'Xannia Clowin'
Gadis cantik berusia 22 tahun yang selama menjalani hidup baru kali ini dia mengetahui pengkhianatan sang ayah kepada ibunya .
Sejak Xannia berusia 2 tahun ternyata sang ayah sudah menikah lagi bahkan wanita itu sedang mengandung anaknya.
Awal mula terbongkar pengkhianatan ayahnya itu ketika sorang gadis yang tak jauh beda dari usia xannia datang,gadis itu langsung menemui ibu Xannia dan mengaku sebagai anak dari istri kedua suaminya,
semenjak kejadia itu ibu xannia sering sakit-sakitan dan 5 bulan kemudian sang ibu meninggal dunia.
Dari kejadian itu menimbulkan rasa dendam dan sakit hati Xannia kepada ayah dan kelurga istri keduanya,sehingga Xannia bertekat membalaskan dendam atas rasa sakit dan pengkhiantan ayahnya yang sampai membuat ibunya tiada,bahkan dia rela menjadi istri kontrak miliader yang ingin memiliki keturunan , dan dari situlah Xannia ingin memanfaatkan pria itu untuk membalaskan dendamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VHY__, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Davendra memberhentikan mobilnya di sebuah gereja yang terdapat danau yang cukup luas.
"Keluar," ucap Davendra dan keluar dari dalam mobil.
Xannia tak banyak bertanya karna dan mengikuti pria itu keluar dari dalam mobil.
Davendra menggandeng tangan Xannia memasuki gereja itu.
Setelah pintu besar itu terbuka, Xannia dapat melihat seorang pastur dan juga asisten pria yang sedang menggandeng tangannya sambil berjalan menghampiri dua orang di depannya.
"Semuanya sudah siap tuan," ucap Rafa, asisten Davendra.
Xannia melihat kearah pria berkacamata itu setelah mereka tiba di hadapan pastur.
Davendra hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Kita mulai sekarang," ucapnya pada sang pastur.
Dan pernikahan itu pun terjadi, Davendra dan Xannia mengucapkan janji suci pernikahan di hadapan Tuhan dengan di saksikan oleh pastur dan juga Rafa.
Setelah mengucapkan ikrar pernikahan Davendra menyematkan cincin di jari manis Xannia dan begitu pun sebaliknya.
"Kalian bisa mencium pasangan kalian," kata pastur.
Pandangan Xannia beradu dengan mata tajam Davandra yang menatapnya dalam dan dingin, tak ada ekspresi bahagia yang di perlihatkan Davendra yang ada hanya wajah datar tanpa senyum.
'Ini hanya sementara, 'batin Xannia meyakinkan dirinya sendiri.
Wajah Davendra semakin dekat dengan wajah Xannia, Ia memejamkan matanya merasakan bibir Davendra yang kini sudah mencium bibirnya.
Ciuman lembut tanpa ada tuntutan dan nafsu di dalamnya, hingga ciuman itu pun berakhir.
"Dengan ini kalian resmi menjadi suami istri," ucap pastur.
"Kau membawanya Rafa?" tanya Davendra.
"Sudah saya bawa tuan, ada di dalam mobil," jawab Rafa.
Setelah pernikahan itu selesai mereka berpamitan pada pastur dan keluar dari gereja.
Rafa berjalan kearah mobilnya dan mengambil sebuah map biru yang memang sudah dia siapkan sebelumnya atas perintah sang boss.
"Ini tuan," ujar Rafa.
Liam menyerahkan map itu pada Davendra dan pria itu membacanya terlebih dahulu sebelum memberikannya kepada Xannia.
"Ini! Bacalah terlebih dahulu," ujar Davendra memberikan map itu pada Xannia.
Xannia mengambil surat kontrak itu dan membacanya dengan sangat teliti tanpa ada yang terlewat sedikit pun.
Dan semua poin-poinnya benar-benar menguntungkan mereka berdua.
