya berhasil memberikan mahkotanya kepada suaminya, janjinya sudah terwujud sekarang.
Malam hari Maura terbangun dari tidurnya, badannya begitu remuk sekali karena tenaga sang suami yang cukup besar, apa lagi ini adalah pertama baginya.
"Mau ngapain?" tanya Bara yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit tubuh bagian bawah nya dan bagian atas dia biarkan terbuka tanpa penutup sama sekali.
Maura yang melihat itu pun langsung bersemu merah, dia merasa malu sendiri karena membuat nya mengingat adegan dewasa yang baru beberapa saat mereka lakukan.
"Mau ke kamar mandi." ucap Maura dengan selimut yang dia gunakan untuk menutup tubuhnya.
"Gak usah di tutup, saya sudah melihatnya bahkan mencoba nya." jawab Bara yang begitu frontal sekali membuat pipi Maura semakin menjadi merah merona.
"Akhhh mas ngapain?!" tanya Maura terkejut karena Bara tiba-tiba melempar selimut Maura hingga Maura tidak ada penutup sama sekali.
Bara langsung menggendong istri nya ala bridal style dan membawanya ke kamar mandi dengan kulit mereka saling menempel.
"Seperti nya mencoba di kamar mandi tidak ada salahnya." jawab Bara dengan berbisik di telinga sang istri dengan tangannya tak henti melancarkan aksinya.
Menolak pun Maura tidak bisa, kekuatan sang suami begitu jauh berbeda dengan dirinya.
.
.
Bersambung.....