Niat hati ingin memberikan kejutan di hari pernikahan. Hatinya hancur berkeping-keping di saat sang suami lebih memilih meninggalkannya di bandingkan bertahan di dalam pernikahan.
Pertemuannya Alex dengan wanita bernama Eliza menggoyahkan hati pria itu, padahal pria itu sudah beristri yang tak lain pelakor dalam hubungan Eliza.
Jerat pun mulai Eliza lakukan demi membalas rasa sakit yang dulu pernah Mauren lakukan.
Bagaimana kisah mereka bertiga? akankah hubungan Eliza dan suami orang diresmikan atau justru karma Eliza tuai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 - Kepergian Vicky
Gumaman yang keluar dari mulut Vicky begitu lirih. Namun, hal itu mengagetkan Eliza dan Sarah.
Kedua wanita yang tengah saling terdiam tanpa kata hanya ada suara tangisan Eliza saja kini terfokus pada pria yang sedang berusaha membuka mata.
"Vicky!" ujar Eliza tak di pungkiri ikut senang melihat mantan suaminya bangun membuka mata. Meski senang, tak di pungkiri rasa sakit sebuah pengkhianatan masih terasa begitu menyesakkan di dadanya.
Tapi rasa cintanya yang memang sedari dulu tulus pada pria itu membuat Eliza tidak senang. Senang dalam artian ada harapan hidup untuk Vicky dan bisa memperbaiki setiap kesalahan yang Vicky lakukan. Tapi untuk kembali pada Vicky, rasanya tidak mungkin setelah rasa sakit semuanya di berikan kepada Eliza.
"Ini saya, Eliza, Vicky. Kamu sudah sadar," ujar Eliza seraya menghapus air matanya selalu menatap Vicky.
Vicky pun perlahan menggerakkan matanya dan tertuju kepada Eliza, istri yang ia sakiti dan malah memilih wanita lain yang ternyata hanya mempermainkannya saja. Di saat itu pula begitu tiba-tiba meneteskan air mata dengan nafas yang mulai tersengal-sengal.
"Eliza, saya mo-mohon maaf atas ke-kesalahan saya. Sa-saya, salah sa-sama kamu. To-tolong maafkan saya," ucap Vicky begitu lirih menatap dalam penuh penyesalan dengan mata kian menangis sedih.
Vicky menyadari setiap kesalahannya dan menyadari apa yang telah ia lakukan kepada Eliza begitu menyakiti hati wanita cantik yang selalu ada di sisinya sedari nol dan rela meninggalkan keluarganya demi dia. Tetapi setelah Vicky sukses, malah menyakiti dan meninggalkannya serta memilih wanita lain. Dia begitu bodoh melepaskan wanita sebaik Eliza demi wanita yang ternyata bermuka dua.
"Kamu ini bicara apa? Jangan dulu banyak gerak, lebih baik kamu istirahat dulu sampai sembuh total dan barulah kamu meminta maaf padaku." Eliza tidak mau membahas masalah itu lagi dan tidak untuk saat ini membahas hal yang membuatnya tersayat perih. Dia tidak akan egois dalam keadaan begini Masih memikirkan permasalahan menyakitkan. Tapi yang Elisa pikirkan kesembuhan setelahnya memikirkan hal yang lain.
"Ma-maaf ...." suara Vicky kembali terdengar namun masih begitu lirih. Tetapi kali ini nafasnya semakin tak terkendali, tubuh Vicky pun kian malah menegang dengan tubuh mulai kejang-kejang serta mata terus melotot seakan menandakan jika pria itu tengah merasa kesakitan.
Eliza menjadi panik dan di buat kaget. Begitupun dengan Sarah yang juga sama kagetnya. "Vicky kenapa, El? Tubuhnya kok begitu?" tanya Sarah kebingungan.
"Aku juga tidak tahu. Tolong panggilkan Dokter, Sarah!" Eliza tambah panik kala tangan Vicky semakin mencengkram kuat tangannya yang kebetulan masih memegang Vicky.
"Ma-maaf, Eliza... sa saya minta ma maaf..." Vicky terus saja meminta maaf di saat tenggorokannya terasa tercekat seakan terasa ada yang mencekik lehernya.
"Maafkan dia, El. Kasihan dia. Dia sepertinya sedang dalam keadaan sekarat." Sarah berkata menerka apa yang sedang terjadi saat ini. Tangan Sarah pun menekan tombol darurat untuk memanggil dokter di saat tengah darurat begini.
"Vicky... saya..." Eliza memejamkan matanya seakan meyakini kan dulu hatinya apakah hatinya ikhlas akan memaafkan Vicky atau masih menyimpan rasa benci untuk pria itu.
"E-eliza... ma.." Suara Vicky makin tidak ada.
"Saya memaafkan semua kesalahan yang kamu perbuat dan jika kamu ingin pergi hari ini juga maka saya ikhlas membiarkanmu pergi agar kamu tenang di alam sana," ujar Eliza setelah meyakini hatinya jika dia tidak pernah membenci tapi dia membenci keadaan yang harus ia alami.
Dan setelah Eliza mengucapkan perkataan itu, Vicky mulai terkulai lemas dengan mata perlahan menutup kembali dan terkulai lemah tak sadarkan diri lagi.
"Vicky... Vicky kamu mendengarku? Vicky, bangun!" Eliza menggoyangkan tubuh fiksi yang sudah terbujur kaku.
Eliza menunduk sedih menangis pilu mengetahui orang yang telah menemaninya kini sudah pergi untuk selamanya.
"Semua gara-gara Mauren. Kamu tlah menghancurkan segalanya sedangkan kamu masih berkeliaran bersenang-senang di luaran sana. Mauren, jika saya menemukanmu, saya akan membalas rasa sakit yang telah kau ciptakan dalam kehidupanku," gumam Eliza pelan.