NovelToon NovelToon
Bayi Rahasia Sang Serigala

Bayi Rahasia Sang Serigala

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Manusia Serigala / Hamil di luar nikah / Identitas Tersembunyi
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Zylan Rahrezi

Rere jatuh cinta pada pria buta misterius yang dia temui di Sekolah luar biasa. Ketika mereka menjalin hubungan, Rere mendapati bahwa dirinya tengah mengandung. Saat hendak memberitahu itu pada sang kekasih. Dia justru dicampakkan, namun disitulah Rere mengetahui bahwa kekasihnya adalah Putra Mahkota Suin Serigala.

Sialnya... bayi dalam Kandungan Rere tidak akan bertahan jika jauh dari Ayahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jawaban Untuk Rere

Bab 28-

Di dalam kediaman megah keluarga Vorbest, Areum duduk di ruang keluarga dengan wajah yang penuh rasa bersalah dan kekhawatiran. Ayahnya, Robin De Vorbest, duduk di seberangnya, dengan sorot mata yang penuh dengan keyakinan dan rencana-rencana besar di kepalanya. Di sampingnya, Kenny De Estyor, ibu Areum, terlihat tenang, namun tatapannya penuh dengan perhatian terhadap putrinya.

Areum akhirnya memecah keheningan dengan suara yang penuh rasa bersalah. "Ayah, Ibu... aku telah membuat kesalahan besar. Aku... Aku bodoh sekali." suaranya gemetar sedikit, dan dia tampak enggan mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi.

Robin mengangkat alis, penasaran dengan apa yang akan dikatakan putrinya. "Apa yang kau lakukan, Areum?" tanyanya dengan nada yang lebih serius dari biasanya.

"Aku... aku menyinggung Yang Mulia Putri Arliana, Areum mengakui dengan nada penuh penyesalan. "Aku tidak tahu bahwa dia adalah saudara kembar Putra Mahkota. Perasaanku yang cemburu membuatku bertindak gegabah. Sekarang, aku pasti meninggalkan kesan yang buruk pada Putri Arliana."

Kenny, yang duduk di sebelah Robin, menghela napas dan menatap putrinya dengan penuh perhatian. "Apa yang sebenarnya kau lakukan, Areum?"

Areum menggeleng pelan, mencoba menjelaskan situasinya. "Aku pikir... aku pikir dia hanya gadis biasa yang dekat dengan Arion. Jadi aku sengaja membuatnya terlihat seperti pencuri dengan kalung yang kubawa untuk Yang Mulia Ratu."

Robin tersenyum tipis, tetapi ada kekecewaan yang terpendam di balik tatapannya. "Jadi, kau membuat skenario yang berakhir dengan bumerang, ya?" katanya dengan nada tenang namun tajam.

Areum mengangguk, wajahnya merah karena malu. "Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Aku takut Yang Mulia Putri akan melaporkanku kepada Putra Mahkota. Mereka berdua pasti tidak akan menyukaiku."

Kenny, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara dengan suara lembut. "Yang terpenting sekarang adalah memperbaiki situasi ini. Kita tidak bisa membiarkan hubunganmu dengan keluarga kerajaan hancur hanya karena kesalahan kecil. Aku akan berbicara dengan Yang Mulia Ratu. Aku akan membantumu memperbaiki hubungan ini."

Areum menatap ibunya dengan penuh harap, meskipun masih ada rasa takut di hatinya. "Apa kau pikir itu bisa berhasil, Ibu?"

Kenny tersenyum lembut, meyakinkan putrinya. "Ratu Liliana adalah wanita yang bijaksana. Jika aku menjelaskan semuanya dengan benar, dia pasti akan mempertimbangkan posisimu kembali. Kau hanya perlu menjaga sikapmu lebih hati-hati di depan keluarga kerajaan."

