Bagaimana nasib gadis nakal itu setelah dinikahkan oleh Daddy nya dengan seorang pria matang yang sudah mempunyai kekasih ?.
" walaupun kita sudah menikah Aku tidak akan ikut campur soal hubungan kalian , asal kemanapun kakak pergi Aku ikut " Pernyataan Ara yang duduk di tepi ranjang pada Rey dimalam pernikahan mereka .
" Hehhh, gadis gila jadi kau juga ingin ikut ketika Aku jalan dengan kekasihku ?" ucap Rey menatap gadis itu dengan sorot mata intimidasi.
" Kemanapun Kakak pergi Aku ikut " senyum lebar Ara penuh kemenangan karena hanya bersama Rey lah Ara bisa melihat dan menikmati dunia luar dengan bebas tidak seperti kehidupan nya selama ini yang layaknya burung di dalam sangkar emas .
" Aku berjanji hanya ikut saja tidak akan mengganggumu Kak " sambung Ara meyakinkan.
yuk baca kelanjutannya 📜
S2 dari novel Ambisi Cinta Gadis Labil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Ikut papih
" Terimakasih Papi" ucap Ara bersalam pada Rey setelah dikasih uang jajan begitu mereka berdiri di teras rumah .
" Ara jangan memanggil Papi " komplen Rey untuk yang kesekian kalinya merasa janggal dengan panggilan Ara sampai bodyguard yang berdiri disekitar mereka hilang fokus dibuatnya.
" Daa Papi " kata Ara masuk ke mobilnya tidak menghiraukan Rey yang komplen dipanggil Papi .
Drettt
Drettt.
" Sayang Aku sedang di Mall dan menyukai satu tas cantik" baru juga Rey mengangkat panggilan vidio dari Hazeera dia sudah memijat pelipis duluan .
" Sudah berada di Mall sepagi ini ?" ucap Rey .
" Iya Sayang , Aku sedang berburu tas branded limited edition dan Aku mendapatkan nya " kata Hazeera menunjukkan tas yang digenggam nya pada Rey .
" Sayang belikan Ya , Aku sangat menyukainya" ucap Hazeera dengan wajah imutnya.
" Mmmh, nanti Aku transfer " ucap Rey yang memang tidak pernah perhitungan jika itu untuk orang yang dia Sayangi .
..........
Malam harinya.
" Papi mau kemana?" tanya Ara yang berbaring diranjang nya begitu Rey masuk kamar .
" Pipis , mau ikut kamu " ketus Rey saat selalu ditanya Bocil itu kemanapun dia pergi .
" Iya ikut , Aku mau cuci muka biar bisa pakai skincare" ucap Ara langsung melompat dari atas ranjang nya ikut masuk bersama Rey kedalam kamar mandi .
Ara mencuci mukanya di wastafel sambil bernyanyi membuat Rey yang baru keluar toilet geleng kepala melihatnya.
" Papi tungguin , Aku takut " kata Ara mencuci muka dengan cepat .
" Dikamar mandi pun takut " ledek Rey tapi tetap berdiri diambang pintu menunggu Ara selesai cuci muka .
" Iya nanti mati lampu tiba-tiba" ucap Ara yang sangat takut dengan gelap .
" Kamu takut gelap?" tanya Rey yang diangguki Ara .
" Kalau tidur aja lampu Aku nyalain " jawab Ara yang memang murni takut gelap sejak kecil .
" Tidak tau saja dia setiap malam Aku mematikan lampu " batin Rey tersenyum simpul .
Selesai mencuci muka Ara duduk diatas ranjang nya memakai serum diwajahnya sambil terus berkaca di cermin bulat yang dipegangnya.
" Papi mau kemana ?" ucap Ara bertanya-tanya langsung melirik ruang ganti saat menghirup aroma parfum milik Rey yang begitu semerbak wangi nya.
" Papi mau kemana ?" tanya Ara yang kini berdiri dibelakang Rey sampai pria yang tengah menyisir rambut di kaget saat Ara datang tiba-tiba.
" Aku akan ke club untuk berkumpul dengan teman-teman ku " jawab Rey singkat berbalik menatap Ara .
" Aku ikut " ucap Ara yang langsung membuka lemari untuk mencari bajunya.
" Tidak " ucap Rey langsung mencegah Ara yang bergerak cepat sekali .
" jangan mengada-ada Ara ini sudah malam dan Aku pergi ke club bukan jalan-jalan" tegas Rey tak menyangka gadis itu ingin ikut .
" Ya justru karena itu " kata Ara semakin semangat mencari baju yang cocok karena sudah terbayang suasana club di malam hari .
" Tidur besok sekolah " tegas Rey menyeret tangan Ara agar kembali berbaring diranjang nya.
" Besok libur " jawab Ara yang sudah duduk diranjang nya setelah ditarik oleh Rey .
