Semua sudah diatur kita hanya menikmati alur yang sudah ditentukan dan juga ditakdirkan untuk kita.
Alisha seorang Dokter umum yang mengambil spesialis di salah satu rumah sakit. Wanita cantik yang sehari-hari menggunakan hijab yang memiliki wajah teduh yang menenangkan semua orang yang siapa saja melihat dirinya.
Siapa sangka calon pewaris rumah sakit itu dijodohkan pada dia.
Dalam usia yang sangat muda Alisha harus menikah dengan Adrian sang calon pewaris rumah sakit. Adrian sangat terpaksa menikah dengan Alisha. Karena tidak ingin hak waris rumah sakit jatuh kepada orang lain.
Pernikahan yang indah yang pernah menjadi impian Alisha yang ternyata tidak sejalan dan semulus itu. Bagaimana tidak dia harus menikah dengan laki-laki yang tidak menginginkannya.
Alisha harus menjalani rumah tangganya yang tidak seperti rumah tangga pada umumnya. Laki-laki yang dia nikahi bersikap tidak baik.
Lalu apakah Alisha akan bertahan dalam pernikahannya atau justru akan mundur?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24 Teror.
Akhirnya Alisha memasuki tempat ruangan Dokter yang memang bergabung dengan beberapa Dokter umum dan juga Dokter yang mengambil spesialis selain itu juga ada Dokter senior yang pasti tidak ada tiga senior yang selalu mencari masalah dengan Alisha di dalam ruangan itu.
"Pagi!" sapa Alisha pada Dokter-Dokter tersebut.
"Pagi!" mereka menyapa kembali dengan ramah dan tidak ada masalah sama sekali yang mungkin saja memang tidak semua Dokter senior di rumah sakit itu sok berkuasa.
Terbukti orang-orang yang berada di ruangan itu yang berada di meja mereka masing-masing terlihat baik-baik saja dan juga ramah.
Alisha yang meletakkan tasnya dan duduk di bangku kerjanya. Tiba-tiba Alisha melihat ada kotak bekal di atas meja yang membuat Alisha mengerutkan dahi yang bingung dengan kotak bekal tersebut yang memang perasaan dia tidak meninggalkan kotak bekal makannya dan terlebih lagi dia tidak memiliki kotak bekal seperti itu.
"Hmmmm, ini punya siapa?" tanya Alisha pada Dokter yang di sebelahnya yang bertuliskan di bet namanya Cynthia.
"Tadi kurir mengantarkan," jawab Dokter Cynthia yang memang tadi dia datang terlalu pagi dan ada kurir yang mengantarkan makanan tersebut.
"Oh iya dari siapa?" tanya Alisha bingung yang membuat Dokter Cynthia mengangkat kedua bahu dan jelas-jelas dia memang tidak tahu.
"Entahlah Alisha. Aku juga tidak tahu. Kurir itu bilang untuk kamu," jawab Chintya.
"Apa dari mama. Mama sudah kangen saja pada Alisha. Sampai mengirimkan bekal untuk Alisha dan mungkin karena Alisha juga yang tidak pernah mengabari mama dan membuat mama bereaksi sendiri," gumam Alisha dengan tersenyum yang tampak begitu sangat senang jika bekal tersebut memang dari sang mama dan dengan semangat Alisha yang langsung membuka bekal tersebut.
"Aaaaa!" Alisha yang berteriak begitu kaget sampai berdiri dan melempar bekal itu yang membuat rekan-rekan Alisha juga ikut kaget.
"Dokter ada apa?" tanya rekannya.
Wajah Alisha yang begitu terkejut saat membuka bekal tersebut yang ternyata tikus yang mati dan masih ada darahnya dan tercium bau busuk yang menyengat dan orang-orang yang ada di dalam ruangan itu juga ikut melihat bangkai tersebut dan mereka juga ikut terkejut.
"Astagfirullah!" lirih Dokter Cynthia dengan menutup mulut dengan mata melotot.
"Ya ampun siapa yang mengirim seperti itu?" tanya Dokter Ardi yang juga merupakan Dokter senior di rumah sakit itu.
"Saya juga tidak tahu Dokter," jawab Alisha yang masih terlihat begitu shock.
Salah satu rekan Alisha yang langsung bertindak mengambil bangkai tersebut dengan tisu dan langsung membuangnya untuk sementara di tong sampah.
"Ini benar-benar gila dan sepertinya ini sengaja," sahut Dokter Ardi yang sudah bisa menduga-duga.
"Kamu tidak apa-apa, Kan. Alisha?" tanya Cynthia yang membuat Alisha menggelengkan kepala dan padahal jantungnya masih berdebar dengan kencang yang sangat tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
Alisha masih yang sangat schok dengan bangkai tersebut yang membuat Alisha sangat tidak mengerti siapa yang iseng melakukan hal itu dan bukan hanya membuat dia terkejut. Tetapi juga semua orang di rumah sakit itu.
