NovelToon NovelToon
Aku Lebih Pantas Untuknya

Aku Lebih Pantas Untuknya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Beda Usia / Keluarga / Penyelamat
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Tresna Agung Gumelar

Kisah cinta seorang pria bernama Tama yang baru saja pindah sekolah dari Jakarta ke Bandung.

Di sekolah baru, Tama tidak sengaja jatuh cinta dengan perempuan cantik bernama Husna yang merupakan teman sekelasnya.

Husna sebenarnya sudah memiliki kekasih yaitu Frian seorang guru olahraga muda dan merupakan anak kepala yayasan di sekolah tersebut.

Sebenarnya Husna tak pernah mencintai Frian, karena sebuah perjanjian Husna harus menerima Frian sebagai kekasihnya.

Husna sempat membuka hatinya kepada Frian karena merasa tak ada pilihan lain, tapi perlahan niatnya itu memudar setelah mengenal Tama lebih dekat lagi dan hubungan mereka bertiga menjadi konflik yang sangat panjang.

Agar tidak penasaran, yuk mari ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tresna Agung Gumelar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Saat siang hari karena sudah dirasa cukup untuk melakukan kegiatan melukis di danau itu, Husna dan Tama beranjak menuju parkiran sambil membawa peralatan lukisnya.

"Oh iya, sebelum pulang ke rumah, kita makan siang dulu ya Husna kita cari yang dekat-dekat sini saja. Kamu pasti laper kan?" Ajak Tama sambil menjinjing stand canvas di tangan kanannya.

"Iya laper banget aku. Yaudah, tapi kamu nggak bete kan Tama habis nemenin aku dari pagi?" Tanya Husna yang takut Tama bosan karena memang sangat lama Tama menemaninya di danau tadi.

"Enggak ko aku nggak bete, malahan aku seneng daripada aku libur di rumah doang kan, yang ada aku kangen nanti sama kamu kalau cuma di rumah." Jawab Tama dengan sedikit gombalannya.

"Hmm suka mulai nih si raja gombal, tapi kayanya kalau aku ditemenin terus kaya tadi lukisannya bakal cepet selesai deh. Ini aja aku udah dapet dua lukisan, biasanya aku suka lama tahu Tam kalau kalau ngelukis."

Sebenarnya Husna senang hari ini semangatnya begitu besar karena ada sosok Tama yang selalu memberinya semangat bahkan ada disampingnya saat melukis.

"Begitu berpengaruhnya berarti ya aku buat kamu?" Tanya Tama kembali yang senang bahwa dia mempengaruhi semangat Husna selama ini.

"Eh jangan geer dulu ya, mungkin mood aku lagi bagus aja sih sebenarnya." Karena baru Sadar sudah memuji, Husna pun mulai menjawab dengan gengsinya.

"Iya deh iya lagi bagus moodnya. Emang susah sih ya kalau ngomong sama perempuan gengsi kaya gini, hmm." Tama yang jadi sedikit kesal hanya bisa mengalah terhadap gengsinya Husna.

"Eh nggak boleh bilang gitu, katanya mau berjuang ko baru gitu aja udah ngeluh sih." Sahut Husna yang sempat menghentikan langkahnya sambil menatap Tama.

"Siapa yang ngeluh coba ya ampun, lama-lama aku makan juga nih stand." Ucap Tama sambil menggenggam keras stand yang dia pegang karena saking kesalnya.

"Jangan dong, sabar ya tahan lapernya bentar lagi juga kita makan siang jangan makan stand nggak enak ah." Husna malah semakin meledek

"Lama-lama aku lempar juga ya kamu Husna ke danau."

"Haha jangan emosian atuh sayangku. Cup cup cup." Husna pun memberikan cubitan manjanya tepat di pipi Tama karena merasa gemas sudah membuat Tama kesal.

"Hmmm." Tama hanya bisa menarik nafas berat.

Ketika asik bercanda sambil berjalan ke arah parkiran, Tiba-tiba langkah mereka terhenti karena kini di depan mereka ada sosok Frian dengan wajah yang sangat serius seperti menunggu kehadiran mereka sedari tadi.

Mereka sempat saling tatap karena jaraknya dengan Frian hanya lima meter, Tama yang sigap langsung menaruh stand lukisan yang dia pegang kemudian berdiri di depan Husna seolah melindungi Husna dari sosok Frian.

"Mau apa bapak ke sini?" Tanya Tama dengan tegas sambil menghalangi Husna dengan merentangkan kedua tangannya.

"Haha, sejak kapan kamu jadi boddy guard nya Husna?" Dengan tertawa sinis, Frian balik bertanya kepada Tama.

Tama yang jadi kesal sudah bersiap mengepalkan tangannya sambil menarik nafas panjang seolah ingin menghajar Frian di depan Husna.

"Tama udah Tama!" Ucap Husna yang langsung melerai kemudian merubah posisinya kini membelakangi Tama.

