Menikah belum menjadi prioritas Hasna walaupun dia menyukai anak kecil. Kesukaannya pada dunia kerja mempertemukannya dengan seorang anak yang membuatnya jatuh cinta dan terlibat terlalu dalam dengan Maura. Gadis kecil yang menempel padanya seperti anak koala dan sulit lepas. Tawaran menjadi ibu bagi Maura menjadi hal yang menarik dan menyenangkan, tapi Hasna lupa... Maura memiliki ayah dan kakak perempuan. Menjadi ibu Maura berarti menjadi istri dari Reza dan ibu dari Hujan. Mampukah Hasna menjalani kehidupan dengan 3 orang dengan karakter yang berbeda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShanTi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mitha
Reza POV
Aku tidak mengerti begitu mudahnya dia membuat alasan yang menjadikan Maura diam, darimana juga coba idenya kumis bisa dicopot dan disimpan di tas. Untung Maura tidak meminta mencari di tas. Untungnya lagi dia memberikan pinsil yang bisa dihapus dengan baby oil, dimana pula dia membelinya. Dia mewanti-wanti harganya mahal, aku tau artinya tidak gratis dan dia minta diganti. Semahal apa sih alat kecantikan wanita tidak akan menghabiskan uang gaji seorang GM.
"Aswin coba kamu cek latar belakang dia, sudah berapa lama dia bekerja di perusahaan kita?"
"Baik pak... tapi kalau tidak salah dia pegawai baru, soalnya tadi managernya bilang seperti itu"
"Ya dicek saja, saya tidak mau orang yang mendekati Maura kita tidak mengenal latar belakangnya"
"Baik pak"
Maura memang mudah dekat dengan orang lain, mungkin karena selama ini ia selalu dibawa kalau Reza tidak memiliki jadwal yang padat. Hanya biasanya dia selalu rewel kalau sudah mengantuk dan mau makan. Tapi tadi melihat Maura tidur dipelukan perempuan itu dengan nyaman sampai tidak mau bangun rasanya sulit dipercaya. Bekal makannya pun sampai habis, padahal satu-satunya orang yang bisa membujuk Maura untuk makan hanya Reza. Bahkan ibu mertuanya suka mengeluh kalau Maura sulit untuk duduk diam kalau makan.
Ada perasaan sedih di hati Reza melihat Maura tidur dipelukan perempuan, dari bayi dia tidak pernah merasakan kasih sayang ibu. Mitha meninggal saat melahirkan Maura, mengingat masa itu masih terasa menyakitkan untuk diingat Reza. Tiga minggu sebelum kelahiran Maura Mitha terlihat murung dan terlihat seperti habis menangis. Setiap ditanya ada masalah apa selalu menggeleng dan berusaha kembali tersenyum. Reza tahu ada masalah tapi dia tidak bisa memaksa Mitha untuk menceritakannya.
Reza dan Mitha adalah pasangan yang tak terpisahkan sejak SMA, Reza menyukai Mitha yang lembut dan tidak cerewet. Mitha selalu datang paling pagi menyapa teman-temannya yang datang termasuk Reza. Reza dari dulu cenderung pendiam, dia hanya dekat dengan orang tertentu. Teman grup Basket dan ekskul fotografi hanya itu. Reza menyukai Mitha karena selalu ramah pada setiap orang, dia seperti bunga alang-alang yang cantik tertiup angin. Sederhana tidak banyak bertingkah dan mencari perhatian seperti anak perempuan yang lain, mereka berusaha mencari perhatian Reza mungkin karena hanya Reza anak kelas dua yang membawa mobil sendiri. Kedekatan Reza dan Mitha dimulai di kelas fotografi, mereka berdua sering hunting foto untuk project bersama. Setelah itu Reza sering menjemput dan mengantar Mitha pulang, alasannya sepi kalau di jalan sendirian. Mitha senang saja, toh dia tidak meminta Reza untuk menjemput dan mengantarnya. Akhirnya kedekatan mereka mengikat tanpa adanya ucapan kesepakatan kalau mereka pacaran.
Saat lulus SMA Reza memutuskan melanjutkan kuliah di Singapura, alasannya Nanyang Bussines School memiliki peringkat yang cukup tinggi untuk perguruan tinggi dan jaraknya dekat ke Indonesia. Sedangkan Mitha memilih melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi Negeri di Jakarta mengambil bidang pendidikan anak. Cita-cita Mitha adalah menjadi guru TK kalau nanti lulus supaya ilmunya bisa dipakai juga untuk mendidik anak. Selama 3 tahun mereka menjadi status LDR, tidak pernah ada masalah hanya sesekali Reza mengeluh kalau dia tidak nyaman dengan perempuan-perempuan di kampusnya mereka lebih berani daripada teman perempuannya di Indonesia. Reza lulus lebih cepat di tahun ke3 ia sudah lulus dan bermaksud melanjutkan kuliah S2 ke Inggris. Hanya ada syarat yang harus dipenuhi oleh Mitha, yaitu Mitha harus ikut dengan Reza. Kuliah Mitha tinggal 1.5 tahun lagi, dan Reza sudah diterima untuk mulai kuliah disana, dilema yang dirasakan Mitha rasanya sulit untuk memutuskan antara menemani Reza atau menyelesaikan kuliahnya. Reza memberikan solusi, Mitha mengambil cuti kuliah dulu dan nanti dilanjutkan kalau Reza dan Mitha kembali lagi ke Indonesia.
