"Mas,minta uang boleh gak tiga ratus ribu,untuk beli kebutuhan dapur dan sabun sudah pada habis! " ucap ku lembut
" Uang aja kamu nih,gak mikir apa yang cari susah,kamu kan tau sekarang nih sulit cari uang taunya minta aja, mana banyak lagi." omel mas Riyan sambil membanting gelas di hadapannya.
" Tapi ini tanggung jawab mu mas,mama juga jarang minta minta uang segitu kalo gak bener-bener habis semua mas." jelasku, agar mas Riyan berfikir kebutuhan habis semua.
Ranita putri dulu adalah seorang janda mempunyai anak satu laki-laki bernama Anwar, ranita putri mengenal Riyan ketika ranita merantau kekota dan menikah.niat hati merubah nasip namun naasnya kehidupannya sangat jauh ketika dirinya masih sendiri apakah ranita mampu melewati semua dan meraih kebahagiannya kelak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bicara dengan mas Riyan
"Assalamualaikum kak,koq melamun di sini? Lama ya nungguin mama jemput." ucapku lembut sambil kududukan tubuh ini di samping anak lelakiku.
" Mama dari mana,koq lama jemput kakak?"protes kak Anwar.
" Maafin mama ya kak,tadi mama gak sengaja ketemu ibu Ida jadi ngobrol dulu sebentar kan gak enak kak masa mama cuekin ibu Ida yang nyapa mama." ucapku lembut tak lupa ku berikan senyum terbaikku untuk anakku.
" Mah,tadi nenek sama Tante Reni jalan sama ayah,tadi Anwar lihat baru aja lewat bawa plastik besar, tadi Anwar di kasih Ratih roti yang di bawa Tante Reni,Tante Reni gak bolehin awalnya tapi Ratih tetap ngasih Anwar sedikit." ucap anwar polos.
" Hemmm, kakak tadi gak minta kan sama Tante?" ucapku pelan,ingin tau jawaban anakku di kasih atau meminta kalo meminta jelas panjang nanti ceritanya.
" Gak ma,tadi Ratih ngasihnya sembunyi-sembunyi pas mau pulang mengaji tadi." ucap anwar
"Ya sudah,yang penting kakak gak boleh minta-minta ya kalo gak di kasih jangan mekasa ya kak,gak baik itu perilaku jelek." jelasku sambil ku elus kepala anakku dengan lembut dan kasih sayang.
" Ya,Allah mas,jadi kamu memilih makan keluar sama keluargamu ketimbang makan dirumah,padahal aku udah leleh tapi kamu gak menghargai usahaku,belum lagi Anwar,ku tau kamu tak menyukainya tapi kenapa kamu begitu dengan anak kecil,jelas anwar melihatmu.aku tak mengharap kamu memberikan apa-apa ke Anwar tapi setidaknya tawarin lah atau antrkan dia pulang masa kamu biarkan dia mennunguku sendirian di depan masjid sendirian begini." batinku menangis.
"Ya sudah yuk kita pulang,kita sholat isya di rumah ya,kakak mau kan." ajakku kepada anakku.sambil ku gandeng tangan anakku.
Sepanjang perjalan arah pulang ku dandeng tangan mungil anakku sambil mendengarkan dia yang berceloteh riang seharian dia bermain dari memancing hingga di masjid sebelum pulang tadi.
Tak banyak teman Anwar yang mau bermai dengannya hanya anak mba Dina dan keponakan anak pak ustad Jefri, terkadang Ratih anak Reni mau berteman jika tak ada ibunya,karena klo ada ibunya pasti Ratih gak boleh Deket Deket sama Anwar apa lagi anak mba Yanti si Dafa nakalnya yang gak ketulungan.
Tak terasa langkah kaki ku sudah sampai depan pintu kontrakan,ku langkahkan kakiku masuk ke dalam rumah setelah ku buka dulu pintunya.
"Kak, tas nya di simpan di lemari meja tv ya kak,habis itu cuci kaki dan tangan kita makan malam bareng ya." ucapku sambil kulangkahkan kakiku ke arah dapur.
"Siap ma." ucap anwar.
setelah makan kami berdua pun duduk sebentar sambil menemani Anwar yang masih betah bercerita kesehatiannya,sebelum kami menuju keran air wudhu,setelah beberapa menit kami pun menjalan kan sholat hingga beberapa menit.
Setelah selesai kami pun jalan menuju ruang tv untuk menyantap seblm jam tidur Anwar,saat ku temani Anwar belajar menulis ku mendengar suara motor mas Riyan yang baru sampai rumah.
" Assalamualaikum." ucap mas Riyan ketika masuk dan melihat ku sedang menyatai di depan tv tak lupa pandangan matanya menoleh ke arah Anwar yang sedan belajar menulis sebuah kalimat.
" Wa'allaikum salam."jawabku sambil ku berdiri dan langkah kakiku hendak mendekati mas Riyan niat hati mau mencium tangannya seperti biasa.namun mas Riyan seolah ogah dan berlalu,kususl lah mas Riyan kemana arahnya.
