LUNE WALLACE -- soorang wanita cantik yang mengalami koma selama hampir 5 tahun lamanya.
Dia merasa diberikan kesempatan untuk hidup kembali karena ingin mencari cinta dalam hidupnya hingga akhirnya bertemu LOUIS VUITTON KINGSFORD.
(Alur mundur)
Instagram author : @zarin violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
LL2
SINGAPURA
Seminggu kemudian ...
Lune sudah diperbolehkan pulang dan keluarganya begitu bahagia menyambut kedatangannya di rumah mewah mereka.
Lune mengedarkan pandangannya ke area rumah itu. Rumah yang begitu asing baginya.
"Tak apa, nanti kau akan terbiasa di sini, Sayang," kata Loudes yang mengerti isi pikiran Lune.
Lana memegang tangan Lune dan membantunya berjalan ke arah sofa.
Lune sudah bisa berjalan meskipun masih tertatih tatih.
"Thank you," ucap Lune.
Lalu Lana kembali memeluk Lune.
"Aku merindukanmu. Aku merindukan ketika kita mengobrol sebelum tidur. Dan kita akan mulai melakukannya lagi sekarang," ucap Lana tersenyum.
"Hmm," sahut Lune singkat.
"Istirahatlah, Sayang," kata Lourdes.
"Aku ingin berkeliling rumah ini," kata Lune.
"Oke, aku akan menemanimu," kata Lana.
Lune tersenyum dan beranjak berdiri dengan perlahan.
"Apakah kau tak kuliah, Lana?" tanya Lune.
"Aku sudah bekerja," jawab Lana.
"Ah ya, aku lupa bahwa ini sudah 5 tahun berlalu," jawab Lune.
"Apakah aku akan kuliah?" Tanya Lune sambil berjalan.
Anthony dan Loudes mendengar hal itu.
"Kau ingin kuliah?" tanya Lourdes.
"Ya, bukankah aku tertinggal banyak pelajaran selama 5 tahun?" tanya Lune.
"Ya, baiklah. Nanti kita pikirkan lagi apakah kau akan melanjutkan kuliah atau tidak. Tunggu keadaanmu benar benar membaik dan sehat, Sayang," jawab Anthony.
"Ya, baiklah," sahut Lune.
Lalu Lana membawa Lune ke taman belakang rumah mereka.
"Apakah sejak awal kita tinggal di Singapura?" tanya Lune.
"Tidak, daddy pindah kemari karena pekerjaan. Pekerjaan di sini lebih baik daripada di Eropa," jawab Lana.
Lune hanya mengangguk saja dan kemudian mereka duduk di kursi taman.
"Usiaku sudah 24 tahun sekarang. Tapi kurasa kepribadianku tak berubah dan stuck di usia 19 tahun," ucap Lune tersenyum.
"Kau akan bisa menyesuaikannya nanti," jawab Lana.
Lune mengangguk.
"Apakah aku bisa bekerja sepertimu, Lana?" Tanya Lune.
"Ya, tentu saja. Aku akan selalu berada di sampingmu. Kau akan melanjutkan kuliahmu dan aku akan membantumu seperti biasa," jawab Lana.
"Thank you," sahut Lune tersenyum.
Lana merangkul bahu Lune dan menempelkan kepalanya pada Lune.
"Aku akan selalu menjagamu, Lune. Aku tak akan meninggalkanmu lagi," kata Lana.
"Kau pernah meninggalkanku?" tanya Lune.
"Ya, aku kuliah di Amerika dulu. Tapi sekarang kita sudah bersama dan lupakan masa lalu," jawab Lana.
Lune tersenyum dan mengangguk.
*
*
6 bulan kemudian ....
LONDON
"Louis, kapan kau akan menikahi Claire? Ini sudah terlalu lama dari jarak pertunanganmu. Jangan mempermainkannya karena dia wanita yang baik," kata Thea.
"Mom, aku tak mempermainkannya. Dalam setahun ini aku memang sangat sibuk. Tanyakan saja pada daddy jika tak percaya," jawab Louis.
"Tapi sampai kapan?" tanya Thea.
"Sampai aku tak sibuk dan memiliki waktu dengan Claire. Aku tak ingin mengecewakannya dengan kesibukanku nantinya. Pembukaan perusahaan di Asia membuatku sangat sibuk dan aku bekerja sendirian karena Gio hanya fokus di Eropa," jawab Louis dengan alasan yang masuk akal.
"Kau memiliki banyak asisten yang bisa kau percaya, Louis. Sepertinya mommy perlu menjebakmu agar kau cepat menikah," jawab Thea.
"Jebakan mommy tak akan berlaku padaku," sahut Louis yang membuat Thea geram.
