Di dunia yang memadukan sihir kuno dengan teknologi modern, seorang prajurit muda bernama Shaka bermimpi besar untuk menjadi Raja Ksatria. Demi mencapai tujuannya, Shaka mendirikan guild bernama Red Wings, tempat berkumpulnya para petualang pemberani dan unik. Setiap anggota Red Wings memiliki keterampilan dan tujuan yang berbeda-beda, namun semuanya berjuang demi mimpi Shaka yang ambisius: membangun era baru bagi para ksatria.
Impian Shaka untuk menjadi Raja Ksatria tak lepas dari pengaruh legenda Jovan Ardent, seorang ksatria pertama di dunia ini yang hidup seribu tahun lalu. Jovan tidak hanya menjadi tokoh legendaris; ia dianggap sebagai pendiri tatanan ksatria yang memengaruhi seluruh dunia hingga hari ini. Selama hidupnya, Jovan membawa kehormatan dan kekuatan yang mendefinisikan para ksatria sejati dan meninggalkan jejak sejarah yang memicu munculnya banyak pahlawan, termasuk Shaka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zyura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kedatangan jozen
Shaka saat ini berhadapan dengan Max namun dia tidak ingin bertarung dengannya. Max mengubah wujudnya menjadi macan putih dan berkata, "Kemarilah, God Hand!"
Shaka menatap Max dengan tegas dan menjawab, "Aku tidak bisa."
Max berlari dengan begitu cepat dan mencengkeram Shaka, membuatnya terhempas keras ke tanah. Saat Shaka berusaha bangkit kembali, Max mencakar tubuhnya, meninggalkan luka cakaran yang begitu besar di tubuh Shaka. Shaka berlutut sambil memegang lukanya, rasa sakit menyebar di seluruh tubuhnya. Max menatapnya dengan penuh kebingungan dan kemarahan, "Apa yang kau lakukan?! God Hand?!"
Shaka menoleh sedikit demi sedikit, matanya penuh dengan rasa sakit dan penyesalan. "Sudah kubilang aku tidak bisa, bukan?!"
Tiba-tiba, Shaka mengeluarkan aura Ki-nya yang begitu kuat hingga membuat Max merinding. Merasakan kekuatan yang begitu besar, Max mundur sedikit dan berkata, "Aku tarik kembali perkataanku saat di Colosseum!"
Di sisi lain, Jozen berhasil menumbangkan Friede tanpa mengeluarkan terlalu banyak tenaga. Dia melihat ke arah kerajaan Baran dan berkata, "Sepertinya pertempuran sudah terjadi."
Jozen lalu melihat ke arah masyarakat yang ada di luar kota dan berkata kepada mereka semua, "Pergilah ke atas bukit dan jauhi kota ini, tidak aman di sini." Para masyarakat segera pergi ke atas bukit seperti yang diperintahkan oleh Jozen.
Setelah memastikan masyarakat sudah aman, Jozen mendekati tubuh Friede yang sedang pingsan. Ia memegang tubuh Friede dan berkata pada dirinya sendiri, "Dia bukan klan naga sungguhan, dia menggunakan obat Lachryma."
Obat Lachryma adalah sebuah obat yang memungkinkan seseorang untuk bisa menjadi naga, atau bisa disebut sebagai naga jadi-jadian. Sejauh ini, asal-usul obat Lachryma dan siapa pembuatnya masih menjadi misteri.
Tiba-tiba muncul seorang pria tua menghampiri Jozen. Jozen tersenyum melihatnya dan berkata, "Syukurlah Anda datang, Tuan Scymore. Pasti Anda sangat menunggu momen-momen ini ya?"
Raja Scymore, yang telah diusir oleh Baran, kini kembali. Dengan pandangan penuh tekad, Scymore berkata, "Aku tidak berharap lebih, Jozen."
Jozen berdiri dan kembali tersenyum, penuh keyakinan, "Tenang saja, mereka pasti akan menang."
Di atas sana, pertarungan antara Shaka dan Max terus berlangsung dengan intens. Shaka, dengan luka yang menganga di tubuhnya, menatap Max yang sudah siap menyerang lagi. Namun, tekad dalam mata Shaka tidak goyah sedikit pun. "Aku tidak bisa menyerah sekarang," bisiknya kepada dirinya sendiri, siap menghadapi serangan berikutnya.
Max, yang telah merasakan kekuatan Ki dari Shaka, kini lebih waspada. Dengan gerakan cepat, Max kembali menyerang, namun Shaka kali ini siap. Dengan gerakan yang gesit, Shaka menghindari serangan Max dan membalas dengan pukulan kuat yang mengenai tubuh macan putih tersebut, membuat Max terhuyung mundur.
