Yun Li An, satu-satunya Jenderal perang wanita kerajaan Choi, dia telah mengalahkan ribuan pasukan musuh setiap kali berperang.
Namun sayangnya dia harus mati di tangan kepala pasukan yang dia pimpin, karena dia tidak menyetujui keinginan Putra Mahkota.
"Jenderal Yun, jangan salahkan aku yang melakukan ini padamu. Tapi salahkan dirimu sendiri, yang membuat Putra Mahkota menginginkan nyawamu!"
Tang Liu An, ketua mafia yang sangat ditakuti oleh banyak kelompok mafia lainnya, karena selalu membuat berbagai senjata dan obat.
Tetapi dia dikhianati oleh anak buahnya yang ingin merebut sebuah cincin penyimpanan yang dia ciptakan. Karena di dalam cincin itu terdapat berbagai senjata dan obat yang berhasil dibuat oleh Tang Li An.
"Di mana ini, dan kenapa aku memakai pakaian seperti ini?"
🍀 Silakan baca tuk kelanjutan ceritanya
Jangan lupa untuk memberi dukungan pada karya-karya Ana
Terima kasih 🙏 😄
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Keesokan harinya, Yun Li An mencari dimana keberadaan botol keramik kecil yang dia letakkan di dalam laci, yang ada di bawah meja.
Dia berencana mengambil satu pil itu untuk berjaga-jaga, tetapi hingga hari menjelang siang, dia tidak menemukannya.
"Siapa yang mengambil botol itu? Mungkinkah Putra Mahkota telah mengirim orang untuk mengambilnya?" gumam Yun Li An.
Kriet!
Xiao Yu masuk ke dalam kamar sambil membawa pakaian Yun Li An.
"Nona, apa yang sedang kau cari?" ucap Xiao Yu yang melihat Yun Li An mencari sesuatu.
"Apa kau melihat botol kecil di dalam laci itu?"
Xiao Yu melihat ke arah laci yang Yun Li An tunjuk, lalu menggelengkan kepalanya.
"Tidak, Nona. Apakah botol itu sangat penting?"
"Tidak. Apakah kemarin ada yang masuk ke dalam kamarku, selain dirimu?"
Xiao Yu tampak diam, " Ah, ada! Kemarin saya buru-buru ingin ke kamar mandi. Lalu meminta seorang pelayan untuk meletakkan pakaian anda ke kamar,"
Yun Li An mengangguk, "Sepertinya obat itu sudah berada di tangan Putra Mahkota sekarang,"
Xiao Yu menatap Yun Li An yang tiba-tiba saja terdiam, "Nona, apa yang akan kau lakukan dengan bayi srigala yang kemarin anda dapatkan?"
"Aku meletakannya di ruang baca, aku akan merawatnya. Kelak dia akan berguna, jika kita merawat dan mengajarinya,"
"Anda bisa mengajari hewan, Nona?"
"Sedikit, tapi biasanya hewan yang kita pelihara sejak bayi akan mengerti dan patuh terhadap kita,"
Xiao Yu mengangguk.
"Sudahlah, letakkan pakaian itu lalu bantu aku membeli susu untuk bayi srigala!" ucap Yun Li An.
"Baik, Nona,"
Xiao Yu pun berjalan menuju ruangan samping untuk meletakkan pakaian Yun Li An yang telah dicuci.
Sementara Yun Li An berjalan keluar dari kamar.
"Jika memang obat itu telah diambil dan berada ditangan Putra Mahkota, aku hanya berharap setelah dia meminumnya, kakinya yang kecil bisa kuat," gumam Yun Li An seraya tersenyum.
...----------------...
"Hahaha! Akhirnya aku mendapatkan penawar racun milik Jenderal Yun itu!" ucap Putra Mahkota Choi dengan bahagia.
"Benar, Yang Mulia. Dengan adanya penawar ini di tangan kita, Jenderal Yun pasti tidak bisa berbuat apa-apa ketika kita meracuninya lagi!"
"Benar, benar. Ketika dia sekarat, saat itu aku akan mengambil semua token pasukan miliknya. Hahaha!"
Putra Mahkota menatap botol keramik kecil yang ada di tangannya.
Tidak disangka setelah memerintahkan seorang pelayan, dan menunggu beberapa hari hingga pelayan itu memiliki kesempatan masuk ke dalam kamar Yun Li An. Akhirnya saat ini Putra Mahkota mendapatkan apa yang dia inginkan.
Sudah sangat lama Putra Mahkota sangat membenci Yun Li An, karena Jenderal Yun itu lebih memilih berdiri di samping adiknya yang hanya seorang Pangeran, dibanding dengan dirinya yang merupakan Putra Mahkota.
"Jenderal Yun, tunggu saja. Aku akan membuatmu tidak bisa lagi menaiki kuda kebanggaanmu, dan membunuh para musuh dengan pedang di tanganmu itu!" ucap Putra Mahkota.
"Yang Mulia, apakah anda akan mencobanya sekarang?"
"Ya, aku harus segera memastikan penawar racun ini!"