" Kak,kalo sudah selesai menulis di beresin lagi ya di simpan ketempat semula biar gak hilang alat tulis kakak,mama mau kedalam sebentar ya." ucapku ke anakku,setelah itu samperin mas Riyan yang ternya udhah duduk di atas kasur sambil memainkan ponselnya.
" Aku harus ngomong sama mas Riyan soal rumah kontrakan ini." ucap ku dalam hati.
" Emmm,mas boleh ngomong sesuatu gak?" ucapku takut takut, mas Riyan hanya melirik sesaat dan melanjutkan lagi aktifitasnya di ponselnya.
"Mas," panggilku pelan.
"Apa lagi sih nit,gak bisa apa lihat orang nyantai sebentar di ganggu aja terus." omel mas Rian sambil membanting tangannya ke kasur sebagai tanda tak suka di ganggu.
" Mas, tadi mama ketemu ibu Ida, dia minta uang sewa rumah mas." ucapku
" Hah,ya di bayar lah nit, gimana sih kamu ini masa begitu aja ngomong sama aku." ucap mas riyan simpel dan cuek.
" Mama," sambil ku tunjuk diriku sendiri,
" Mas,gak mungkin mama yang bayar uang dari mana,mas jangan lupa ingatan mas." ucapku kesal.
" Kan biasanya kamu yang bayar toh,gak perlu minta aku,udah aku cape mau tidur." ucap mas Rian ketus sambil menarik selimut.
" Mas mama tau mas udah gajian kan kemarin,mama minta untuk bayar sewa rumah dan belanja kebutuhan dapur mas." ucapku lagi,dan benar saja mas Riyan langsung bangkit dari tidurnya ketika ku tau dia sudah gajian.
" Darimana Nita tau aku habis gajian kemarin?" ucap dalam hati Riyan.
"Aku belum gajian Nit,kamu tau dari mana?" ucap mas Rian tak suka.
" Dari ibu Ida, kan anaknya ibu Ida si salsa kan kerja jadi admin di perusahan itu mas bagian logistik tempatmu kerja,kalo gak ,gak mungkin lah ibu Ida ngasih tau mama tadi."ucapku meyakinkan mas Rian aku gak bisa di bohongin.
" Jadi salsa yang ngasih tau ibunya pantas aja si Nita tau hadeh,kenapa pakai di kasih tau segala sih salsa nih bikin runyamkan,kalo begini alasan apa coba aku ke Nita agar gaji ku gak di minta." Riyan bicara sendiri di dalam hati.
" Ya mas,mama minta ya untuk bayar kontrakan sama beli kebutuhan dapur terutama beras mas." ucapku memohon.
" Bukannya tadi kamu habis borong kata ibu?" ucap mas Riyan.
" Borong apaan uang darimu tadi pagi berapa,mas gak amnesia kan ngasih aku berapa? emang cukup untuk beli ini itu yang habis?" jawab ku kesal.
" Ya sudah,besok aja ku kasih aku mau tidur." ucap mas riang kesal dan menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.
***
"Hallo ren,kamu di mana?" tanya mba Yanti di telpon.
" Di rumah lah mba emang kenapa?" jawab Reni
" Besok shoping yuk temanin mba ke mall mau cari baju untuk acara di kantor mas mu." ucap mba Yanti.
" Emang mau cari baju apa? Trus Dafa dan Ratih gimana aku malas loh ya bawa jalan Ratih klo gak ada mas reja ribet." ucap Reni gak mau bawa anak.
" Ya titipkan aja sama ibu lah?" ucap mba Yanti simpel.
" Ya,kalo ibu mau di titipkan biasanya juga ngomel ibu kalo kita titipkan anak ke rumh ibu pasti panjang ceramahnya nanti." tolak Reni takut dengan ceramah ibunya.
" Ya trus gimana dong,apa kita titipkan aja ke Nita kan Nita gak ada kerjaan tuh besok." usul mba Yanti.
" Hah, sama babu kucel begitu aduh mba entar malah gak di urus anakku orang dia aja gak bisa ngerawat dirinya sendiri apa lagi kita titipkan anak kita kesana bisa kaya gembel nanti." ucap Reni tak suka.
" Ya trus mau di titipkan kemana? Klo Dafa aja bisa ku titipkan kemertua ku lah Ratih mau kamu titipkan kemana?" tanya mba Yanti.
" Hemmm,,,ya sudah besok pagi pagi kita kesana sebelum mas Riyan berangkat kerja ku titipkan Ratih kesana." ucap Reni terpaksa.tanpa permisi telpon pun terputus dari pihak Reni karena kesal dengan usul mba Yanti, tapi klo gak di titipkan Reni malas bawa anak kecil kalo mau jalan jalan sendiri atau berdua dengan teman atau mbanyany.
jangan lupa saling dukunggg