Saat itu Mitha merasa kalau solusi itu paling masuk akal dan menyenangkan untuk semua pihak. Mitha belum menyadari bahwa dengan menikah segala kesibukan dan prioritas kehidupan akan berubah. Mereka langsung menikah tanpa banyak persiapan, hanya teman-teman terdekat dan keluarga besar yang hadir dalam acara pernikahan. Bagi Mitha itu sudah cukup bisa bersama Reza rasanya sudah sangat menyenangkan, perhatian dan keyakinan bahwa Reza akan mendampingi hidup bersamanya menjadikan prioritas kehidupan Mitha berubah.
Hujan lahir di Inggris, 2 bulan setelah menikah Mitha langsung hamil, masa-masa itu adalah masa yang paling indah untuk Mitha. Memiliki Reza di sampingnya, tinggal di negara yang memiliki musim yang berbeda menjadi petualangan yang menarik. Reza menyelesaikan S2 selama 1.5 tahun, ia diminta segera kembali pulang ke Indonesia untuk melanjutkan pekerjaan di perusahaan ayahnya. Rencana Reza untuk melanjutkan S3 ditolak mentah-mentah oleh ayahnya. Untuk apa melanjutkan S3 toh tidak akan menjadi dosen katanya, cukup sampai S2 dan menimba ilmu langsung di perusahaan.
Mereka akhirnya pulang ke Indonesia, rencana Mitha untuk melanjutkan kuliah pun lenyap ditelan bumi. Jangankan untuk melanjutkan kuliah untuk sekedar bertemu dengan teman-teman saat kuliah pun sangat sulit. Reza sangat tergantung pada Mitha semuanya harus disiapkan oleh Mitha, sarapan, bekal makan siang dan makan malam selalu ingin di rumah. Hujan sudah masuk usia balita dan sangat aktif. Akhirnya Mitha mengubur keinginannya untuk melanjutkan kuliah dan mengurus keluarga kecilnya.
Tahun berlalu Reza semakin sibuk dengan perusahannya, posisinya kini semakin kuat, Ia dipercaya menjadi General Manager oleh jajaran Direksi, posisi yang cukup prestige yang bisa dipegang lelaki seusianya, di usianya yang baru 34 tahun waktu itu belum pernah ada bisa menandinginya. Kemampuannya untuk mengambil keputusan yang cepat dengan disertai analisis yang kuat menjadikan jajaran Direksi sangat mempercayai keputusan yang diambilnya. Konsekwensinya adalah waktu yang berkurang untuk keluarga, Reza jadi sering pulang terlambat.
Paling cepat ia datang jam 9 malam, perjalanan keluar kota dan keluar negeri menjadi jadwal setiap bulan. Mitha sudah mulai protes, dia sudah sering meminta Reza untuk meluangkan waktu untuk keluarga, terkadang untuk telepon pun susah, sering bertanya kepada sekretarisnya mengapa Reza tidak mengangkat telepon dan dijawabnya sedang rapat. Pada tahun ke 9 pernikahan Mitha hamil lagi, Mitha sangat senang, Ia berharap ini menjadi titik balik Reza untuk lebih memperhatikan keluarga tetapi ternyata tidak. Reza masih tetap sibuk.
Hingga memasuki bulan ke 9 Reza hanya pernah 2 kali menemani Mitha untuk memeriksa kandungan ke dokter, itupun karena Mitha datang ke kantor dan menunggu selama 2 jam demi ditemani Reza. Akhirnya Mitha menyerah dia lebih memilih untuk pergi sendiri daripada harus menunggu selama 2 jam dengan ditemani oleh sekretaris Reza yang menyebalkan Arcy. Entah kenapa Mitha merasa tidak nyaman dengan Arcy, sekretaris yang lama tidak pernah ada masalah, tapi dengan yang satu ini betul-betul tidak nyaman. Gayanya seperti penguasa kantor, kalau Mitha menelepon Reza selalu saja terdengar intrupsi suara Arcy tentang pekerjaan. Kalau Mitha menanyakan Reza pasti saja tidak disampaikan pesannya dengan alasan Reza sedang rapat. Akhirnya Mitha tidak pernah datang lagi ke kantor Reza, dia perlu mengurangi tekanan dalam pikirannya karena bayi di dalam kandungannya
Di hari kelahiran Maura sebetulnya belum waktunya Mitha untuk melahirkan, itu semua terpicu dari kiriman foto ke Hp Mitha. Tidak ada yang tahu apa dan siapa yang mengirim foto itu, tapi Mitha tiba-tiba ditemukan pingsan di kamar. Mitha segera dibawa ke Rumah Sakit, Reza saat itu sedang di luar kota, begitu mendengar berita itu dia langsung pulang. Tapi semuanya sudah terlambat. Mitha harus menjalani Cesar karena ia mengalami Pre-Eclamsia, dan ia tidak pernah sadar lagi. Mitha mengalami koma selama 2 hari sampai akhirnya dia dinyatakan meninggal. Reza tidak akan pernah melupakan rasa bersalah di dalam hatinya. Pagi itu sebelum Mitha masuk rumah sakit dia telepon dan menangis. Waktu Reza menanyakan kenapa menangis rapat sudah harus di mulai dan Arcy mengingatkan Reza untuk segera masuk ke dalam ruangan. Saat itu Reza berpikir akan segera menelepon setelah rapat, dan ternyata kesempatan itu tidak pernah datang. Sudah terlambat.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
****** Girl's please don't give up your dream. Even when you have someone that you love. Keep dreaming and be the best of you... ******
#######################
Terima kasih sudah membaca, jangan lupa like n komen yaaa supaya semangat nulisnya.. love u all
\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#
Pdhl sdh tau arah cerita tp tetep aja ngakak
Ha ha ha...
selamat Bunaa.. resmi jadi Bunda nya anak petir mulai hari ini🤣🤣🤣
pas bca pertama blmm ngerti.. pas bca ulang udah amit-amit dari part awal sama si nenek lampir🤭