Putra Mahkota membuka penutup botol itu, lalu menuangkannya. Satu pil berbentuk bulat dan berwarna coklat jatuh di atas tangannya.
Sejenak Putra Mahkota menatap pil itu, kemudian mengambil dan mencium aromanya.
"Yang Mulia, apakah ada masalah dengan penawar itu?" ucap Bai Qin.
"Aku tidak tahu, biarkan aku meminumnya dulu!"
Putra Mahkota memasukan pil itu ke dalam mulut lalu menelannya. Tidak ada rasa maupun bau yang dapat dia rasakan.
"Ini aneh, penawar ini tidak memiliki bau atau rasa," ucap Putra Mahkota.
"Apakah ini hanya obat biasa, Yang Mulia?"
Putra Mahkota kembali mengeluarkan pil yang ada di dalam botol kecil itu, lalu menghirup aroma pil itu.
"Benar, aku tidak bisa mencium bau pil ini! Apakah penawar racun yang hebat memang seperti ini?" ucap Putra Mahkota.
"Saya juga tidak mengerti, Yang Mulia. Sebab orang itu berkata, jika racun yang saya berikan kepada Jenderal Yun tidak ada penawarnya,"
Putra Mahkota mengangguk, "Baiklah, kau bisa pergi sekarang. Aku akan mencoba mencaritahu bahan-bahan dari pil ini!"
"Baik, Yang Mulia,"
Bai Qin pun keluar dari kamar Putra Mahkota setelah memberi hormat. Sementara Putra Mahkota masih menatap pil yang ada di tangannya.
"Jenderal Yun, benarkah ini adalah penawar racun yang dia minum waktu itu?" gumam Putra Mahkota.
Sambil terus melihat pil itu, Putra Mahkota duduk di atas kursi yang ada di dalam kamarnya.
Kruyuuuk!
Putra Mahkota tiba-tiba merasa perutnya tidak nyaman, seperti semua makanan yang dia makan hari ini berlarian di dalam perut.
"Ada apa dengan perutku, kenapa tiba-tiba merasa tidak nyaman?" Putra Mahkota memegangi perutnya.
Kruyuuuk!
Kruyuuuk!
Kini perut Putra Mahkota semakin merasa tidak nyaman, bukan hanya ingin muntah, tetapi dia juga merasa sesuatu akan keluar di bawah sana.
Dengan cepat Putra Mahkota berlari ke ruangan samping, sambil memegangi perutnya yang mulai terasa sakit.
Sementara Putra Mahkota sedang berbahagia di dalam kamar mandinya, berbeda dengan Yun Li An yang sedang melihat dua bayi srigala di dalam ruang bacanya.
"Jenderal Yun, ini saya!" ucap seseorang dari luar.
"Masuklah!"
Kriet!
Seorang laki-laki berjalan masuk ke dalam ruang baca Yun Li An.
Yun Li An menatap laki-laki itu, "Katakan!"
"Jenderal Yun, salah satu prajurit dari perbatasan utara datang dan memberikan surat ini. Dia berkata jika anda harus segera membacanya!" Laki-laki itu memberikan surat kepada Yun Li An.
"Perbatasan utara?"
"Benar, Jenderal. Itu adalah perbatasan yang pernah mengalami kerusakan akibat serangan dari kerajaan Quan!"
Yun Li An membuka lalu membaca surat itu, "Ini...."
"Ada apa, Jenderal Yun?"
"Kerajaan Quan berkata jika mereka akan berdamai, tetapi dia ingin Yang Mulia Kaisar mengembalikan mutiara yang pernah kerajaan Choi ambil dari mereka,"
"Mutiara? Mungkinkah mutiara yang akan diberikan kepada anda, tetapi tidak dibolehkan oleh Yang Mulia Ratu, tahun lalu?"
"Aku tidak ingat hal itu, aku harus berbicara dengan Yang Mulia Kaisar terlebih dulu,"
"Iya. Tetapi kenapa di dalam surat itu berkata, jika kerajaan kita sudah mengambil mutiara milik kerajaan Quan?"
Yun Li An menggelengkan kepalanya, sebab dia sama sekali tidak tahu. Itu karena saat dia masuk ke dalam tubuh Yun Li An, tidak ada ingatan mengenai mutiara dan tentang kerajaan Quan.
"Tidak perlu memikirkannya. Besok aku akan memastikannya kepada Yang Mulia," ucap Yun Li An.
Terlalu banyak yang dia tidak ketahui tentang kerajaan Choi itu. Bahkan mengenai Putra Mahkota yang sangat tidak menyukai dan beberapa kali berusaha membunuh Yin Li An pun, baru dia ketahui beberapa hari setelah dia berada di dalam tubuh Jenderal perang itu.
dan dari kerajaan mana asalnya. jangan sampai mata mata dari kerajaan Huang deh.
Seandainya Raja wu menikah dg orang lain bagaimana pembagian kerajaaan ini?
sedangkan pulau & pembangunan nya hasil keringat jendral Yun?
hrs dapat kaisar yg hebat, dingin dan tak tersentuh wanita tp bucin akut sama jendral Yun 🤣🤣🤣🤣hrs ya thor.. 🤣