Namun, di sisi lain, Robin yang sejak tadi mendengarkan dengan penuh perhatian, menyandarkan tubuhnya ke kursi dan berbicara dengan nada yang lebih keras. "Jangan khawatir, Areum. Apa pun yang terjadi, aku akan memastikan kau menjadi Putri Mahkota. Kita sudah merencanakan ini sejak lama, dan aku tidak akan membiarkan satu kesalahan kecil menghancurkan segalanya." Areum mengangguk, merasa sedikit lebih lega dengan janji ayahnya, tetapi lloyd, saudara lelaki Areum, yang sejak tadi diam, mengerutkan keningnya. Dia memandang ayahnya dengan tatapan ragu.

"Ayah, apakah kau yakin ini langkah yang bijak?" tanya lloyd dengan nada serius. "Putri Arliana bukan hanya saudara kembar Putra Mahkota, tapi dia juga seseorang yang sangat dihormati di kerajaan. Menyinggungnya bisa menimbulkan masalah besar bagi keluarga kita."

Robin menoleh ke arah putranya, menatapnya dengan penuh keyakinan. "Iloyd, kau terlalu banyak khawatir. Aku sudah memikirkan semua ini. Pada akhirnya, kita akan menang."

lloyd tetap ragu. "Tapi, Ayah... kita tidak bisa terus bermain-main dengan api. Jika keluarga kerajaan tahu bahwa kita mencoba memanipulasi situasi, mereka mungkin akan menghancurkan kita sebelum kita punya kesempatan."

Kenny, yang melihat perdebatan ini, berusaha menenangkan suasana. "Tenang, lloyd. Kita hanya perlu berhati-hati. Itulah mengapa aku akan berbicara dengan Ratu. Kita tidak perlu terburu-buru. Areum masih memiliki peluang besar, tetapi kita harus lebih bijaksana dalam bertindak."

Robin tersenyum puas, lalu menatap putrinya dengan penuh kepercayaan. "Areum, kau harus percaya bahwa aku akan selalu mendukungmu. Jangan biarkan satu kesalahan menghentikan langkahmu. Yang penting sekarang adalah menjaga hubungan dengan Ratu dan mengendalikan situasi ini."

Areum mengangguk pelan, meskipun rasa cemas masih menyelimuti hatinya. Dia tahu bahwa perjuangannya untuk menjadi Putri Mahkota belum selesai, tetapi kini dia lebih berhati-hati. Dengan dukungan dari orang tuanya, terutama ibunya yang akan berbicara dengan Ratu, dia merasa masih ada harapan.

Namun, dalam hati kecilnya, Areum tahu bahwa dia harus lebih berhati-hati. Satu langkah salah lagi, dan semua yang telah mereka rencanakan bisa hancur berantakan.

Rere berdiri di kejauhan, memperhatikan Arion yang sedang berada di tengah kamp pelatihan. Hatinya terasa berat. Tali mana antara dirinya, bayinya, dan Arion terus menghubungkan mereka, membuat Rere merasa tidak bisa terlalu lama berjauhan dengan Arion. Setiap kali jarak mereka terlalu jauh, dia merasa ada sesuatu yang hilang-seolah-olah energinya perlahan terkuras

Untuk memastikan dia tetap dekat tanpa diketahui, Undine telah menyelimuti mereka dengan sihir penyamaran yang membuat mereka tidak terlihat oleh siapa pun. Dari tempat persembunyiannya, Rere memperhatikan Arion dengan hati yang penuh kegelisahan.

"Undine," bisik Rere, tatapannya tetap terpaku pada Arion yang sibuk berbicara dengan para prajurit dan Jenderal Kylen. "Apakah aku dan Arion bisa bersatu kembali? Apa dia akan menerima tawaran pernikahan kontrak yang kuberikan?"

Undine melayang di samping Rere, dengan cahaya lembutnya yang selalu menenangkan. "Rere, aku tahu perasaanmu sangat kuat terhadap Arion. Tapi ini bukan soal cepat atau lambat. Kau harus bersabar," jawab Undine dengan suara lembut, mencoba menenangkan kekhawatiran yang tampak jelas di wajah Rere.