" Libur, libur baru sekolah sehari sudah libur lagi " nada bicara Rey begitu meninggi memarahi Ara yang mencoba menipu nya .
" Ya emang libur besok kan Sabtu " jawab Ara apa adanya yang membuat Rey terdiam karena dia lupa besok hari apa .
" Enggak, Aku tidak akan membawa kamu ke club " ucap Rey dengan tegas , dia bisa memenuhi keinginan Ara untuk selalu ikut kemanapun dia pergi tapi tidak dengan ke club .
" Ikut Pi , janji nggak nakal " kata Ara malah berlutut dan memeluk kaki Rey yang berdiri itu .
" Ara apa yang kamu lakukan" teriak Rey merasa risih dan tidak nyaman melihat Ara yang berlutut di kakinya.
" Ara lepaskan" ucap Rey yang terus berusaha menjauh agar Ara tidak melakukan hal itu.
" mmmh , Aku nggak bakal lepasin sebelum Papi mau bawa Aku " ucap Ara memeluk kaki Rey semakin erat .
" Ara "
" Enggak " kata Ara keras kepala itu jangankan berdiri melepaskan kaki Rey saja tidak mau .
" Okey Aku bawa " ucap Rey habis kesabaran.
" Yes" teriak kesenangan Ara segera berdiri dan berlari keruang ganti .
" Ara pakai baju yang sopan dan layak , Aku tunggu 10 menit " ucap Rey duduk ditepi ranjang.
4 menit berlalu Ara sudah berdiri di depan Rey , siap untuk berangkat .
Plak
" Awww sakit Papi " keluh Ara mengelus pahanya yang ditampar Rey .
" Kamu mau ikut atau sekalian jadi DJ disana ?" tanya Rey dengan ekspresi galaknya .
" pakai Dress " ucap Rey yang benar-benar tidak suka melihat Ara berpakaian minim .
" Tapi,"
" Pakai atau Aku tinggal ?" pilihan Rey yang membuat Ara dengan cepat kembali menukar bajunya.
" Huftt, Ayo cepat " ucap Rey berjalan sambil menarik nafas berulang kali menatap Ara yang memakai dress lengan pendek dengan bawahan selutut .
" Ini jaket Papi " kata Ara yang berjalan dibelakang Rey membawakan jaket Rey yang tertinggal diatas ranjang .
" Aku sampai lupa memakainya" ucap Rey segera memakai dengan cepat lalu masuk ke mobilnya.
" Pacar Papi nggak ikut ?" tanya Ara yang duduk disamping kemudi begitu Rey masuk mobil .
" Tidak , dia patuh dan mendengarkan ucapan ku kalau wanita tidak boleh ke Club " ucap Rey dengan tegas menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
" Bodoh sekali dia mau saja Papi bodohi " komentar Ara yang membuat Rey langsung menatapnya.
" Aku bukan pria seperti itu yang akan mengkhianati nya " pernyataan valid Rey yang tidak pernah terbesit dihatinya untuk selingkuh apalagi dengan wanita murahan.
" Selingkuh enggak tapi mata siapa sih yang nggak akan silau melihat yang bening-bening" pernyataan valid Ara .
" Kayak mata kamu " ucap Rey to the poin.
" Itu normal emang kayak Papi matanya katarak sampai tidak tertarik dengan yang bening " tawa meledak Ara .
" Kamu tidak melihat betapa beningnya pacarku?" tanya Rey mengangkat sebelah alisnya ingin menjatuhkan mental Ara .
" Liat " jawab Ara singkat.
" Lalu kamu masih mempertanyakan sebening apa selera ku ?" tanya Rey merujuk Hazeera pacarnya adalah seorang model kelas internasional.
" Tapi yang bening wajahnya aja kalau tubuhnya kayak warna Langsat " tawa ledek Ara puas sekali melihat ekspresi datar wajah Rey .
" Jangan karena kulit putih bersih ini mulut kamu menjadi ringan menghina orang lain " ketus Rey menunjuk Ara .
" Aku tidak menghina lagian kulit kalian berdua kan sama " tawa Ara semakin keras membandingkan tangannya dengan Rey.
" Setidaknya kami punya kulit putih walaupun tidak seputih kulit kamu " ketus Rey yang merasa kesal melihat Ara yang memang punya kulit seputih susu .
" Iya deh , Papi sama nenek sihir nggak pernah salah " ucap Ara yang langsung adem ayem begitu mereka sampai di club .
" ingat janji kamu , patuh dan jangan nakal hanya duduk diam di sampingku " ucap Rey memperingati sebelum membawa Ara masuk .
" Baik Papi " jawab Ara dengan begitu patuh berjalan di samping Rey dengan kepala tertunduk seolah patuh walaupun didalam kepalanya tidak tahan ingin berbuat onar