NovelToon NovelToon
My Detective And Me, Her Assistant

My Detective And Me, Her Assistant

Status: tamat
Genre:Tamat / Spiritual / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dee Jhon

Seorang pemuda biasa saja yang sama sekali tidak menonjol namun pintar dan bercita cita menjadi dokter, tiba tiba di datangi oleh hantu teman sekelasnya yang cantik, indigo dan terkenal sebagai detektif di sekolahnya dari masa depan. Menurut sang hantu, dirinya akan meninggal 50 hari dari sekarang dan dia minta tolong sang pemuda menjaga dirinya yang masih hidup.

Sang pemuda menjadi bingung karena gadis teman sekelasnya sebenarnya ingin mengusir hantu adik kembar sang pemuda yang selalu duduk di pundaknya. Akhirnya karena dia tidak mau melihat teman sekelasnya meninggal dan dia sendiri juga menaruh hati kepada sang gadis, akhirnya dia memutuskan untuk membantu. Di mulailah petualangan mereka mengungkap dalang di balik kematian sang gadis yang ternyata melibatkan sebuah sindikat besar yang jahat.

Keduanya menjadi pasangan detektif dan asisten yang memecahkan banyak kasus sambil mencari informasi tetang sindikat itu.

Mohon komen dan likenya ya, terima kasih sudah membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11

Sementara itu, “brrm,” Tino berhenti di tempat semula dia tertidur menurut hantu Amelia. Tino melihat sekeliling dan tidak tahu kemana dia harus meneruskan jalannya,

“Aduh gimana nih ? lo sama sekali ga tau ya ?” tanya Tino kepada hantu Amelia.

“Enggak, sori, entah kenapa, gue ga kayak Mei dan May, gue ga bisa jauh dari lo sama sekali, kayak semalem gue nongol lagi, gue ga bisa keluar dari kamar lo, jadi gue ga ikut kesana tadi,” ujar hantu Amelia.

“Aduh udah sore lagi nih, coba inget inget, kali aja ada petunjuk,” ujar Tino.

“Hmm ? eh bentar.....Tin...lurus Tin, trus ada pertigaan belok kiri, cepet,” ujar hantu Amelia.

Tino langsung naik dan menghidupkan kembali motornya, dia langsung melesat ke arah yang di tunjuk oleh hantu Amelia. Ketika dia sampai di pertigaan dan belok kiri, Tino memicingkan matanya, di depannya terlihat Mei sedang melayang ke arahnya, Tino langsung lega dan menambah laju motornya, Mei yang melihat Tino tersenyum lebar dan melesat kemudian duduk di stang motor Tino.

“Tunjukin jalan Mei,” ujar Tino.

Mei mengacungkan jarinya yang kecil ke depan dan mengangguk, Tino kembali memacu motornya dengan kencang, hantu Amelia melayang mendekat kepada Mei dan Mei terlihat berbicara dengan hantu Amelia,

“Tino stop,” teriak hantu Amelia.

“Ckiiit,” Tino menghentikan motornya, dia langsung menoleh melihat hantu Amelia yang menunjuk ke pos polisi di ujung jalan.

“Kesitu dulu, cepet,” ujar hantu Amelia.

Tino memutar motornya dan langsung merapat ke pos polisi, dia turun kemudian masuk ke dalam pos dan melihat seorang polisi muda sedang bertugas.

“Pak, bisa ikut saya ?” tanya Tino.

“Ada apa mas ?” tanya polisi.

“Ikut saya dulu pak, nanti saya jelaskan, nyawa pacar saya terancam,” jawab Tino.

“Oh baik, ayo,” balas sang polisi bergegas.

Ketika sang polisi ingin mengambil motor dan membuka rantainya, Tino langsung menawarkan membonceng dirinya, setelah sang polisi naik, Tino kembali melesat menuju ke arah yang di tunjuk oleh tangan kecil Mei. Ketika sampai di ujung jalan, tiba tiba “tolong,” terdengar teriakan seorang gadis. Tino berhenti dan menoleh ke arah gang tempat terdengarnya teriakan. Ternyata dia melihat Amelia yang tertatih tatih dan hanya mengenakan pakaian dalam sedang berlari dengan seorang pria gemuk memegang gergaji di belakangnya.

Tino turun dari motor dan berlari ke arah Amelia bersama dengan polisi. Melihat Tino datang Amelia langsung tersenyum dan mempercepat larinya. “Berhenti,” teriak sang polisi kepada pria di belakang Amelia. Langsung saja Amelia melompat dan menerkam Tino di depannya,

“Hehe aku tahu kamu pasti datang, asisten ku,” ujar Amelia.

“Iya, tolong lain kali kalau mau pergi bilang dulu,” balas Tino.

“Siap, aku takut tau...aku takut...begitu denger aku mau di mutilasi, aku langsung gemetar, untung ada May,” ujar Amelia memeluk Tino.

“Iya aku tahu,” balas Tino memeluk Amelia.