"Tama, kamu tunggu di mobil saja ya! Nanti aku nyusul. Biar aku sendiri yang bicara sama dia." Husna menyuruh Tama untuk masuk duluan ke dalam mobil, karena Husna ingin berbicara empat mata dengan Frian dan dia rasa ini adalah waktu yang tepat untuk berbicara dengan Frian.

Tama yang masih memandang tajam Frian dengan penuh dendam perlahan amarahnya luntur oleh isyarat dari Husna yang melirikkan kepalanya menyuruh Tama untuk segera masuk ke dalam mobil.

Tama pun pergi ke arah mobil yang jaraknya sekitar dua puluh meter lagi dari situ sambil membawa beberapa peralatan termasuk peralatan yang Husna pegang di tangannya.

Setelah Tama pergi, kini Husna langsung mendekati Frian yang masih berdiri di samping motornya.

"Mau apa lagi kakak ngikutin aku?"

Tanpa basa-basi, Husna langsung bertanya apa maksud Frian mengikutinya sampai tahu dimana kini dia berada.

Frian langsung memasang wajah serius kemudian sedikit mendekat ke arah Husna.

"A a aku, aku mau minta maaf Husna, maafin aku ya! Mulai saat ini aku janji tak akan berbuat seenaknya lagi sama kamu, aku salah kemarin aku khilaf. Sekarang kamu pulang sama aku ya!"

Frian meminta maaf sekaligus meminta Husna untuk pulang bersamanya setelah ini. Frian menyadari kesalahannya tapi bukan karena ketulusan hanya karena tak mau kehilangan Husna perempuan yang dia dambakan kecantikannya selama ini.

"Apa, khilaf? Setelah berkali-kali Kakak mencobanya Kakak bilang semuanya itu khilaf?" Tanya Husna dengan wajah terheran-heran karena Tahu Frian ini tak pernah tulus mencintainya.

"Iya Husna aku khilaf, udah ya ayo sekarang kamu pulang sama aku, aku janji nggak akan seperti itu lagi, aku mencintaimu Husna aku nggak mau kamu berubah." Frian berkata sambil mencoba semakin mendekat ke arah Husna agar Husna mau pulang bersamanya.

"Enggak Kak!" Jawab Husna tegas sambil tangannya berisyarat menolak ajakan Frian.

"Kak, aku ini seorang perempuan, aku punya harga diri Kak dan aku nggak mau direndahkan terus seperti itu. Aku mohon mulai saat ini kakak jangan pernah mendekati dan jangan pernah ganggu aku lagi!"

Setelah menolak dan berbicara tegas, Husna langsung membalikan badannya dan coba melangkah menuju mobil untuk pergi meninggalkan Frian.

"Haha lucu ya, ternyata aku tahu alasannya kenapa akhir-akhir ini kamu jadi berubah, ternyata anak baru itu sudah mempengaruhi kamu sampai sejauh ini."

Frian berkata sambil tertawa cengengesan hingga langkah Husna pun langsung terhenti dan kembali membalikan badannya menghadap ke arah Frian.

"Berubah? Hei Kak, aku itu nggak berubah tapi aku hanya semakin sadar kalau pilihan aku dan keluargaku selama ini tuh salah terhadap kakak. Harusnya kakak juga sadar kalau perlakuan kakak sama aku selama ini sudah sangat diluar batas, sekarang aku sudah tahu maksud dan keinginan kakak sama aku itu apa. Inget ya Kak sampai kapanpun aku nggak akan pernah terjebak!"

Husna berbicara sambil teriak bahkan sampai menunjuk-nunjuk ke arah Frian.

"Jadi kamu sudah berani melanggar perjanjian diantara kita?" Ucap Frian yang masih tenang ketika dibentak bahkan dia masih berdiri dengan senyuman sinis nya seolah dia yang punya kuasa atas Husna.

"Kak, yang membuat perjanjian itu Bapak sama keluarga Kak Frian, aku sama sekali tak pernah mau masuk dalam perjanjian itu. Dulu aku memang pernah mau mencoba karena aku kira niat Kakak baik sama aku, tapi makin ke sini aku semakin tak percaya atas semua yang coba kakak lakukan sama aku."

Husna kembali menjelaskan bahwa saat ini dia sama sekali sudah tak bisa menaruh rasa percaya lagi terhadap Frian.

"Terus hutang-hutang keluargamu bagaimana Husna? Ingat ya perjanjian tetaplah perjanjian itu tak akan bisa dirubah."

Frian yang mulai menunjukkan sifat sombongnya kembali mengingatkan bahwa Husna tak mungkin bisa keluar dari perjanjian itu.

"Kakak nggak usah takut! Hutang-hutang itu akan aku lunasi, jadi mulai saat ini jangan pernah ganggu aku sama keluargaku lagi!"