Rere menghela napas panjang, matanya masih tak lepas dari Arion. "Aku tahu... tapi semakin lama aku merasakan ketidakpastian ini, semakin besar rasa takutku." Undine melayang lebih dekat ke Rere, suaranya semakin lembut dan penuh empati. "Arion sedang berjuang dengan banyak hal saat ini. Ancaman dari dunia bawah, tanggung jawabnya sebagai Putra Mahkota, dan perasaannya sendiri. Ini tidak mudah bagi siapapun, termasuk dia."

Rere terdiam sejenak, menimbang kata-kata Undine. Dia tahu Undine benar, tetapi di dalam hatinya, rasa takut akan penolakan terus mengganggu pikirannya. "Tapi bagaimana jika dia menolak tawaran pernikahan kontrakku? Bagaimana jika dia memutuskan bahwa aku bukan orang yang tepat?"

Undine tersenyum lembut, meskipun Rere tidak bisa melihatnya.

"Kau harus percaya pada perasaanmu dan pada perasaan Arion. Dia mungkin belum memberimu jawaban sekarang, tetapi bukan berarti dia tidak memikirkannya dengan serius. Kau tahu Arion tidak pernah bertindak gegabah."

Rere menggigit bibirnya, masih tidak bisa sepenuhnya menyingkirkan kekhawatirannya. Setiap kali dia melihat Arion, hatinya berdebar, dan perasaannya semakin rumit. Dia tahu bahwa dia harus tetap tenang, tetapi sulit untuk melakukannya ketika perasaan yang terpendam begitu kuat.

"Aku hanya ingin dia tahu betapa pentingnya kehadirannya bagi bayiku... dan bagiku," gumam Rere pelan, hampir seperti berbicara pada dirinya sendiri.

Undine melayang lebih dekat, suaranya lembut namun penuh keyakinan. "Dia akan tahu, Rere. Dan ketika waktunya tiba, Arion akan membuat keputusan yang terbaik, tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga untukmu dan bayi yang kau kandung."

Rere mengangguk pelan, meskipun hatinya masih dipenuhi keraguan. Sihir penyamaran yang melindunginya dan Undine membuatnya merasa aman untuk saat ini, tetapi ketidakpastian masa depan masih menggantung di atasnya.

Dari kejauhan, Arion tampak begitu fokus dengan tugasnya, tetapi di mata Rere, dia masih Arion yang dulu-pria yang pernah mencintainya, meskipun ingatan tentang masa lalu mereka kini kabur di benaknya. Dan saat Rere terus mengamati Arion dari jauh, dia berharap bahwa suatu hari nanti, mereka bisa bersatu kembali, bukan hanya karena ikatan bayi mereka, tetapi juga karena cinta yang belum sepenuhnya hilang.

Rere berdiri di tempat persembunyiannya, masih terselubung oleh sihir penyamaran yang dibuat oleh Undine. Dia mengamati Arion dari kejauhan, menyaksikan bagaimana dia membersihkan tubuhnya setelah latihan yang melelahkan. Namun, saat pandangannya tertuju pada tubuh bagian atas Arion, tanpa sadar dia terpaku. Arion tampak shirtless, kulitnya yang berkeringat memantulkan sinar matahari yang terik. Rere tiba-tiba merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

Pikiran Rere mulai melayang ke masa lalu, saat mereka masih berada di dunia manusia. Dia teringat dengan jelas bagaimana Arion, saat itu, tidak mengizinkannya keluar dari kamar selama empat hari penuh. Dia begitu protektif, begitu mengkhawatirkan keselamatannya, hingga dia mengurung Rere di kamar, tak membiarkannya pergi ke mana pun. Kala itu, Rere merasa terkekang, namun di sisi lain, dia juga tidak bisa mengabaikan bahwa perhatian Arion membuatnya merasa istimewa, meski dengan cara yang agak berlebihan.