Sementara itu, di tempat lain, Jozen dan Raja Scymore memantau situasi dengan penuh perhatian. Mereka tahu bahwa pertarungan ini akan menentukan nasib kerajaan dan masa depan mereka. Keduanya berdiri dalam diam, memanjatkan doa agar pahlawan-pahlawan mereka dapat memenangkan pertempuran melawan tirani Baran.
"Ini adalah pertempuran yang panjang," gumam Jozen, menatap jauh ke arah medan pertempuran. "Tapi dengan semangat mereka, aku yakin mereka akan berhasil."
Raja Scymore mengangguk pelan, "Mereka adalah harapan kita. Aku percaya pada mereka."
Pertarungan terus berlanjut, dengan Shaka dan Max saling bertukar serangan dengan kecepatan yang luar biasa. Setiap gerakan mereka menciptakan ledakan energi yang mengguncang tanah di sekitar mereka. Meski terluka, semangat Shaka tidak pudar. Ia tahu bahwa masa depan kerajaannya bergantung pada keberhasilannya di medan pertempuran ini.
Di sisi lain, Elena masih bertarung sengit dengan Jones. Tulang-tulang raksasa muncul dari tanah dalam jumlah yang begitu banyak sehingga membuatnya terpojok. Tidak ingin kalah, Elena mengeluarkan sihir terkuatnya, angin puting beliung. Angin itu muncul dengan tiba-tiba, sangat besar dan mengerikan, menghancurkan semua tulang-tulang raksasa yang berada di kota.
Onyx, yang saat ini bertarung dengan Brooklyn, pandangannya teralihkan oleh angin puting beliung milik Elena. Ia terkejut dan berkata, "Angin!?" Pada saat Onyx lengah, Brooklyn langsung menyerangnya. Namun, Onyx berhasil menahan serangan itu menggunakan kedua pedangnya meskipun ia terhempas beberapa meter ke belakang.
Sementara itu, Yaso yang terkapar di tanah bangkit kembali, membuat Maxwell terkejut. "Kau masih hidup, ya!?" ucap Maxwell dengan senyuman sinisnya. Tanpa ragu-ragu, Yaso langsung menembak kaki Maxwell, membuatnya tersentak kesakitan. Tidak berhenti di situ, Yaso melemparkan bom peledak ke arah Maxwell, menciptakan ledakan besar yang mengguncang sekeliling mereka.
Kembali ke pertarungan Elena dan Jones, angin puting beliung Elena terus menghancurkan segala sesuatu yang menghalanginya. Jones mencoba mengendalikan tulang-tulang raksasanya, tetapi kekuatan angin itu terlalu besar. "Kau pikir ini akan cukup menghentikanku, Elena?" teriak Jones di tengah angin yang menderu.
Elena menjawab dengan penuh keyakinan, "Aku akan menghentikanmu, Jones! Dan aku akan memastikan kau tidak mengganggu orang-orang lagi!" Angin puting beliung semakin kuat, mengangkat Jones dari tanah dan membawanya berputar-putar di dalam pusaran angin.
Di sisi lain, Onyx yang terhempas oleh serangan Brooklyn kembali bangkit. Ia memegang kedua pedangnya dengan erat, matanya penuh dengan determinasi. Brooklyn tersenyum sinis dan berkata, "Kau pikir bisa mengalahkanku, Onyx? Aku adalah raksasa yang tidak terkalahkan!"
Onyx menjawab dengan suara tegas, "Kau akan jatuh hari ini, Brooklyn. Aku akan memastikan itu." Dengan kecepatan yang luar biasa, Onyx menyerang Brooklyn dengan serangkaian tebasan yang cepat dan mematikan.
Di tengah kota yang kacau, Yaso kembali berdiri dengan tubuh yang terluka. Maxwell yang terkena bom peledak tampak kesakitan, namun ia masih mampu berdiri. "Kau keras kepala, Yaso. Tapi ini tidak akan cukup untuk menghentikanku."
Yaso menatap Maxwell dengan tatapan penuh tekad. "Aku tidak akan menyerah sampai napas terakhirku. Kami akan menang, Maxwell. Ini adalah janji kami."
Pertarungan terus berlanjut dengan intensitas yang semakin tinggi. Setiap pahlawan menghadapi musuh mereka dengan segala kekuatan yang mereka miliki. Sementara itu, di tempat lain, Shaka dan Max masih bertarung dengan sengit. Shaka yang terluka parah terus berusaha melawan Max yang berubah menjadi macan putih. Meskipun tubuhnya penuh dengan luka, Shaka tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerah.