"Keterlaluan sekali orang yang melakukan semua ini, kita harus memeriksa CCTV dan memeriksa kurir tersebut siapa yang sudah mengirimkan bekal dengan isi hewan mati seperti itu. Kita harus tahu siapa pelakunya dan apa tujuan dia," sahut Cynthia yang merasa itu sangat kelewatan dan tidak bisa dibiarkan lolos begitu saja.
"Aku akan melaporkan kejadian ini pada Direktur rumah sakit," sahut Dokter Ardi.
"Sebaiknya tidak usah!" cegah Alisha dengan cepat.
"Mungkin saja ini hanya salah kirim dan bukan sebenarnya untukku karena tadi juga tidak ada namanya yang menyatakan jika ini untukku," sahut Alisha yang seperti biasa tidak ingin berurusan dengan Adrian dan apalagi hanya karena masalah seperti itu.
"Alisha bagaimana mungkin ini salah kirim dan aku sendiri yang melihat kurir itu dan memang ini untuk kamu dan aku yang menyuruh kurir itu untuk meletakkan di meja kamu karena memang ini untuk kamu. Untuk Dokter Aruna itu yang dia katakan," sahut Dokter Cynthia yang memang menjadi saksi yang melihat kurir tersebut.
"Itu berarti kurir itu tahu kamu Alisha dan ibu bukan kesengajaan Alisha," sahut Dokter Ardi. Yang lain juga setuju dengan mengangguk-angguk.
"Tapi aku tidak mau masalah ini di perpanjang dan apalagi sampai melibatkan semua orang. Ini mungkin hanya kesalahpahaman saja yang sebaiknya tidak perlu banyak orang yang repot hanya karena masalah ini," ucap Alisha yang memang terlalu baik dan bahkan tidak ingin mencurigai siapapun dan sementara Dokter yang lain yang justru gemes yang sudah meronta-ronta ingin mengetahui siapa pelaku sebenarnya.
"Semoga saja hal ini tidak terulang lagi dan ini tidak bisa dianggap main-main," sahut Dokter Ardi
"Saya benar-benar meminta maaf untuk kalian semua yang sudah ikut kaget dengan semua ini dan saya tidak ingin kalian repot-repot melakukan hal lain, apalagi memperpanjang masalah ini. Saya benar-benar minta maaf," ucap Alisha dan yang lain hanya menghela nafas yang masih saja penasaran dengan kiriman misterius itu.
"Ya Allah siapa yang melakukan semua ini dan apa motif dia memberikan kiriman ini kepada saya ya Allah. Apa ini perbuatan orang iseng saja ya Allah. Atau bagaimana ya Allah," batin Alisha dengan penuh tanya.
Alisha memegang dadanya dengan suara jantungnya yang masih berdebar begitu kencang yang pasti tidak percaya jika akan ada orang sejahat itu pada Alisha.
***
Alisha berjalan di koridor rumah sakit yang terlihat buru-buru yang seperti ingin memeriksa pasien kemungkinan.
"Dokter Alisha!" panggil Suster Yeni menghampiri Alisha yang membuat langkah Alisha terhenti dengan menoleh ke belakang dan menunggu Suster tersebut menghampiri Alisha.
"Ada apa Suster?" tanya Alisha.
"Dokter di panggil Direktur!" ucap Yeni. Alisha mengkerutkan dahi mendengar kata-kata itu. Hah di panggil Direktur yang artinya adalah suaminya sendiri.
"Untuk apa? Pak Adrian memanggilku? Apa ada yang salah atau bagaimana? Apa ini masih berkaitan dengan kejadian tadi pagi saat aku berdebat dengan kekasihnya?" batin Alisha dengan penasaran.
"Dokter Alisha!" tegur Suster membuat Alisha kaget, karena memang melamun.
"Iya," sahut Alisha.
"Kenapa melamun? Dokter tidak mendengarkan apa kata saya?" tanya Suster Yeni.
"Tidak apa-apa Suster. Baiklah kalau begitu saya ke ruangan pak Adrian dulu," ucap Alisha.
Suster mengangguk dan Alisha yang langsung pergi dengan perasaan dek-dekan yang tidak tahu apa lagi yang membuat dia di panggil untuk pertama kali ke ruangan Adrian.
Alisha yang sudah berada di ruangan Adrian dengan Alisha yang duduk di sofa dengan kedua jari-jari yang saling memencet dan kepalanya seperti biasa menunduk dengan perasaan yang dek-dekan yang tidak tahu apa yang lagi yang di inginkan Adrian.
"Apalagi yang kau lakukan hah!" ucap Adrian dengan wajah yang begitu kesal yang duduk di depan Alisha. Suaranya juga begitu berat dan penuh dengan emosi. Entah apa yang membuat Adrian tiba-tiba memperlihatkan ekspresi wajah yang menakutkan seperti itu.
"Apa yang saya lakukan?" tanya Alisha dengan wajah heran yang bertanya balik yang memang merasa tidak melakukan apa-apa dan dia penuh dengan kebingungan.
Bersambung