Menceritakan tentang seorang bayi, anak miliarder yang diculik oleh musuh bisnis orang tuanya. bayi itu dibuang dan ditemukan oleh seorang pemulung di desa terpencil, dan dia juga sering dihina di sana oleh para tetangganya sampai usia dia 20tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
" Tolong.. selamatkan istri saya.." pak berabu berucap saat menyadari ada seseorang yang akan menolong, pak perabu berucap dengan menahan sakit karna luka yang ada di kepalanya.
tanpa menunggu lama pak candra membuka pintu mobil, tidak menghiraukan warga yang melarang untuk bersabar menunggu polisi dan ambulance datang, karna pak candra melihat jika asap bagian depan mobil semakin pekat, dan mengeluarkan percikan api.
dengan terpaksa beberapa warga menolong pak candra mengeluarkan pak perabu, karna mereka kasihan melihat pak candra kesusahan memapah pak perabu yang memiliki badan lebih besar dari pak candra.
mereka sebenarnya takut terlibat dengan kecelakaan yang menimpa pak perabu dan bu anggun, namun mereka sebagi orang yang lebih muda melihat orang tua yang memapah pak perabu sendirian tercubit hatinya.
" tolong selamatkan istri saya, dia tidak sadarkan diri didalam mobil, saya mohon selamatkan dia." setelah berucap pak perabu pingsan karna sudah tidak tahan dengan rasa sakit disekujur tubuhnya.
para warga segera berlari untuk menyelamatkan bu anggun yang masih di dalam mobil.
dan benar saja saat bu anggun sudah di keluarkan dari mobil dan sudah menjauh mereka di kagetkan oleh kobaran api dari mobil pak perabu yang tertabrak pohon dan meledak.
tidak lama kemudian ambulance dan mobil polisi datang dan membawa bu anggun dan pak perabu kerumah sakit, petugas kepolisian meminta pak canda ikut kerumah sakit dan manjadi saksi kecelakaan.
dengan senang hati pak candra mengikutinya, pak candra juga merasa kasihan pada mereka berdua yang tidak ada yang menjaga dirumah sakit, walaupun ada petugas kepolisian yang akan menjaga namun masih saja beda menurut pak candra.
" anggun, dimana dia.." pak perabu tersadar saat sudah larut malam, pak candra yang belum bisa tertidur melihat pak perabu yang sudah tersadar pun langsung mendekat.
" kamu sudah sadar, kata dokter kamu tidak boleh bergerak berlebihan dulu."
" pak istri saya mana pak, saya mau ketemu dia." pak perabu mencoba bangkit namun ditahan oleh pak candra.
" istri kamu masih belum sadar dari obat biusnya, kata dokter lukanya tidak terlalu parah, dia hanya shock saja." pak candra berucap sambil menunjuk kearah bu anggun yang masih belum sadarkan diri tidak jauh dari pak perabu. pak perabu pun tenang saat mendengar jika istrinya hanya shock, dan hanya mengalami luka ringan
" terima kasih pak sudah tolongin kita, pasti kita akan balas kebaikan bapak saat kita sudah lebih baik nanti." pak perabu mengucapkan terima kasih pada pak candra.
" tidak usah kamu pikirkan, yang penting kamu cepat sembuh, bapak juga ihklas menolong kalian dan tidak mengharap apa apa dari kalian."
" nama bapak siapa.? nama saya perabu saputra.?" tanya pak perabu.
" nama bapak candra, kamu lebih baik kembali beristirahat supaya luka kamu semakin cepat sembuh, jika ada yang kamu ingin kan kamu panggil bapak saja, bapak ada disofa."
" bisa minta tolong lagi gak pak, aku mau mengabari seseorang untuk segera kemari."
" Hp bapak jadul apa bisa buat menghubungi keluarga kamu.?" pak candra menunjukan Hp jadulnya yang belum ada internet disana, pak perabu tersenyum melihatnya.
" biasa pak, nanti aku ganti pulsa bapak, terima kasih ya pak sudah sangat baik sama aku." pak perabu menerima Hp jadul pak candra.