"Mommy akan keluar negeri besok. Jaga Claire baik baik," kata Thea.
"Dia wanita dewasa yang cukup pintar menjaga dirinya sendiri, Mom," jawab Louis.
"Tapi dia tetap seorang wanita, Louis. Mommy pergi, bye," ucap Thea dan keluar dari ruangan kantor Louis.
"Huufffttt ... Urusan wanita selalu merepotkan," gumam Louis.
*
*
SINGAPURA
"Morning," sapa Anthony pada ketiga wanita tercintanya yang kini sudah berkumpul di meja makan.
"Morning, Daddy," sahut Lune tersenyum.
"Kau sepertinya sangat bahagia, Sayang," kata Anthony.
"Ya, dia akan melakukan perjalanan dinas pertama kalinya, Dad. Kinerjanya bagus di perusahaan dan bos kami mengirimnya ke New York," jawab Lana.
"Benarkah? Selamat, Sayang. Kau benar benar hebat," sahut Anthony.
"Kau akan menemaninya kan, Lana?" tanya Lordes.
"Tidak, Mom. Dia akan pergi bersama Sasha. Tenanglah, Sasha akan menjaganya dengan sangat baik," jawab Lana.
"Ya, Mom. Jangan khawatir. Aku sudah sangat sehat," sahut Lune.
"Sayang, tapi kau baru ..."
"No, Mom. Aku sudah sangat sehat. Aku hanya hilang ingatan dan bukan gila jadi aku bisa menjaga diriku sendiri," potong Lune.
"Oh my ... Sepertinya sikap pemberontakmu mulai kembali, Sayang," ucap Anthony.
Lune dan Lana tertawa mendengar hal itu.
"Aku suka tantangan, Dad. Aku ingin mengenal lebih banyak tempat dan negara. Singapura terlalu kecil untukku meskipun aku sangat senang tinggal di sini," kata Lune sambil mengambil makanannya.
"Dad, jangan melarangnya," ucap Lana seakan mengingatkan sang daddy.
Anthony mengangguk.
"Kapan kau akan berangkat?" tanya Lourdes.
"Dua hari lagi," jawab Lune.
"Berapa lama kau di sana?" tanya Anthony.
"Satu bulan," jawab Lune.
"Sayang, itu terlalu lama," sahut Lourdes.
"Mom," ucap Lana sambil menggelengkan kepalanya.
"Oh God, baiklah," jawab Lourdes pasrah.
"Thank you, Lana," ucap Lune pada sang kakak.
Lune tak melanjutkan kuliahnya, melainkan belajar sendiri secara otodidak melalui buku buku yang dibacanya selama 2 bulan penuh.
Banyak buku yang dibacanya untuk mengenal apa pun termasu tentang pekerjaannya saat ini.
Lana memasukkan Lune ke perusahaan tempatnya bekerja karena dia yakin bahwa Lune cukup bisa bersaing di dunia kerja.
Lune memiliki kepintaran yang tak bisa dianggap remeh. Hilangnya ingatan tak membuat kepintarannya hilang dan dulu Lune termasuk salah satu mahasiswi terbaik di kampusnya sebelum terjadi kecelakaan.
Hanya dalam waktu 4 bulan saja, Lune akhirnya menguasai bidang pekerjaannya yang berpusat pada bisnis import.
Dan dia begitu excited menjalani kehidupan barunya. Masalah pria? Lune tak begitu memikirkannya karena untuk saat ini dia fokus pada pekerjaannya yang membuatnya bersemangat menjalani hidup.
Lune akan ditugaskan di kantor pusat di New York untuk lebih menguasai bidang pekerjaannya dan menerapkannya di Singapura.
Dia akan ditemani oleh Sasha yang merupakan sahabat baik Lana di kantor.
*
*
LONDON
"Jadi kita akan ke New York?" tanya Claire.
"Ya, mommy ingin kita datang di acara keluarga Kingsford di sana," jawab Louis.
Claire tersenyum.
"Aku senang jika ada acara keluarga besarmu. Mereka sangat humble dan aku merasa sangat diterima," jawab Claire.
"Hmm," sahut Louis tersenyum.
"Berapa lama kita di sana?" tanya Claire.
"Hanya beberapa hari saja," jawab Louis.
"Aku akan menyelesaikan pekerjaanku sebelum kita pergi. Kapan kita berangkat?" tanya Claire.
"Besok," jawab Louis.
"Oke," sahut Claire.
Dan mereka melanjutkan makan malamnya di sebuah restoran mewah.
Louis dan Claire memang jarang bertemu. Claire selalu mencari cara agar hubungan mereka tetap hangat dan tak bermasalah dengan seringnya makan siang dan makan malam berdua seperti yang dilakukan mereka saat ini.