Perjuangan seorang pemuda yang bernama Barata untuk balas dendam karena di hina oleh tunangannya.Dia dianggap tidak cocok oleh tunangannya yang merupakan murida dari salah satu perguruan terkenal.Karena bercita-cita ingin menjadi kuat dan tidak mau di remehkan ia pun mencoba mendaftarkan diri ke suatu perguruan.Namun di tengah jalan tanpa dia sadari tiba-tiba ada sebuah cahaya yang menabrak dirinya hingga membuatnya pingsan.Hal itulah yang membuat dirinya terlambat untuk mendaftar sebagai murid baru.
Secara pelan tapi pasti Barata terus berlatih dan melangkah dari titik lemah sampai menuju ke titik yang paling kuat.Dia pun akhirnya menemukan sebuah perguruan yang mau menerima dirinya dan menjadi murid utama di sana.
Setelah berlatih beberapa bulan akhirnya ia pun oleh gurunya diikutsertakan dalam sebuah pertandingan yang mana di sana ia bertemu dengan tunangannya yang juga ikut dalam pertandingan itu.Bagaimana cerita selanjutnya ikuti saja dalam sang penerus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah sasaran
Kumara kemudian masuk kedalam perguruan bersama dengan mereka bertiga. Dengan kecerdikannya dia berhasil mengelabuhi tiga orang murid perguruan Harimau Api itu.
"Kalau boleh saya tahu siapakah nama tuan tuan bertiga ini."Tanya Kumara.
"Nama aku Jalu kakek."Ucap Jalu memperkenalkan dirinya.
"Aku Danar dan ini temanku suri."Ucap Danar.
"Kalian bertiga boleh memanggilku Tabib jenggot panjang, karena orang biasanya memanggil ku begitu."Ucap Kumara.Asal ngomong saja
"Baik kakek tabib jenggot panjang."Ucap Jalu.
Kumara memperhatikan perguruan Harimau Api dengan seksama ,tidak lama kemudian langkahnya terhenti ketika melihat para murid wanita sedang berlatih,otak kotornya mulai bereaksi memikirkan hal-hal indah indah begitu melihat tubuh mereka yang masih kencang dan padat berisi.
"Kakek tabib berjenggot ada apa kenapa berhenti."Tanya Jalu.Ketika melihat Kumara sedang memperhatikan murid perempuan berlatih.
"Ah tidak apa apa tuan Jalu,saya cuma kagum saja melihat para murid di sini yang begitu rajin sekali dalam berlatih."Ucap Kumara.Kemudian melanjutkan langkahnya.
"Di sini setiap murid memang harus disiplin kek , setiap hari mereka harus berlatih sesuai dengan peraturan yang sudah di tentukan."Ucap Jalu.
Kumara mengangguk angguk mendengar penjelasan dari Jalu itu, hingga tidak lama kemudian mereka pun sampai disebuah saung bambu.
"Silahkan duduk kakek tabib."Ucap Jalu.
"Baiklah."Ucap Kumara.
" Danar setelah kau mengantar suri beristirahat cepat suruh murid lain untuk membuatkan minuman untuk aku dan kakek tabib"Perintah Jalu.
"Baik Kakang."Ucap Danar.
"Maaf tuan Jalu, apakah boleh saya bertanya sesuatu."Tanya Kumara.
"Silahkan saja tuan tabib tidak perlu sungkan tanyakan saja apa yang ingin tuan tabib tanyakan."Ucap Jalu.
"Apakah nanti tuan yang akan mewakili perguruan ini pada turnamen bela diri yang diadakan di perguruan Tapak suci itu."Tanya Kumara, setelah tahu bahwa Jalu berada di tingkat pendekar kelas atas tahap pertama.
"Mengapa tuan tabib berkata seperti itu."Tanya Jalu.
"Ya karena aku ingin memberikan ramuan pada tuan untuk menjadi lebih kuat supaya dapat menenangkan pertandingan itu jika tuan Jalu adalah wakil perguruan ini."Ucap Kumara.
"Ramuan kuat apa maksud kakek jenggot panjang."Tanya Jalu.Tidak mengerti maksud dari Kumara.
"Begini tuan,jika tuan Jalu meminum ramuan yang saya buat ini, tuan Jalu akan segera memiliki tenaga yang tidak ada habis-habisnya, bahkan tuan dalam waktu dekat akan menerobos ketingkat pendekar kelas atas tahap akhir."Ucap Kumara.
Jalu tercekat mendengar perkataan dari tabib berjenggot terpanjang yang ada di hadapannya itu.
Ia berfikir untuk mengaku saja kalau dirinya yang akan mengikuti turnamen itu.Dengan begitu dia akan mendapatkan ramuan itu.
"Benar kakek tabib sayalah yang akan mengikuti turnamen itu, tapi saya rasa tidak perlu untuk meminum ramuan itu karena aku sudah cukup kuat saat ini."Ucap Jalu seakan akan menolak ramuan itu.
Kumbara merasa senang mendengar pengakuan dari Jalu itu berarti tugasnya akan segera selesai.