" sebagai sesama, kita harus saling tolong menolong, jadi kamu jangan sungkan, dan tida perlu kamu ganti pulsanya bapak ikhlas." setelah mengatakan itu pak candra kembali ke sofa yang tadi dia duduki. dan membiarkan pak perabu menghubungi seseorang.
namun setelah kedatangan orang yang pak perabu hubungi pak candra memutuskan untuk meninggalkan pak perabu, karna pak candra berpikir sudah ada keluarga pak perabu yang menjaganya.
pak candra meninggalkan pak perabu tanpa memberi tahu pak perabu terlebih dulu, karna pak candra yakin jika dia menemui pak perabu dan berpamit, pak perabu akan memberi imbalan karna sudah menolongnya.
setelah beberapa minggu keadaan pak perabu dan bu anggun sudah semakin membaik, dan pak perabu meminta orangnya mencari alamat pak candra, untuk memberi imbalan dari kebaikan pak candra.
" mah papah sudah dapet alamat pak candra, dan informasi tentang pak candra." ucap pak david saat baru saja menemukan orang suruhannya yang mencari infomasi tentang pak candra.
" dimana pah alamat pak candra, mamah juga ingin mengucapkan terima kasih pada beliau, karna sudah menyelamatkan kita." bu anggun sangat gembira saat pak perabu akhirnya menemukan alamat pak candra.
" kasihan mah beliau, menurut informasi didalam berkas ini pak candra hanya tinggal berdua dengan istrinya dirumah yang sudah tidak layak ditempati." jawab pak perabu sambil memberikan berkas tentang informasi pak candra dan kehidupannya.
bu anggun semakin kaget saat melihat, isi berkas jika anak anak mereka tidak ada yang mau mengurus mereka yang sudah tua, bu anggun geram membacanya.
" apa warga sekitar tidak ada rasa simpati sama sekali sama mereka pah.?" tanya bu anggun dengan nada kesal.
" ada beberapa saja mah yang perduli, RT disana juga acuh dengan kehidupan mereka, dan tidak pernah menanggapi saat mereka mengajukan untuk meminta bantuan renovasi rumah."
" Ya Allah pah, lebih baik kita bawa mereka berdua menjauh dari orang orang seperti itu, mamah kasihan sama mereka."
" terus papah harus gimana mah, apa papah belikan mereka rumah yang jauh dari warga sana.?"
" itu lebih baik pah."
" tapi mereka hanya mengandalkan pekerjaan mereka disana, jika kita pindahkan mereka jauh dari sana, kasihan pak candra jika nanti akan bekerja." pak perabu melihat data pak candra yang masih berkerja membatu menanam dan memanen padi disawah disalah satu juragan disana, dan beberapa pekerjaan serabutan lain yang pak candra kerjakan.
" terus gimana pah.?" bu anggun bertanya kembali, dengan muka sedih.
" hemm gimana kalau kita, suruh mereka tinggal di kost yang mamah bangun waktu itu, disana kan tidak ada yang mengurus.? dan mamah kasih aja hasilnya pada mereka." pak perabu mengingat salah satu aset yang dimiliki bu anggun yang terbengkalai.
bu anggun mengingat, kost yang pak perabu maksud, bu anggun pun ingat jika pernah membangun kost khusus untuk membantu memudahkan kan orang yang kurang mampu untuk menyewa tempat tinggal dikota besar itu,
bu anggun sengaja merendahkan harganya jauh lebih murah untuk orang yang kurang mampu, dan untuk orang yang tidak memiliki tempat tinggal disana.
bu anggun membangun 100 kamar kost, banyak orang yang ingin menempatinya, namun bu anggun hanya memilih orang orang yang benar benar membutuhkan terlebih dulu.
" iya pah mamah setuju, mamah sampai lupa soal kost itu, mereka yang ingin membayar pun hanya menitipkan uang mereka pada orang yang mamah suruh untuk menagih kesana."
Bersambung...