Bumi ~
Sampai matipun aku tak akan pernah menyentuh wanita sepertimu karena tempatmu bukan berada di sisiku tapi berada di kakiku .
Air ~
Tak apa jika kau tak akan pernah melihatku , akan kunikmati setiap sakit yang kau torehkan karena aku adalah istrimu .
Hubungan yang terjalin karena adanya paksaan . Dendamnya pada wanita yang telah menjadi istrinya membuatnya buta untuk melihat kebenaran . Akankah Air mampu bertahan ? Akankah Bumi mampu melepasnya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
" Mbak ... "
Air yang sedang membersihkan ruang bawah rukonya menoleh dan tersenyum melihat adik kesayangannya sudah datang .
" Sini Wa bantuin mbak dulu biar cepat kelar "
Dewa mendekati Air dan mengambil sapu dari tangan kakaknya .
" Apa yang dia udah lakuin pada kakak ? Kenapa kakak bisa sampai ke tempat ini !? "
Air sangat paham adiknya mulai terbakar emosi ketika melihat Nafas Dewa yang mulai turun naik . Air menepuk bahunya pelan .
" Hubungan kakak baik baik saja , cuma kakak lagi pengen bikin usaha sendiri . lni juga atas izin Mas Bumi , berkat bantuan temen juga . Kamu ngga usah mikir aneh-aneh "
" Ngga usah bohong sama Dewa , dari pertama saja aku bisa lihat dia tidak menyukai kita . Beda banget sama kak Reynand yang humble dan humoris "
Air malah tertawa mendengar penuturan adiknya , Dewa memang pintar melihat watak orang . Reynand selalu bersikap hangat pada siapa saja walau dia adalah seorang CEO perusahaan besar .
" Dosa seudzon sama orang Wa , apalagi sama kakak ipar sendiri "
Dewa hanya mendengus , dia bukan orang bodoh yang bisa di bohongi kakaknya . Dewa tidak tahu apa permasalahan yang sedang di hadapi kakaknya tapi ia akan menjadi garda terdepan jika ia melihat kakaknya disakiti di depan matanya .
Ada dua wanita muda yang membantu Air di tempat itu , tentu saja Deniel yang mengatur semua . Dua wanita itu sempat terpana dengan ketampanan seorang Dewa .
Sama seperti Air kakaknya , walau penampilannya sangat sederhana tapi dia mempunyai kharisma yang membuat kaum hawa tertarik . Biasa bekerja keras membuat tubuhnya terbentuk sempurna .
Belum sampai pekerjaannya selesai Dewa menyusul kakaknya ke ruang atas .
" Ada masalah apa kak ? Dewa bukan anak kecil yang bisa kak Air bohongi . Mata Dewa ngga buta untuk melihat bekas luka di sekujur badan kakak . Bajing*an itu udah nyiksa kakak ya ?! " tanya Dewa dengan tangan terkepal
" Jangan mikir terlalu jauh Wa , kebanyakan nonton sinetron kayaknya kamu ! Kakak jatuh pas lagi bersihin pecahan pot . Kakak yang ceroboh menyenggol pot hingga hancur berantakan "
Dewa mengambil Janu dari box bayi yang tersedia di tempat itu . Mungkin penyewanya dulu juga punya bayi . Bayi itu tampak tersenyum senang , mungkin Janu tahu bahwa Dewa adalah pamannya .
Seorang wanita yang tadi membantunya dibawah tiba tiba naik ke atas .
" Bu Aira .. ada Pak Deniel di bawah bawa makan siang . Beliau minta ibu untuk makan dulu "
" Ya mbak Was , sebentar lagi saya turun "
" Deniel ? Siapa dia mba ? Kok bukan Mas Bumi yang nganter makan buat embak ? "
" Yaelahh Dewa , kamu kan tahu Mas Dewa pemimpin perusahaan . Mana ada waktu dia buat hal sepele kayak gini "
" Sepele ? Mbak bilang ngasih makan anak dan istri itu sepele ? Kalau Dewa jadi dia , Dewa nggak akan biarin anak istri Dewa dikasih makan sama laki laki lain "
" Ckk .. udah ayo turun . Laper lama lama embak denger kamu ngomong "
Deniel sedikit terkejut ketika ada laki laki muda yang tampan turun dari kamar atas bersama dengan Air .
" lni adik aku , Dewa namanya ! Tadi dia kesini kangen sama Janu " kata Air yang paham dengan tatapan terkejut Deniel .
" Dewangga Wicaksana ... biasa dipanggil Dewa " kata Dewa sambil mengulurkan tangannya pada Deniel .
" Deniel Brown .. panggil Deniel aja "
Dewa dan Deniel langsung bisa akrab , mereka terlihat serius berbicara ketika Air sedang menyiapkan makan siang yang tadi di bawa oleh Deniel .
Janu yang sedang ada di pangkuan Dewa pun tampak anteng anteng saja . Malah sesekali jeritan dan tawanya terdengar .
" Den ... Wa ... sini kita makan dulu ! Janu biar sama mbak dulu sini , kalian makan dulu " Air serasa punya dua adik.laki laki saat ini . Tak menyangka adiknya bisa secepat ini akrab dengan Deniel padahal mereka baru sekali bertemu .
" Nunggu Varo bentar , katanya mau makan siang bareng kita . Dari kemarin ngamuk ngamuk soalnya nggak tahu kamu minggat dari apartemen " ujar Deniel enteng .
" Deniel ... " lirih Air menatap Deniel .
Air melihat raut adiknya yang terlihat biasa biasa saja , bukannya membuatnya tenang tapi malah membuat Air merasa khawatir . Air tahu benar Dewa bukan orang yang biasa biasa saja ketika tahu kakaknya tertimpa masalah .
" Aku retas cctv apartemen kamu .... "
" Cctv !? "
" Apartemen yang kamu tinggali kemarin termasuk apartemen mewah , ada cctv di setiap ruangan . Kecuali kamar tidur dan kamar mandi tentu saja "
" Hahhh ... kok bisa "
" Nggak ada yang ngga bisa buat seorang Deniel Brown ! Aku dan Dewa yang akan urus semua . Kamu aman disini , bajing*an itu nggak akan tahu kamu disini "
" Deniel please ... dia masih suami aku "
" Suami Mbak bilang ? Suami seperti apa yang tega ngusir istri nya , apalagi ada Janu . Nggak punya hati dia " sambar Dewa .
" Dewa ngga terima !! Dewa akan kasih pelajaran sama laki laki angkuh itu !! " Dewa menatap ke arah Deniel , dan sepertinya Deniel paham tatapan itu . Deniel hanya mengangguk dan tersenyum smirk .
" Awas ya kalian macem macem ! "
Tak lama sebuah mobil masuk area parkir ruko , Varo sepertinya sudah datang . Pria yang masih menggunakan setelan jas lengkap itu terlihat berlari ke dalam .
" Tinggalkan dia !! Aku mohon , aku tak akan membiarkanmu dan Janu hidup tersiksa bersamanya !! "
"~ Lihat kan Mas Bum , banyak yang ngincer Aira jadi ngga usah macem macem ya 😎. Dukung terus ya !! Jangan lupa jempol nya ~