Tino menoleh melihat sang polisi menodongkan pistol kepada pria yang mengejar Amelia dan memaksanya berlutut dengan kedua tangan di belakang kepala. Tino membuka jaketnya dan menutupi tubuh Amelia. Kemudian Amelia berjalan mendekati polisi sambil di papah oleh Tino. Amelia menceritakan kejahatan pria itu dan meminta polisi memeriksa halaman belakang rumahnya.

“Kenapa...kenapa kamu mengkhianati ku...kekasih ku,” ujar pria itu.

“Heee....maaf ya, kekasih ku atau asisten ku hanya dia, tolong jangan anggap hal lumrah yang di lakukan manusia seperti saling menolong adalah ungkapan cinta, semua kekasih mu sama sekali tidak mencintai mu, mereka hanya melakukan hal normal yang biasa di lakukan orang banyak yaitu menolong sesama, ngerti,” balas Amelia

Pria itu hanya terdiam dan menangis tersedu sedu dengan tangan di borgol, sang polisi memanggil rekannya menggunakan ht, dia juga meminta Tino dan Amelia jangan pergi dulu karena dia juga memanggil ambulans dari rumah sakit terdekat untuk merawat Amelia. Tiba tiba Amelia mendekati sang pria dan jongkok di depannya,

“Hei, gue mau tanya nih, pil yang tadi lo kasih ke gue masih ada di rumah lo ?” tanya Amelia.

“Maaf kekasih ku, hanya itu yang terakhir, aku tidak punya lagi, orang itu belum memberikannya lagi pada ku,” jawab pria itu.

“Siapa orang itu ?” tanya Amelia.

“Dia mahasiswa dari....”

“Dziiing,” “crak,” belum selesai pria gemuk itu mengatakan seluruhnya, kepalanya sudah tertembus timah panas dari samping, “blugh,” tubuhnya yang gemuk langsung rebah menyamping. “Mel,” teriak Tino yang menarik Amelia dan memeluknya membelakangi arah tembakan datang, Tino mendorong Amel bersembunyi di belakang pohon bersama polisi yang juga melarikan diri ke belakang pohon.

“Kalian tidak apa apa ?” tanya sang polisi.

“Tidak apa apa pak,” jawab Amelia.

“Iya pak, tidak apa apa, sepertinya dia menembak hanya sekali,” tambah Tino.

“Hmm benar, tapi untuk jaga jaga, kalian jangan keluar, aku akan memeriksa ke depan sebentar,” ujar sang polisi.

Begitu sang polisi pergi, Amelia yang awalnya membelakangi Tino, langsung berbalik memeluk Tino,

“Tin, kamu pegang ini,” ujar Amelia.

Amelia memberikan sebutir kapsul kepada Tino, tentu saja Tino sangat kaget melihat kapsul merah yang berada di tangannya.

“Hei, kamu dapet dari mana kapsul ini Mel ?” tanya Tino.

“Nanti aku ceritakan, yang penting sekarang kamu pegang dulu, jangan sampai ketahuan, sepertinya aku akan di bawa ke rumah sakit tempat Hendra di rawat karena hanya ada rumah sakit itu di dekat sini dan ada kemungkinan kita akan ketemu Ardi lagi, kamu mengantar aku sebagai korban, jadi kamu tidak mungkin di periksa,” jawab Amelia.

“Ok aku mengerti, tapi aku kepikiran asal tembakan tadi,” ujar Tino menoleh.

“Ya, satu satunya gedung tinggi di depan rumah sakit, penembaknya di sana,” ujar Amelia.

“Ini jadi semakin berbahaya,” balas Tino.

“Aku tahu....mendebarkan bukan hehe,” balas Amelia.

“Haaah...susah memang mengalahkan maniak misteri seperti mu,” balas Tino.

“Hehe tapi kamu juga berdebar kok, denger nih,” ujar Amelia memegang dada Tino.

“Ya...ini berdebar karena takut, aku masih mau mengejar cita cita jadi dokter, jadi aku tidak mau mati di sini,” balas Tino.

“Heeee...cocok, aku jadi makin sayang deh sama asisten ku, pasangan yang cocok, detektif dan dokter, seperti holmes dan watson hehe,” ujar Amelia.

“Hmm kalau di pikir kenapa iya juga...hadeh,” balas Tino.

Tino menoleh melihat hantu Amelia sedang pamer kalau dirinya sudah mengenakan seragam sma lagi seperti semula. Hati Tino sedikit lega, dia menoleh melihat Mei yang berada di pundaknya dan May yang berada di Amelia, kemudian dia melihat kapsul di tangannya dan mengantungi kapsul itu di kantung dalam kantung di celana nya. Kedua tangannya langsung naik dan memegang pundak Amelia di depannya,

“Mel, kalau aku watson, kamu sebagai holmes ga boleh pergi sendiri, harus ada watson karena holmes dan watson selalu berdua memecahkan kasus,” ujar Tino.

“Siap watson ku hehehe,” ujar Amelia memeluk Tino.

1
Delita bae
salam kenal 👋jika berkenan mampir juga😇🙏
Delita bae: wih hebat lanjut🤣🤣
DEE GUNZ: yang kristal lumayan seru dan ngeselin, belom belom udah baca 5 ch hehe
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!