NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Istri BOS

Mendadak Jadi Istri BOS

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Dendam Kesumat / Paksaan Terbalik
Popularitas:7.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yutantia 10

Setelah dikhianati sang kekasih, Embun pergi ke kota untuk membalas dendam. Dia berusaha merusak pernikahan mantan kekasihnya, dengan menjadi orang ketiga. Tapi rencanya gagal total saat Nathan, sang bos ditempatnya kerja tiba tiba menikahinya.
"Kenapa anda tiba-tiba memaksa menikahi saya?" Embun masih bingung saat dirinya dipaksa masuk ke dalam KUA.

"Agar kau tak lagi menjadi duri dalam pernikahan adikku," jawab Nathan datar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

I LOVE YOU MY HUBBY

Embun merasakan sesuatu yang berat menimpa pinggangnya. Pelan-pelan, dia mulai membuka mata.

"Aaa..." Embun berteriak kencang saat melihat ada sebuah lengan melingkar dipinggangnya. Dihempaskannya kasar lengan tersebut hingga sang empunya lengan terbangun. "Kak Nathan," pekiknya sambil melotot saat melihat kesamping.

Embun bernafas lega, tadi dia sempat punya fikiran buruk jika ada penyusup yang masuk. Apalagi saat ingat semalam dia dirumah sendirian.

Sementara Nathan, dia yang baru bangun terlihat masih berusaha mengumpulkan nyawanya sambil sesekali menguap.

"Kak Nathan ngapain disini?"

Ditanya seperti itu, jelas Nathan bingung mau menjelaskan. Memalukan sekali kalau dia bilang menyusup diam-diam ke kamar Embun. Dini hari tadi, dia pulang dari rumah sakit. Beberapa kali mengetuk pintu kamar Embun tapi tak ada sahutan, hingga akhirnya dia memberanikan diri membuka pintu kamar wanita itu.

Melihat Embun yang tidur pulas, Nathan berjalan mendekatinya. Awalnya hanya ingin melihat dari dekat, lama-lama keinginan untuk naik keatas ranjang dan memeluk sebentar mulai muncul. Hanya sebentar, setelah itu dia akan kembali ke kamarnya, tapi yang terjadi malah diluar perkiraan, Nathan tertidur saat merasakan nyamannya memeluk Embun sambil menyorokkan wajah keceruk lehernya.

"Kak Nathan, kok Kakak bisa ada disini?" Embun kembali mengulang pertanyaannya.

"A-aku salah masuk kamar kayaknya," Nathan beralasan sambil garuk garuk kepala.

"Gimana ceritanya bisa salah. Jelas jelas kamarku dilantai 1, dan Kakak dilantai 2."

Nathan tersenyum absurd, bisa bisanya dia membuat alasan super gak masuk akal yang malah membuat dia kayak orang bodoh.

"Tadi pagi aku terlalu lelah, jadi malas mau naik keatas." Nathan kembali memberi alasan. Terlihat Embun seperti mempercayai alasan yang lumayan masuk akal tersebut. "Mungkin lebih baik, aku pindah kamar saja agak gak capek naik turun. Pindah ke..." Nathan ragu untuk bilang ke kamar ini. "Ke lantai bawah saja," lanjutnya.

"Ya udah nanti aku bersihin kamar sebelah," sahut Embun. Disebelah kamarnya memang ada kamar kosong.

Nathan menggeleng cepat.

"Gak mau dikamar sebelah?" Embun menarik kesimpulan seperti itu dari gelengan kepala Nathan. "Tapi dilantai bawah hanya ada dua kamar. Lalu Kakak mau di kamar mana?"

Jari telunjuk Nathan menunjuk kearah bawah. "Disini."

Mata Embun seketika membola. Apa itu artinya, Nathan ingin mereka tidur sekamar? Seketika Embun menelan ludahnya susah payah, membayangkan akan seperti apa jika mereka sekamar.

"Apakah tidak boleh?" tanya Nathan yang butuh kepastian sesegera mungkin. Tak sabar mendengar Embun mengatakan iya.

Tapi kata itu tak kunjung keluar. Karena Embun yang masih bingung, hanya diam saja sambil memainkan jemarinya. Sampai Nathan memajukan wajahnya, mengikis jarak diantara mereka hingga menyisakan sekitar 5cm saja.

Embun bisa merasakan sapuan nafas Nathan. Jantungnya berdetak sangat cepat seperti habis lari maraton. Dia hanya bisa berdoa semoga Nathan tak menyadari debaran jantungnya. Untuk beberapa saat, keduanya saling bertatapan dalam diam.