'Dia bahkan memberikan separuh hartanya padaku jika kami bercerai?' batin Xannia sambil menutup mulutnya karna merasa terkejut.
Tanpa banyak bertanya lagi, Xannia langsung menandatangi surat kontrak itu di hadapan Davendra dan juga Rafa.
Davendra mengambil surat itu dan kembali memberikannya pada Rafa.
"Kau bisa menunggu di mobil, aku akan berbicara dengan Rafa sebentar," ujar Davendra pada xannia
Xannia pun menuruti pria itu dan masuk kedalam mobil milik Davendra.
"Siapkan pesta pernikahanku seminggu lagi, buat semewah mungkin... Dan, jangan beritahu siapapun,ąku ingin memberikan mereka sebuah kejutan," ucap Davendra dengan senyum miring yang menghiasi wajah tampannya.
"Baik tuan, akan saya lakukan sesuai keinginan anda," sahut Rafa.
Sedangkan dari dalam mobil, Xannia terus memperhatikan kedua pria yang sedang mengobrol serius.
"Apa yang mereka bicarakan?" gumam Xannia.
Cukup lama mereka mengobrol hingga membuat Xannia merasa bosan.
"Kenapa mereka lama sekali," gerutunya.
Hingga tak lama kemudian MmDavendra masuk kedalam mobil.
"Apa yang kau bicarakan dengannya?" tanya Xannia.
"Tidak ada," jawab Davendra.
"Kita akan kemana?"
"Pulang," sahut Davendra.
"Pulang?" ulang Xannia.
"Kita sudah menikah, jadi kau akan pulang ke rumahku," ujar Davendra.
"Bagaimana dengan semua pakaianku?" kata Xannia.
"Anak buahku yang akan memindahkan semua barang-barang mu," sahut Davendra.
Pria itu menyalakan mesin mobilnya dan mulai melajukan mobil itu.
"Kita sudah menikah, apa pernikahan kita akan di rahasiakan?" tanya Xannia.
"Untuk apa di rahasiakan. Bukankah kau ingin memamerkannya pada ayahmu xannia.
"Sebentar lagi juga mereka akan tahu," lanjutnya.
Mobil yang di kemudikan oleh Davendra mulai memasuki mansion mewah milik pria itu.
Xannia melepaskan sabuk pengamannya setelah mobil itu berhenti.
"Kau tidak turun?" tanya Xannia setelah keluar dari mobil.
"Aku harus ke perusahaan, ada yang harus aku urus," jawabnya.
"Kau bisa melakukan apapun yang kau mau di rumah ini, "ucapnya.
Davendra kembali menjalankan mobilnya dan pergi meninggalkan mansionnya.
Sedangkan Xannia, wanita itu masuk kedalam mansion dan berjalan kearah kamar Maverick berada.
Xannia melepas gaunnya dan berjalan kearah walk in closet.
"Semua pakaianku sudah ada di sini?" monolognya.
Xannia mengambil pakaian santainya dan Wanita itu kembali keluar dari kamar dan berjalan kearah dapur.
Mansion mewah itu terlihat sepi dan ia tak melihat pelayan-pelayan yang berlalu lalang.
"Kemana perginya semua orang?" gumamnya.
Setelah sampai di perusahaannya, Davendra langsung berjalan kearah lift khusus CEO.
"Tuan Davendra,"
Terdengar suara wanita yang memanggil Davendra dengan lembut.
Pria itu membalikkan tubuhnya dan melihat siapa yang baru saja memanggilnya.
Dia melhat seorang wanita dengan rambut sebahu sedang tersenyum kearahnya.
Davendra memicingkan matanya. "Siapa kau?" tanya pria itu dengan dingin dan datar.
"Saya Maria Clowin, putri kedua dari tuan Martin Allexander Clowin," sahut amaria yang terlihat malu-malu dan beberapa kali membenarkan rambutnya.
"Anak tuan Clowin? Setahuku dia hanya memiliki satu anak perempuan saja," ujar Davendra.
