Keluarga besar Bramasta tidak menyukai Dian, gadis yatim piatu dan koki biasa yang menjadi istri Stefan karena pernikahan kilat di Las Vegas.
Tidak ada yang menyangka Dian menyembunyikan identitas aslinya sebagai hacker dan juga putri bungsu dari pemilik Perusahaan Wijaya, demi untuk mendapatkan cinta Stefan yang merupakan cinta pertamanya.
Kecantikan, kecerdasan dan kehebatan Dian memimpin Perusahaan Jayanata setelah bercerai membuat semua orang yang pernah menghinanya mati kutu.
Berhasilkah Stefan rujuk kembali dengan Dian setelah menyadari kesalahannya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LYTIE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29. Kuman
***Ruang kantor Dian di Perusahaan Jayanata***
Dian menutup kartu kecil di tangannya dan meletakkannya di atas meja kerja. Gadis muda itu memikirkan alasan apa Billy mengirim bunga.
Walaupun selama ini Billy sering menggunakan kata I Miss You di dalam chat, tetapi Dian tahu buket mawar merah dan kartu ucapan pagi ini memiliki makna yang berbeda.
Billy menginginkan hubungan spesial yang melebihi hubungan pertemanan mereka saat ini. Dian sedang memikirkan cara untuk menolak Billy dan tidak menyakiti perasaan teman masa kecilnya itu.
Suara handphone Dian berdering. Gadis muda itu membaca nama yang muncul di layar handphone. Billy.
"Halo."
"Dian. Kamu suka bunga dariku?" tanya Billy.
"Iya," jawab Dian singkat.
"Kapan kita dinner berdua?" tanya Billy.
"Sebentar," ucap Dian, lalu melihat ke arah David.
"David. Hari apa aku tidak perlu meeting dengan klien?" tanya Dian.
David memeriksa jurnal jadwal pekerjaan Dian yang sudah tersusun rapi olehnya.
"Nona Dian mempunyai waktu luang di hari rabu," jawab David.
"Lusa kita dinner bersama," kata Dian ke Billy melalui sambungan telepon.
"Baiklah. Aku akan memesan tempat di restoran. Selamat bekerja princess," ucap Billy dengan semangat.
Dian memutuskan berkata jujur kepada Billy tentang hubungan mereka berdua yang tidak mungkin bisa berubah dari hubungan pertemanan hari rabu nanti.
Dian meletakkan handphone di atas meja kerja. Kemudian melihat ke arah David.
"Ada masalah?" tanya Dian karena melihat David ragu-ragu ingin menyampaikan sesuatu.
"Nona Dian. Saya sudah mendapatkan hasil penyelidikan menyeluruh mengenai Perusahaan Samasta," jawab David.
"Perusahaan Samasta yang diajukan Anggi? Apa hasilnya?" tanya Dian.
"Perusahaan itu dalam keadaan hampir bangkrut saat ini dan mempunyai hutang bank yang banyak. Sekarang masih ada beberapa proyek kecil yang belum selesai dalam waktu lama," jawab David.
"Aku yakin Anggi pasti sudah mengetahui jelas keadaan Perusahaan Samasta dan berani memintaku bekerjasama proyek baru dengan perusahaan itu. Bagus sekali!" ujar Dian sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Apakah nona Dian ingin memberikan SP ke manajer Anggi atau PHK langsung?" tanya David.
Sama seperti perusahaan lainnya, Perusahaan Jayanata bisa memberikan SP ( Surat Peringatan) kepada karyawan yang melakukan tindak pelanggaran atau kesalahan pada berbagai hal maupun aturan yang dibuat oleh perusahaan.
Walaupun tujuan tindakan Anggi adalah untuk menyingkirkan Dian, tetapi konsekuensinya adalah membuat Perusahaan Jayanata mengalami kerugian yang besar jika Dian menandatangani surat perjanjian kerjasama itu.
Perusahaan Jayanata juga bisa memecat secara langsung karyawan tersebut sehingga David menanyakan keinginan Dian saat ini.
"Untuk sementara tidak perlu. Manajer Anggi masih belum menjalankan rencana utamanya. Kita tunggu saja step selanjutnya," jawab Dian dengan tenang.
"Baik nona Dian," ucap David.
"Tolong bawa bunga ini keluar. Jika besok pagi masih ada kiriman bunga, jangan bawa ke ruanganku. Kamu urus saja!" pesan Dian.
"Baik nona Dian," jawab David dengan patuh.
***
Tanpa terasa hari rabu telah tiba. Sesuai perkiraan Dian, Billy masih mengirimkan buket mawar merah untuknya di hari selasa pagi dan David mengurusnya dengan cepat, tetapi pagi ini tidak ada kiriman buket bunga dari Billy.
Walaupun merasa bingung dengan sikap Billy, Dian tidak mempermasalahkannya karena gadis muda itu sibuk meeting bersama beberapa kepala departemen.
Dian menuju ruang kantornya diikuti oleh David setelah selesai meeting. Ketika Dian membuka pintu dan masuk ke dalam, gadis muda itu menghentikan langkah kakinya dan memicingkan mata menatap ke arah meja kerja.