Dengan yakin Husna bisa segera menyelesaikan hutang-hutang keluarganya di hadapan Frian, Husna benar-benar sudah tak mau disangkut pautkan tentang dirinya dengan Hutang keluarganya.

"Hebat banget, dapat darimana uang sebanyak itu? Oh aku tahu aku tahu, pasti kamu manfaatin anak baru itu kan? Dasar perempuan gampangan, sama saja lah mentang-mentang punya wajah cantik bisa semaunya saja memanfaatkan orang."

Frian yang memang semakin menunjukkan sifat aslinya, dia sampai merendahkan Husna dan menganggap Husna adalah perempuan murahan.

"Kakak jangan kurang ajar ya Kak!"

Karena sudah tak tahan lagi, Husna langsung mendekat ke arah Frian dan akan menamparnya.

"Husna!" Teriak Tama dari kejauhan agar Husna mengurungkan niatnya untuk menampar Frian.

Husna yang langsung terhenti hanya bisa menatap Frian dengan penuh amarah, wajahnya yang memerah dan nafas yang sangat cepat dengan tangan setengah terangkat.

Sementara Tama yang mengetahui langsung berlari menghampiri Husna dan melerainya.

"Sudah Husna. Ayo Husna kita pulang!" Ucap Tama sambil memegang kedua pundak Husna dan menuntunnya untuk pergi.

"Haha mau maunya kamu di manfaatin sama dia. Hei Tama dia belum tentu mau sama kamu, kamu cuma dimanfaatin doang sama dia!" Frian berkata sambil tertawa dibelakang mereka yang mulai melangkah menjauhi nya.

Tama yang sudah sangat kesal langsung membalikan badannya.

"Hmm, saya nggak peduli mau dianggap apa sama Husna, yang jelas saat ini Husna sudah jadi tanggung jawab saya. Jadi saya mohon jangan pernah ganggu Husna lagi sedikitpun. Ingat itu baik-baik, pak Frian!"

Tama berkata dengan tegas dan berwibawa di hadapan gurunya itu.

Setelah itu Tama dan Husna pun masuk ke dalam mobil lalu pergi dari tempat itu tanpa memperdulikan lagi Frian yang memang semakin membuat emosi mereka menjadi-jadi.

Awas saja kalian berdua, kalian tak akan semudah itu melewatiku. Sepertinya memang sudah saatnya aku bersikap lebih gila lagi terhadapmu Husna.

Frian berbicara sendiri dengan senyuman jahatnya, dia merencanakan sesuatu karena dendamnya kepada Husna semakin menjadi-jadi. Frian juga tak mau begitu saja untuk melepaskan Husna.

1
💫0m@~ga0eL🔱
syukurin, masuk bui kamu frian.
💫0m@~ga0eL🔱
syukurlah mereka semua selamat /Scowl/
💫0m@~ga0eL🔱
sungguh keterlaluan si frian. untung Tama cepat datang 😭
💫0m@~ga0eL🔱
widiihh, sarung mafia inii
TAG: Iya mafia parah/Smile/
total 1 replies
𝐀⃝🥀🅺🅸ˢˢ ᵈᵒⁿ🅺🆈ᵃⁿᵏ
🙄🙄🙄
setoran bab
𝐀⃝🥀🅺🅸ˢˢ ᵈᵒⁿ🅺🆈ᵃⁿᵏ
lhoo pacaran sama guru mmg boleh🙄🙄
MissHalu
malu kn wulan
MissHalu
Wulan Wulan kamu mh😅
TAG: /Grin/
total 1 replies
MissHalu
menghayal kaya aku,hayalan tingkat tinggi/Smile/
TAG: /Smile/
total 1 replies
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞❤️⃟WᵃfAͬyͧuᷤdͧiaͪℛᵉˣ
Cemburu tanda cinta,, Cinta pada pandangan pertama /Joyful/
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞❤️⃟WᵃfAͬyͧuᷤdͧiaͪℛᵉˣ
Wulan pede banget yah /Facepalm/
Raisa267
/Joyful//Joyful//Joyful/
Raisa267
malah nantangin /Sly/
💫0m@~ga0eL🔱
sembur si frian pake /Coffee/ panas/Right Bah!/
💫0m@~ga0eL🔱
beraninya sama perempuan /Curse/ frian jahat/Hammer/
𝐀⃝🥀🅺🅸ˢˢ ᵈᵒⁿ🅺🆈ᵃⁿᵏ
astaga... sama sama berkhayal/Facepalm//Facepalm//Smug/
💫0m@~ga0eL🔱
bheuh,, belum tentu juga /Facepalm//Joyful/
𝐀⃝🥀🅺🅸ˢˢ ᵈᵒⁿ🅺🆈ᵃⁿᵏ
mampir lagi/Smug/
💫0m@~ga0eL🔱
gak jenteel amat sih kamu /Proud/
💫0m@~ga0eL🔱
bilang aja kamu iri frian/Proud/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!