"Apakah ada hal yang penting? Karna aku sedang sibuk," ujarnya lagi.
Dan pembicaraan kedua orang itu terlihat oleh beberapa pegawai MmDavendra yang tak sengaja lewat.
"Bukankah wanita itu yang kemarin berbicara dengan Xannia?" bisik salah satu wanita pada temannya
Ketiga wanita itu tak sengaja lewat di dekat Davendra yang masih berada di depan lift.
"Iya, yang aku dengar kemarin wanita itu adalah adik Xannia dan itu berarti dia anak kedua dari tuan Clowin, wanita itu juga bilang bahwa dia akan di jodohkan dengan boss kita," sahut wanita yang satunya lagi.
"Mungkinkah dia akan menjadi nyonya besar kita?" ujar yang lainnya.
Dan kedua temannya hanya bisa mengedikan bahunya tanda atak tahu apapun.
Senyum dari bibir Maria tak pernah luntur dari wajah wanita itu, dia bahkan menatap Davendra dengan binar bahagia.
"Saya hanya ingin mengantarkan ini, saya membuatnya sendiri," ujar Maria sambil menyerahkan kotak bekal yang ada di dalam paper bag.
"Dalam rangka apa kau memberikannya?" ucap Davendra dingin.
"Tidak ada, saya hanya ingin memberikannya saja," ucap Maria dengan pelan.
"Jika tidak ada yang penting atau menyangkut dengan perusahaan jangan datang kemari," ujar Davendra dingin dan menatap Maria tajam.
Pria itu masuk kedalam lift dan meninggalkan Maria begitu saja tanpa mengatakan apapun lagi.
Sedangkan Mari terlihat menahan wajah marahnya dan mengeratkan pegangannya pada paper bag tersebut.
'Bisa-bisanya dia mempermalukan aku, 'batinnya.
Karna tidak ingin terlalu lama menahan malu akhirnya Maria meninggalkan perusahaan itu.
TING...
Pintu lift terbuka, Davendra berjalan menuju ruangannya.
"Rafa sudah kembali?" tanya Davendra pada sekretarisnya.
"Sudah tuan," jawab Susan, sekretaris Davendra
Dave tak mengatakan apapun lagi, pria itu masuk kedalam ruangannya dan langsung duduk di kursi kebesarannya.
Tak lama kemudian pintu ruangan Davendra kembali terbuka dan masuklah seorang pria paruh baya.
"Ada apa paman datang kesini?" tanya Davendra
"Tidak ada, aku hanya ingin memberitahumu saja, karna ponselmu sulit sekali di hubungi," ujarnya.
"Ada apa?" tanya Davendra.
"Tuan Clowin mengatur perjodohan untukmu dan putrinya," ucap pria itu.
"Bukankah putrinya bekerja disini? Dan kau juga sudah mengenalnya," lanjutnya.
"Paman tak perlu repot-repot menerima perjodohan itu. Karna aku sudah menikah," ujar Davendra dengan wajah santainya.
"Kau jangan bercanda, jika kau sudah menikah kenapa aku tidak tahu. Pernikahan bukanlah ajang main-main , jika ayahmu tahu dia akan semakin menghantuiku," ujar Bimo yang merupakan asisten pribadi dari mendiang ayah Davendra
"Aku tidak sedang bercanda dan juga tidak sedang main-main," pungkas Dave menatap pria paruh baya yang ada di hadapannya.
"Lalu siapa wanita itu?" tanya Bimo.
"Kau akan tahu sendiri nanti paman. Jadi, datanglah ke pesta pernikahan kami minggu depan,"
"Dan kau tenang saja, mulai sekarang ayahku tidak akan muncul lagi di mimpimu, karna putra satu-satunya ini sudah menikah," ucapnya masih dengan sikap santainya.
"Aku tunggu minggu depan, jika kau berbohong aku akan menerima perjodohan itu untukmu," ujar Bimo dan keluar dari ruangan Davendra.
Bersambung.......