Kenangan itu kembali menyergapnya, dan Rere merasa seolah-olah dia kembali ke saat-saat itu-saat di mana Arion tampak begitu kuat dan mendominasi, namun di saat yang sama juga penuh kasih sayang. Tubuhnya menjadi panas, dan tanpa disadari, dia mulai membiarkan pikirannya menjelajahi ingatan-ingatan yang seharusnya tidak dia ingat sekarang.

Namun, seketika, Rere tersadar, wajahnya memerah seketika. "Арa yang kupikirkan?!" bisiknya keras, memarahi dirinya sendiri. Perasaan malu mulai menyergapnya, dan dia dengan cepat

mengalihkan pandangannya dari Arion. Dia tidak boleh memikirkan

hal-hal seperti itu, terutama di tengah situasi yang begitu rumit

seperti sekarang.

Undine, yang berdiri di sampingnya, menyadari perubahan pada ekspresi Rere dan menatapnya dengan tatapan heran. "Ada apa, Rere?" tanya Undine, nada suaranya lembut namun penuh rasa ingin tahu.

Rere dengan cepat menggeleng, berusaha menyembunyikan rasa malunya. "Tidak, tidak ada apa-apa, Undine," jawabnya dengan gugup. "Aku hanya... teringat sesuatu yang konyol, itu saja."

Undine, meskipun merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Rere, memutuskan untuk tidak mendesak lebih jauh. "Baiklah, kalau begitu, tetaplah fokus. Kau tahu kenapa kita ada di sini."

Rere mengangguk pelan, berusaha menenangkan pikirannya yang masih dipenuhi oleh bayangan masa lalu. "Aku tahu," gumamnya. "Aku hanya harus fokus... dan melupakan semua ini."

Namun, meskipun dia berusaha keras untuk melupakan, jejak kenangan tentang Arion dan perasaan yang mereka miliki di masa lalu terus menghantuinya. Dalam hati, Rere bertanya-tanya, apakah dia benar-benar bisa melupakan perasaan itu, atau apakah perasaannya terhadap Arion masih sekuat dulu, meskipun dunia mereka kini penuh dengan masalah yang jauh lebih besar.

Keesokan harinya, setelah kembali dari pelatihan, Putra Mahkota Arion segera menghadap Raja Arthur, ayahnya. Wajah Arion tampak tegas, meskipun dalam hatinya masih ada kekhawatiran yang belum sepenuhnya terselesaikan. Dia tahu bahwa masalah yang lebih besar menunggunya, terutama tentang posisi Putri Mahkota yang terus menjadi perbincangan di kalangan keluarga kerajaan.

Saat dia memasuki ruangan pribadi Raja Arthur, ayahnya sudah duduk di singgasananya, tatapannya penuh dengan keteguhan. Raja Arthur, yang selalu dikenal sebagai pemimpin yang bijak dan tegas, memandang putranya dengan sorot mata serius.

"Arion, duduklah. Kita perlu membicarakan sesuatu yang penting." kata Raja Arthur tanpa basa-basi, menunjukkan bahwa pembicaraan ini bukan sekadar percakapan biasa.

Arion segera duduk di kursi yang disediakan di depan ayahnya, mendengarkan dengan penuh perhatian. "Ada apa, Ayah?" tanyanya, meskipun dia sudah bisa menebak sebagian dari apa yang akan dibahas

Raja Arthur menghela napas pelan sebelum melanjutkan. "Kau tahu, keluarga Vorbest sudah lama menargetkan posisi Putri Mahkota untuk putri mereka, Areum. Mereka tidak berhenti menekan istana untuk menjadikan Areum sebagai calon Putri Mahkota."

Arion mengangguk pelan. Nama Areum sudah sering disebut-sebut dalam perbincangan istana, dan dia tahu bahwa keluarga Vorbest memiliki ambisi besar untuk memperkuat pengaruh mereka di kerajaan melalui Areum. Namun, dia tidak pernah merasa nyaman dengan gagasan itu, terlebih setelah beberapa kejadian yang membuatnya semakin ragu akan niat keluarga Vorbest.