Anggi yang sedang duduk dengan santai di kursi kerja Dian, cepat berdiri dan memperlihatkan senyuman ramah nan palsu ciri khasnya.
"Wakil CEO Dian sudah selesai meeting," ucap Anggi.
Dian tersenyum kecil dan berjalan menghampiri meja kerjanya.
"David! Manajer Anggi sangat menyukai kursiku. Panggil satpam untuk mengantarnya ke ruang kantor manajer Anggi!" perintah Dian.
"Baik wakil CEO Dian," jawab David dan mengangkat telepon yang berada di atas meja kerja untuk menelepon satpam perusahaan.
"Wakil CEO Dian. Aku tidak ada maksud apa pun. Tidak perlu memberiku kursi," tolak Anggi.
Dian membalikkan badannya dan berjalan menuju sofa yang berada di ruangan kantor, lalu duduk di sana.
"Aku tidak suka kursi yang tersentuh kuman berada di ruang kantorku," kata Dian dengan santai.
"Kuman? Sialan! Dia bilang aku kuman!" batin Anggi.
"David! Cari tahu siapa yang memperbolehkan manajer Anggi menunggu di ruang kantorku ketika aku meeting. Hubungi HRD untuk memecatnya!" perintah Dian.
"Baik, wakil CEO Dian!" jawab David dan meninggalkan ruang kantor untuk menjalankan perintah Dian.
Dian tertawa dalam hati melihat mata melotot Anggi yang ditujukan kepadanya. Senyuman palsu nan ramah sudah menghilang sejak tadi di sudut bibir manajer sombong itu.
"Sok hebat di hadapanku! Hanya teman tidur CEO Chandra saja sombongnya minta ampun! Awas kamu!" batin Anggi.
Anggi berusaha menahan semua umpatan kasar keluar dari mulutnya karena rencana besarnya untuk menjebak Dian masih belum terwujud.
Dian melihat Anggi memegang satu dokumen file dan bisa menebak maksud kedatangan Anggi dengan tepat.
"Ada apa manajer Anggi mencariku?" tanya Dian tanpa basa basi.
Anggi berjalan menghampiri kursi sofa dan melemparkan dokumen file itu di atas meja.
"Ini proposal perjanjian kerjasama dengan Perusahaan Samasta. Aku sudah berbaik hati membantu dan membuat janji temu dengan CEO Cokro malam ini. Kamu hanya perlu menandatangani proposal ini bersamanya maka proyek besar akan jatuh di tangan Perusahaan Jayanata," jawab Anggi dengan ketus.
"Kamu?" tanya Dian.
""Wakil CEO Dian!" ujar Anggi sambil menggertakkan giginya.
Amarahnya yang memuncak membuatnya lupa teguran Dian untuk menyapa gadis muda itu dengan panggilan wakil CEO Dian.
"Anggi sudah tidak sabar menjebakku malam ini. Aku akan mengikuti permainannya," kata hati Dian.
"Apakah manajer Anggi akan ikut ke sana malam ini?" tanya Dian.
"Tentu saja. Ada aku di sana akan membuatmu mendapatkan proyek itu dengan mudah," jawab Anggi dengan sombong.
"Oke. Aku akan menemuinya malam ini," ucap Dian.
Anggi berjalan meninggalkan ruang kantor Dian dan berpapasan dengan David di pintu luar.
"Manajer Anggi dicari Lia," kata David sebelum masuk ke dalam ruang kantor Dian.
"Lia?" gumam Anggi sambil berjalan menuju ruang kantornya. Tiba-tiba wajahnya basah karena disiram oleh air.
"Sialan! Siapa yang menyiramku?" teriak Anggi histeris.
Lia menatap tajam dan penuh dendam ke Anggi. " Wanita sialan! Kamu membuatku kehilangan pekerjaan di Perusahaan Jayanata!" ujar Lia dengan ketus.
Lia lah yang membiarkan Anggi masuk ke dalam ruang kantor Dian karena termakan hasutan Anggi bahwa Dian hanyalah wanita simpanan Chandra dan tidak ada kekuatan apa pun di perusahaan disebabkan Chandra sedang dinas keluar negeri.
Lia termasuk salah satu karyawan yang menyukai Chandra secara diam-diam sehingga mempercayai perkataan Anggi serta menginginkan Anggi memberi pelajaran ke Dian.
"Satpam! Bawa dia pergi!" teriak Anggi kesal dan berjalan cepat masuk ke dalam ruang kantornya.
Seorang satpam yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari mereka memang ditugaskan oleh David untuk mengawasi Lia meninggalkan Perusahaan Jayanata tanpa membawa dokumen apa pun.
David mengabulkan permintaan Lia untuk bertemu dengan Anggi karena tahu Lia ingin mencari perhitungan dengan Anggi.
David pun berpesan kepada satpam untuk tidak menghalangi kemarahan Lia terhadap Anggi sehingga Lia berhasil menyiram wajah Anggi dengan leluasa.
***
Selamat malam readers. jangan lupa dukung terus novel ini ya agar memiliki kesempatan direkomendasi Noveltoon 🥰
Bab besok Dian akan menemui CEO Cokro. Seru deh 😂😂😂
TERIMA KASIH
SALAM SAYANG
AUTHOR: LYTIE