"Boleh?" Nathan kembali bertanya. Sampai akhirnya, senyumnya merekah melihat Embun mengangguk pelan tapi pasti.

Cup

Kecupan singkat dipipi membuat jantung Embun seperti berhenti berdetak, untung dia tak pingsan karena kejutan dadakan.

Nathan kembali berbaring, tapi tatapan matanya masih fokus pada Embun.

"Kakak gak kerja?" Bukannya jawaban yang didapat, Embun malah tersungkur diatas tubuh Nathan saat pria itu menarik lengannya. Tatapan mereka saling beradu bebera saat, hingga Embun tersadar dan berusaha bangkit, sayangnya, Nathan lebih dulu membalik posisi mereka. Dan sekarang, Embun tak bisa berbuat apa apa selain pasrah dalam kungkungan lengan Nathan. "I-ini udah siang. Kita harus kerja."

"Hari ini libur," sahut Nathan dengan mata tak pernah lepas dari wajah cantik Embun.

"Ta-tapi ini hari rabu."

Nathan tak bisa menahan tawanya kali ini. Padahal ingin membuat suasana romantis dan in tim tapi jawaban konyol Embun membuat tawanya meledak. "Ini hari senin."

"Se-senin," ulang Embun. "Oh i-iya, maksudku senin. Sepertinya bibirku kepelesat mau bilang senin jadi selasa."

"Bukan, tapi kamu tadi bilang rabu."

"Ra-rabu ya?" Embun malu sekali. Kungkungan Nathan benar-benar membuatnya mati kutu, sampai otaknya pun tak mau diajak mikir yang bener. "Ki-kita harus kerja, Kak. Ini udah siang."

"Kamu gak denger apa yang bos kamu bilang tadi? Hari ini kita libur."

"Ta-tapi_"

"Tapi kamu gak boleh protes lagi." Nathan melepaskan kungkunganya lalu berbaring disebelah Embun. "Kamu asisten pribadiku kan?" dia memiringkan wajahnya menatap Embun. "Hari ini tugas kamu," Nathan kembali mendekatkan wajah pada Embun. "Menemaniku tidur," bisiknya tepat ditelinga Embun.

Bulu kudu Embun seketika meremang, darahnya berdesir. Perlahan, dia mulai merasa jika suhu ruangan semakin panas. Atau mungkin bukan suhunya, melainkan dia sendiri yang kepanasan.

Tubuh Embun seketika menegang saat lengan Nathan kembali melingkar dipinggangnya. Oksigen dikamar ini seperti lenyap, dia sampai merasa kesulitan untuk bernafas.

Beberapa saat kemudian, Terdengar suara dengkuran halus. Saat Embun menoleh, ternyata Nathan sudah tidur. Sepertinya pria itu sangat mengantuk setelah semalaman menjaga mamanya dirumah sakit.

Embun tersenyum merutuki kebodohannya sendiri. Nathan hanya menyuruhnya menemani tidur, tidak lebih, tapi pikirannya sudah kemana-mana. Bahkan sudah membayangkan yang plus plus.

Cup

Sebuah kecupan Embun daratkan dikening Nathan. "Sweet dream my Hubby. I love you." Manis sekali, sayang Nathan tak bisa mendengarnya.

1
sari tambang
Kecewa
sari tambang
Buruk
rehanul karim
/Drool/
Astuti Tuti
Luar biasa
vinagia_syari/pku
baguss
JesiraSeni
Luar biasa
TongTji Tea
Thor di banding novelmu yg lain,novel ini kayaknya paporitku.. Bahasanya asik ,kata2 per kata pingin ulang2 baca karena nyambung banget.Pelajaran hidup dapet,jokes nya dapet ,Nggak lebay ,Nggak vulgar .TOP deeh
TongTji Tea
Nathan langsung mak trataap
Mutia 1964
Luar biasa
Mutia 1964
Lumayan
TongTji Tea
🤣🤣🤣
TongTji Tea
wkwwkkwwk
TongTji Tea
🤣🤣.Dimas hati nya langsung empot2 an
TongTji Tea
sukaaak reaksi spontan Dimas🤣🤣
Ayrien Kartika
Luar biasa
Cece Garut
kasihn. ya embun
Cece Garut
sangy bgus
Rafly Rafly
liar buah beligo ya mbun/Slight//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Rafly Rafly
bagus ceritanya..
Fitri Fitro
trimakasih novel nya kakak.. karna uda tamat.. qq baca nya bisa maraton donk.. puas puas tanpa penasaran...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!