"Tuan tidak perlu sungkan terima saja ramuan dari saya ini,aku memberikan gratis kepada tuan."Ucap Kumara sambil mengeluarkan botol hitam dari balik bajunya.
"Tapi kakek tabib...
"Sudahlah ambil ini dan minumlah satu hari sebelum pertandingan dimulai."Ucap Kumara.
"Baiklah aku terima pemberian dari kakek tabib ini supaya kakek tidak tersinggung"Ucap Jalu.
"Kalau begitu aku permisi dulu tuan,aku harus melanjutkan perjalanan ku yang masih jauh"Ucap Kumara.
"kenapa buru buru Kakek tabib."Tanya Jalu.
"Perjalanan ku masih jauh tuan Jalu, aku takut nanti kemalaman."Ucap Kumara beralasan.
"Jika begitu baiklah mari saya antar."Ucap Jalu.
Kumara dan Jalu kemudian berjalan menuju ke depan, Jalu merasa beruntung mendapatkan ramuan hebat dari tabib berjenggot panjang itu,ia yakin setelah meminum ramuan itu akan dapat melampaui murid yang lainnya di perguruan Harimau Api itu.
Sementara itu Jaladarta yang berada di tapak suci harus menemui kesulitan karena harus mengalami pemeriksaan yang ketat.Sebagai tuan rumah penyelenggara perguruan tapak suci tidak begitu saja mengizinkan orang asing masuk.Setiap orang asing yang masuk harus menunjukkan identitasnya dari perguruan mana dan ada keperluan apa.
Jila yang saat itu sedang bersama pasukan keamanan terpaksa menahannya di luar.
"Maaf tuan resi kami tidak mengizinkan resi masuk kalau tuan resi mau beristirahat di sana ada tempat khusus untuk resi melepaskan lelah."Ucap Jila sambil menunjuk kearah saung bambu yang bertatapkan daun ilalang.
"Tapi saya lapar tuan, apakah tuan tidak mau memberikan saya makanan."Ucap Jaladarta.
"Tentu saja resi akan kami berikan makanan dan minuman sebaiknya tuan resi tunggu di sana."Ucap Jila.
Jaladarta merasa sangat kesal dengan pemuda yang ada di hadapannya itu,ingin rasanya ia mengobrak abrik tempat itu.
"Baik tuan."Ucap Jaladarta segera menuju saung bambu yang berada di bawah pohon besar.
"Kurang ajar, ingin rasanya aku menghajar pemuda itu."Ucap Jaladarta.Dengan rasa kesal di hatinya.
Jaladarta kemudian duduk di saung bambu seolah olah sedang melepaskan lelah sambil menunggu minuman dan makanan yang di janjikan Jila tadi.
Hingga tidak berapa lama kemudian salah seorang murid datang dengan membawa minuman dan makanan untuknya.
"Hanya ini yang bisa kami berikan kepada tuan resi."Ucap murid itu,sambil memberikan beberapa ubi rebus dan minuman.
"Saya ucapkan banyak terima kasih pada mu tuan."Ucap Jaladarta.
"Kalau begitu saya tinggal dulu tuan resi."Ucap murid itu.
"Tunggu tuan."Seru Jaladarta.
"Ada apa tuan?"Tanya murid itu.
"Saya mau tanya akan ada acara apa kenapa di sini banyak di hiasi dengan bendera apakah ada upacara pengangkatan pemimpin baru di perguruan ini?"Tanya Jaladarta, berpura pura tidak tahu.
"Bukan tuan resi ,di sini akan di adakan turnamen bela diri yang akan di adakan tiga hari kemudian."Ucap murid itu.
"Oh jadi begitu, siapakah yang nanti akan maju menjadi peserta dari perguruan ini kira kira tuan."Tanya Jaladarta.
"Tentu saja murid utama perguruan ini tuan resi dia adalah nona Wulandari."Ucap murid itu.
"Aku punya air dewa dari hasil pemujaan yang sangat ampuh untuk meningkatkan kekuatan seseorang, apakah tuan mau."Ucap Jaladarta.
"Air Dewa untuk meningkatkan kekuatan, kelihatannya cukup menarik,kalau aku minum air itu apakah aku akan menjadi kuat tuan resi."Tanya murid itu menjadi penasaran.
"Tentu saja kau akan menjadi kuat dalam tempo singkat."Ucap Jaladarta.
"Sebagai rasa terima kasih,aku berikan air ini pada mu ,tapi kau juga harus memberikan air ini pada nona Wulandari supaya dia bisa menenangkan pertandingan nanti dengan mudah,bagaimana?"Ucap Jaladarta.
"Baik tuan resi,saya akan bangga jika dapat membantu nona Wulandari menenangkan pertandingan nanti."Ucap murid itu.
"Kalau begitu kau harus berikan ini padanya dan ingat kau harus memastikan dia untuk meminumnya."Ucap Jaladarta.
"Baik aku mengerti tuan resi."Ucap murid itu.
"Kalau begitu aku pergi dulu."Ucap Jaladarta.
"Tunggu... Jaladarta.!!"Teriak seseorang yang datang tiba-tiba memanggil namanya.