"Mereka sangat gigih, dan aku ingin kau mencari cara untuk membuat mereka berhenti mengusik soal ini," lanjut Raja Arthur. "Kita tidak bisa membiarkan posisi Putri Mahkota menjadi alat untuk ambisi keluarga yang hanya memikirkan kepentingan pribadi mereka."

Arion terdiam sejenak, memikirkan kata-kata ayahnya. Dia tahu bahwa ayahnya benar. Namun, di dalam hatinya, dia sudah tahu apa yang harus dia lakukan.

"Ayah," Arion akhirnya angkat bicara, suaranya penuh keyakinan. "Aku sudah memikirkan hal ini selama beberapa waktu. Keluarga Vorbest mungkin memiliki ambisi besar, tetapi aku sudah punya keputusan sendiri tentang siapa yang akan kuinginkan untuk posisi Putri Mahkota."

Raja Arthur mengangkat alisnya, terlihat sedikit terkejut. "Oh? Kau sudah punya pilihan sendiri? Siapa wanita itu?"

Arion menatap ayahnya dengan tatapan yang tegas, matanya bersinar dengan keyakinan. "Wanita itu bukan Areum, Ayah. Dia adalah seseorang yang jauh lebih tulus dan sudah kupercaya."

Raja Arthur terdiam sejenak, mencoba mencerna kata-kata putranya. Dia tahu bahwa Arion bukan tipe orang yang membuat keputusan gegabah. "Dan siapa dia?" tanya Raja Arthur akhirnya, penasaran.

Arion menghela napas panjang, lalu dengan suara penuh ketegasan, dia menjawab. "Dia adalah wanita yang telah lama ada di hidupku, bahkan sebelum aku menyadari arti pentingnya. Aku memilih dia untuk menjadi Putri Mahkota, bukan karena ambisi, tetapi karena aku tahu dia adalah orang yang tepat." Raja Arthur menatap putranya dalam diam, mencoba menilai keseriusan dalam kata-kata Arion. Meskipun Raja Arthur selalu menjadi sosok yang tegas, dia tahu bahwa Arion tidak akan membuat keputusan ini dengan sembarangan.

"Baiklah, Arion," jawab Raja Arthur akhirnya, meskipun masih ada sedikit keraguan di suaranya. "Jika kau benar-benar yakin tentang ini, maka kita akan membahasnya lebih lanjut. Namun, kau harus siap menghadapi konsekuensi dari keputusan ini, terutama dengan keluarga Vorbest yang tidak akan menerima kekalahan begitu saja."

Arion mengangguk, sudah siap dengan apa yang akan dihadapinya. "Aku sudah siap, Ayah."

Dengan jawaban itu, percakapan mereka berakhir, namun di dalam hati Arion, dia tahu bahwa ini hanyalah awal dari tantangan yang lebih besar. Keluarga Vorbest tidak akan tinggal diam, dan dia harus bersiap menghadapi segala kemungkinan, terutama tentang wanita yang telah dia pilih untuk menjadi Putri Mahkota.

1
@Risa Virgo Always Beautiful
lanjut kak
✨💥N༙྇A༙྇B༙྇I༙྇L༙྇A༙྇²💥✨
mampir kak
yumin kwan
baru Nemu....langsung marathon...
pliz jgn digantung ya ...
Zycee: sanzz ae sanz
total 1 replies
꧁LC*¹³🌸Intan PS Army 🐨°°🕊️꧂
keren di awal udah keren
Intan Nurul
menarik..sekali

bikin penasaran kisah selanjutnya
Intan Nurul
seruuuu euyy..lanjutt thoor /Determined/
RiJu
wah, ternyata rere keturunan peri
RiJu
tulisannya bagus.
apa yg dimaksud dgn setengah peri dan manusia? apakah rere?
Zycee: mana ku tau🗿
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!