Di antara gemuruh pertempuran, sebuah harapan tetap ada. Setiap pejuang dari Guild Red Wings berjuang untuk masa depan yang lebih baik, untuk kebebasan dari tirani Baran dan untuk melindungi orang-orang yang mereka cintai. Semangat mereka yang tak kenal menyerah menjadi sumber kekuatan yang terus memacu mereka maju, menghadapi segala rintangan yang ada di depan mereka.
Dengan setiap serangan, setiap tebasan, dan setiap ledakan, mereka semakin mendekati tujuan mereka. Pertarungan ini mungkin panjang dan sulit, tetapi dengan keberanian dan tekad yang kuat, mereka yakin bahwa kemenangan ada di pihak mereka.
Di kota bagian barat, Brock berhadapan dengan Trenton si manusia emas. Dengan tatapan bingung dan penuh rasa heran, Brock berkata, "Apa apaan manusia kuning ini!?" Trenton, dengan tubuhnya yang bersinar seperti emas, mulai mengepalkan tangannya dan menghajar Brock. Namun, Brock dengan cepat menahan pukulan itu dengan kedua tangannya. Mereka berdua langsung beradu pukulan dengan kekuatan yang dahsyat, saling dorong dan berusaha menjatuhkan lawan.
Sementara itu, di bagian selatan kota, Arthur tengah berhadapan dengan dua orang sekaligus, yaitu Brain dan Parker. Dalam pertarungan ini, Parker dan Brain terengah-engah karena harus melawan Arthur yang sangat kuat. Arthur berkata dengan nada penuh keyakinan, "Kalian salah memilih lawan!" Parker, yang merasa terhina, mengubah seluruh tubuhnya menjadi berlian dan berkata dengan penuh amarah, "Sialan, diam kau!"
Parker berlari dengan cepat menuju Arthur. Namun, Arthur yang sudah siap, melapisi kakinya menggunakan ki dan menendang Parker dengan kekuatan luar biasa, membuat Parker terhempas dan menabrak tiga pabrik senjata. Meskipun terkena serangan yang kuat, Parker tidak mudah tumbang karena tubuhnya sudah dilapisi dengan berlian yang keras.
Tiba-tiba, Brain menyerang dari belakang dan menggunakan kuas lukisnya untuk menyerang Arthur. Dalam sekejap, Arthur berubah menjadi lukisan dan tidak bisa bergerak sama sekali. Brain, dengan penuh kemenangan, berkata, "Kau tadi bermulut besar juga ya?" Parker kembali muncul dengan semangat yang membara, ingin menghancurkan Arthur yang sudah menjadi lukisan.
Namun, saat tinjauan Parker hampir mengenai Arthur, tangannya tiba-tiba dipegang oleh seseorang. Ternyata, orang itu adalah Jozen. Dengan senyuman tenang di wajahnya, Jozen berkata, "Maaf menganggu." Dalam sekejap, Jozen menendang Parker dengan kekuatan besar, membuatnya terhempas jauh.
Kehadiran Jozen membuat Brain terkejut dan merinding. Dengan suara gemetar, Brain berkata, "Apa yang dia lakukan di sini!?" Jozen menatap Brain dengan tatapan tajam, memberi isyarat bahwa dia tidak akan membiarkan mereka mengalahkan Arthur begitu saja.
Sementara itu, di bagian barat kota, pertarungan antara Brock dan Trenton semakin memanas. Setiap pukulan yang mereka lemparkan menciptakan gelombang kejut yang mengguncang sekeliling mereka. Trenton, dengan tubuh emasnya, terlihat sangat tangguh, namun Brock tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerah. Dengan setiap serangan, Brock semakin termotivasi untuk mengalahkan Trenton.
Di sisi lain, di selatan kota, Jozen dengan cepat mengambil tindakan untuk mengembalikan Arthur ke bentuk aslinya. Dengan satu sentuhan pada lukisan itu, sihir Brain hancur, dan Arthur kembali ke bentuk semula. Arthur, yang kini bebas, berdiri dengan penuh kemarahan. "Terima kasih" katanya sambil menatap Brain dan Parker dengan tajam.
Parker, yang masih berjuang untuk bangkit setelah tendangan Jozen, merasa gentar melihat Jozen dan Arthur berdiri bersama. "apa yang dilakukan si peringkat satu disini !?," gumamnya. Namun, Brain, yang tidak mau menyerah begitu saja, berkata, "jangan mundur, parker !"
Pertarungan ini terus berlanjut dengan intensitas yang semakin tinggi. Setiap pejuang memberikan yang terbaik dari diri mereka, menghadapi lawan dengan keberanian dan tekad yang kuat. Di tengah kekacauan ini, satu hal yang jelas: pertempuran untuk keadilan dan kebebasan tidak akan mudah, namun mereka semua siap untuk menghadapinya dengan segala kekuatan yang mereka miliki.
-BERSAMBUNG-